Akhhhh… ingin rasanya aku berteriak sekencang-kencangnya. Kukutuk orang yang mengorbitkan celana jenis setan seperti itu, kekutuk orang yang menjahitnya hingga ia tak ubahnya kain lap atau celana anak berusia empat tahu-an, kukutuk orang yang menjualnya, kukutuk model yang memeragakannya baik yang pertama kali memeragakannya di catwalk Perancis atau pun orang yang terakhir kali memeragakannya di pasar Labukkang, Parepare. Hati ini hanya bisa mengingkari, apalagi mata ini, yah mata ini sebagai korban perzinahan paksa harus berspekulasi memandang barang yang tak pernah terbetik dalam hati untuk membelinya. Maunya mulut menegur, namun setan dibisikkan bahwa ia bersama suaminya masuk ke tokoh tersebut, nanti aku kena pukul katanya, akhhhh inilah selemah-lemah iman. Akhirnya kudoakan, semoga mereka mendapat hidayah agar berpakain yang sesopan mungkin, kalau perlu pakai jilbab!
Dapat! Dengan wangi bunga Granium satu pak dan wangi kulit Jeruk satu pak kubawa ke kasir lotion itu. Kembali musik disko tak berseni itu memaksa masuk menghentakkan gendang telinga yang tak berdaya untuk tidak mendengarnya. Sungguh musik yang tak berseni! Kukutuk pula orang yang menciptakannya dan menyebarluaskannya, paling tidak semoga mereka sadarlah.
Aku masih bingung, kok bisa ada orang yang menyukai musik jenis setan ke-2 demikian. Bagaimana pula orang-orang yang senantiasa berjoged di tempat dugem (dunia gemerlap), lebih gaulnya diskotik itu. Musik itu bisa membangkitkan syahwat manusia untuk bermaksiat ketika terlena dan mabuk kepayang mendengarkannya. Benar-benar kukutuk orang yang menciptakannya!
Selepas menyelesaikan transaksi pembayaran, kulangkahkan kaki menuju keluar untuk menunggangi kuda besi tak bermesinku. Alhamdulillah, aku benar-benar bebas dari biaya parkiran—maklumlah kawan, aku masih berstatus mahasiswa. Kembali kaki mengayuh dengan berat sepeda yang kuberi nama Al Asykar itu. Eits, baru beberapa puluh meter kujalani, kulihat lagi seorang wanita dengan empat orang lelaki berbincang. Entah apa yang mereka lakukan. Sang perempuan memakai pakaian yang juga kekurangan kain—namun masih mending daripada dua wanita sebelumnya. Entahlah, entah apa yang mereka bicarakan.
Dunia ini benar-benar akan kiamat!!! Terbukti lagi perkataan Rasulullah saw bahwa ia belum melihat penghuni neraka yang memakai pakaian tapi telanjang. Sekarang, kamilah umatnya yang senantiasa dipaksa dan dicocori pemandangan panas tak sedap tersebut. Ya Allah, inikah hasil dari sebuah paham kebebasan sampai-sampai ingin bebas bertelanjang di depan umum? Inikah yang disebut hak asasi manusia (HAM) yang melanggar mata-mata orang untuk memandang secara aman dan nyaman? Inikah pemahaman liberalisme yang senantiasa memembunuh adat ketimuran yang sopan dan santun itu? Inikah pemahaman sekuler yang senantiasa diagung-agungkan sehingga kehidupan terpisahkan dari agama, padahal agama sebagai sarana untuk berinstropeksi serta sarana menapaki jalan kehidupan yang haq dan benar?
Kumohon Anda yang membaca susunan-susunan huruf ini agar sadar dan menyadarkan yang lain bahwa kita sedang dijajah. PEMIKIRAN KITA yang DIJAJAH oleh MEREKA KAUM KAFIR senantiasa menjauhkan kita dari agama kita, menjauhkan kita dari Alquran, menjauhkan kita dari Assunnah, dan menjauhkan kita dari para ulama. Bahkan kita sendiri yang alergi terhadap sesuatu yang berbau agama, padahal hal itu merupakan sarana untuk kita keluar dalam alam kegelapan menuju alam yang terang dan menerangkan. Kalimat yang sering kita ucapkan ketika membuka suatu diskusi atau pagelaran acara.
Lalu, aku bertanya kepadamu wahai kawan, apa bedanya kita dengan orang-orang di zaman Jahiliah kalau begitu keadaannya? Terbukti lagi perkataan Rasulullah saw, Islam datang dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing pula. Maka kawan, beruntunglah orang-orang yang senantiasa terasing karena Allah. Kapan kita sadar? Kapan kita mau bertobat? Ketika sudah tua? Apakah kita yakin kita hidup sampai tua? Benar-benar yakin? Betulkah ungakapan bahwa ”Muda hura-hura, tua foya-foya, mati masuk surga”? Murobbiku bilang sih “Punna Upa’”—kalau beruntung!!!
Kisah ini kukhususkan bagi kaum wanita yang memang nantinya paling banyak memasuki neraka—ini pernyataan dari Rasulullah saw kawan. Begitu pula dengan kaum lelaki untuk senantiasa menjaga pandangan dan menahan kemaluan. Susah kawan? Benar sekali, sungguh benar, sangat-sangat susah! Karena memang cobaan dan ujian terbesar dalam dunia sang penipu ini bukanlah harta dan tahta, namun WANITA, kawan. Namun tak mengapa, kebaikan dan pahala yang kita dapatkan berbanding lurus dengan usaha kita untuk menegakkan syiar dan menaati perinta Allah Swt serta menahan dari yang mungkar. Lalu dimanakah posisi kita sekarang? Karena tidaklah seseorang dikatakan beriman sebelum ia mengalami ujian yang membuktikan keimanannya, sekali lagi, catat itu!
Sekadar nasehat kawan (wanita), jagalah hijab Anda, kumohon jagalah. Ketika engkau menjaganya, niscaya engkau melakukan dua bahkan lebih kebaikan. Engkau telah mengikuti perintah Allah untuk menjaga hijab dan setidaknya engkau tak memaksa kami untuk berzina melalui mata kami. Jangan katakan bahwa sang penulis adalah orang bersih dan saleh. Aku katakan, jauh dari itu. Anda dosa itu mengeluarkan bau busuk, niscaya engkau aku akan menciumnya dari tubuhku dan menjauhiku. namun senantiasa aku memulai untuk menghilangkan bau itu dan memperbaiki diri. Itu kawan, dan terakhir kali, catat itu! :)
Sekadar catatan: pandangan-pandangan yang senantiasa kuceritakan ialah pandangan yang tak sengaja karena terpaksa dan pandanganku pun langsung kualihkan kawan. Maka jangalah Anda menghardik, mencelah, dan berpikiran buruk kepadaku. Kukisahkan ini agar kita dapat mengambil hikmah di dalamnya. Ketika ada yang salah dan menyinggung perasaan Anda maka itu datangnya dari aku pribadi dan setan laknat Allah. Namun ketika ada yang menyinggung Anda dan itu adalah kebenaran maka kuucap syukur karena itu datang dari Allah Swt. Wallahu ‘alam.
29 Juni 2012