Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - -

Just share my thoughts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haruskah Datang ke Pernikahan Mantan?

14 Januari 2020   20:38 Diperbarui: 16 Januari 2020   09:10 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya lebih baik yang mempunyai acara tak perlu mengundang dan yang diundang tak perlu datang kecuali sama-sama bisa bersikap dewasa tak perlu mempertontonkan drama yang justru membuat malu diri sendiri sebenarnya. Hargailah tuan rumah.

Tuan rumah pernikahan Indonesia bukan hanya kedua mempelai tetapi juga dua keluarga mempelai. Jika perasaannmu ambyar, ambyarlah dengan tenang. Stay cool.

Orang yang diundang ke pernikahan mantan sebenarnya sudah pasti bilang No Way ! tetapi ada beberapa faktor alasan orang tetap datang ke acara pernikahan mantan.

  1. Pressure. Pressure bisa dari lingkungan dan teman-teman sekitar yang mengkompori bahwa ia harus datang kalau tidak ingin dibilang belum move on, cemen, dan cengeng. Sebenarnya malas sekali datang tapi lebih malas lagi kalau tak datang akan dikira masih sakit hati padahal sih sudah melupakan dan lukanya sudah sembuh. Ada juga yang sebenarnya ingin menghindari karena takut pingsan ga kuat liat si dia di pelaminan sama orang lain tapi nanti dikira cemen. Teman-teman mengkompori "just suck it up. And deal with it.."
  2. Dramatisir. Sudah menemani tujuh tahun lamanya akhirnya cuma jagain jodoh orang. Si doi nikah sama orang lain. Ingin lihat mantan yang terakhir kalinya dan janji akan ikhlas dan ga akan stalking dan gangguin lagi lalu ia datang menghadiri pernikahan. Kalau cowo dia ingin lihat bagaimana cantiknya si mantan menggunakan baju pengantin. Kalau versi cewe cuma ingin salaman cuma sama pengantin cowo aja. Orang-orang gini biasanya yang suka nangis dan minta peluk mantan yang sudah jadi istri atau suami orang.
  3. Revenge. Ditinggal menikah tak membuat ia lebay tapi dendam masih ada. Datanglah ia ke pernikahan sang mantan. Kalau cewe dandan secuuaantikkk mungkin untuk membuktikan ia baik-baik saja dan berfikir si mantan akan meyesal telah meninggalkan gadis secantik dia. She's the best he can get. Kalau yang cowo datang ke pernikahan mantan bawa gandengan baru yang lebih cantik. Orang-orang ini biasanya keliatan paling asik dan menikmati. Ga tau beneran asik atau asik di luar tapi ambyar di dalam.
  4. Masih berteman. Pisah sama mantan mungkin putusnya baik-baik. Bukan karena orang ketiga tapi memang harus putus. Perbedaan keyakinan misalnya. Dan setelahnya bisa jadi teman bahkan saudara. Kalau ada lho ya. Datang ke pernikahan karena memang menghargai terlebih sudah terlanjur kenal baik dengan keluarga sang mantan. Disuruh datang sama mantan calon mertua. Kalau nolak takut dibilang sombong. Hadirlah ia di pernikahan mantan. Biasanya orang ini akan terlihat biasa saja karena lebih strong. Atau biar dibilang manusia ikhlas yang kaut setegar karang padahal dalam hati belum tentu.
  5. Nothing to lose. Tak ada rasa kehilangan. Mantan nikah biasa saja. Ga berasa apa-apa. Mungkin karena bukan mantan terakhir yang menikah. Mungkin masa pacaran dari masa yang sudah sangat berlalu namun masih menjaga hubungan baik. Semasa pacaran masih cinta monyet mungkin.
  6. Menang duluan. Seribu undangan dari mantan ga akan masalah kalau benar-benar sudah melupakan dan punya pengganti yang lain. Apalagi kalau sudah bahagia lebih dulu.

Itu tadi beberapa alasan menurut saya mengapa orang tetap hadir ke pernikahan mantan. Saya pernah bertanya kepada teman-teman saya jika dapat undangan pernikahan dari mantan apakah bersedia hadir ? 90% jawabannya tidak. Bahkan ada yang menjawab "ya dateng aja tapi abis naro amplop abis itu langsung kabur". 

Rata-rata jawabannya tidak karena mantan kekasih sudah dianggap tidak penting, jadi pesta pernikahan mantan tak harus jadi agenda khusus. Tapi tergantung bagaimana hubungan terakhir jika masih baik-baik kemungkinan akan datang meskipun dirinya belum memiliki pasangan, lain hal jika hubungan terakhir buruk jangankan datang diundangpun belum tentu.

Banyak pendapat menyatakan memenuhi undangan merupakan suatu kewajiban. Namun kembali lagi kepada individu masing-masing jika menghadiri suatu undangan dirasa tidak nyaman maka tak perlu memaksakan diri. Lagipula dalam undangan biasanya bertuliskan 'Apabila Berkenan Hadir'. Berikut alasan yang bisa dipakai jika tak berkenan hadir

  1. Liburan. Sebelumnya harus tahu terlebih dulu waktu acara, belilah tiket perjalanan untuk menyenangkan hatimu.
  2. Tak peduli. Jika dirasa tidak perlu atau tidak 'kuat' tak perlu datang dan tak perlu pedulikan pendapat orang sekitar.
  3. Kirim hadiah. Mungkin ini cara yang paling sopan. Ketika enggan datang namun tetap bisa menghargai dengan mengirim hadiah pernikahan atau karangan bunga, atau hanya sekedar menitip amplop.
  4. Pura-pura mati. Yang ini becanda. Tapi silahkan kalau mau coba. Si mantan pasang janur kuning, kamu juga ga mau kalah pasang bendera kuning. Ehh.

Intinya bagi si pemilik acara jika memutuskan untuk mengundang mantan tak perlu diundnag kalau hal itu akan menimbulkan hal yang tidak baik. Urusan hati cukup diri sendiri dan Tuhan yang tahu. Jika sudah mantap menikah tak perlu tunjukan seolah masih peduli dengan masa lalu. Hargai yang sudah dipilih. Jangan jumawa merasa diri orang yang tak terlupakan. Perjalanan baru dimulai karena tak semua hal tentang mantan. 

Untuk yang di undang urusan hati juga cukup simpan dalam hati biar kamu dan Tuhan yang tahu. Tak perlu lihat jika memang menyakitkan. Patah hatilah dengan elegan. Tak perlu menangis di panggung kebahagiaan orang. Perjalanan masih panjang, 7 miliar orang di dunia bukan hanya dia seorang. Tuhan tahu jalan yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun