Perlahan-lahan ia mengendap-endap dan di sudut jendela ambulance ia mengintip dan yang ia lihat adalah sebuah keranda dengan jenazah di dalamnya. Keranda itu bergoyang-goyang sehingga menimbulkan suara gaduh. Shock apa yang ia lihat, sontak Mang Jupri langsung lari terbirit-birit.
Hari - hari berlalu dan gossip tentang beberapa warga yang melihat penampakan hantu pocong dan keranda di ambulance sudah viral di lingkungan mereka. Dengan berbagai cerita mulai dari sosok pocong di dalam ambulance dan penampakan keranda yang terkadang muncul bertengger di atas atap ambulance.
Warga pun menjadi kesal karena semenjak ada ambulance, mereka merasa dihantui dan takut jika malam hari harus melewati lapangan dan lahan parkir. Dan tak sedikit mereka yang menyalahkan Pak Jamal dan menuding bahwa ia membawa mobil pembawa sial.
Pergunjingan inipun tentu sudah sampai ke telinga keluarga Pak Jamal. Anak-anak dan istri Pak Jamal menjadi malu dan merasa bersalah. Bu Jamal pun menyesalkan kejadian ini, karna dari awal ia pun tidak setuju dengan keputusan sang suami untuk membeli ambulance bekas.
Bu Jamal takut kalau ambulance ini punya penunggu yang ikut, apalagi ambulance di mana kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut korban kecelakaan ke rumah sakit atau mengantar jenazah. Mobil yang mempunyai banyak kejadian dan tragedi, begitu pikir Bu Jamal.
Namun Pak Jamal orang yang sulit ditentang, bahkan ia enggan menjelaskan mobil ambulance yang ia bawa pulang ini ambulance untuk pasien ataukah untuk jenazah. Karena sudah santer beredar dan meresahkan, maka warga bermusyawarah bahwa Pak Jamal harus segera membangun garasi di rumahnya sendiri dan memarkirkan ambulance tersebut di dalam rumahnya sendiri. Atau opsi kedua adalah mau tidak mau Pak Jamal menyingkirkan ambulance tersebut.
Dalam rapat internal keluarga Pak Jamal, istri dan anak-anak Pak Jamal tak setuju jika mobil ambulance yang katanya berhantu tersebut masuk ke dalam rumah. Mereka juga kena imbas malunya jika saat ini jadi sorotan, apalagi saat musyawarah warga, ada yang menyeletuk “kalau belum sanggup beli mobil gak usah maksa”. Mereka lebih memilih opsi kedua yaitu menyingkirkan mobil tersebut daripada menjadi perdebatan.
Namun mobil yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan, namun karena pembelian unit ambulance ini secara cicil dengan potong gaji setiap bulan maka Pak Jamal berharap masih ada jalan.
Akhirnya keluarga Pak Jamal mengambil langkah bicara baikbaik secara kekeluargaan kepada pihak rumah sakit, ia juga membawa tokoh masyarakat sebagai saksi. Akhirnya pihak rumah sakit bersedia dengan berbagai syarat dan ketentuan yang harus diterima Pak Jamal seperti denda dan lainnya. Warga lega kini sudah tidak ada lagi hantu ambulance yang menjadi momok yang menakutkan.
Sekian cerita dari saya yang gak seram ini. Sebenarnya cerita saya terinspirasi dari kejadian nyata. Teman dari adik saya punya tetangga yang membeli mobil bekas ambulance untuk dialihfungsikan menjadi mobil pribadi.
Dan warga sekitar sering melihat penampakan hantu pocong dari dalam ambulance yang terparkir di luar tersebut. Tapi saya bingung apakah ini disebut cerita horror atau cerita lucu ya, kok ada orang yang bisa-bisanya membeli ambulance. Apa tidak ngeri. Entahlah.