Mohon tunggu...
Oki Muraza
Oki Muraza Mohon Tunggu... profesional -

Catatan perjalanan guna merekam jejak cita-cita.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tetaplah Menanam - Belajar dari Hubbert dan Sabatier

17 Februari 2017   11:40 Diperbarui: 17 Februari 2017   11:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, 8 Maret 1956, Dr. Marion King Hubbert di ballroom Plaza Hotel di San Antonio, sebagai Keynote Speaker di the American Petroleum Institute, mempresentasikan sesuatu yang sensasional, "Nuclear Energy and the Fossil Fuels". Hubbert menyatakan bahwa minyak bumi akan segera habis, Amerika serikat sebagai produsen minyak bumi akan segera mencapai puncak produksinya sekitar tahun 1965 dan kemudian produksi minyak akan terus turun.

Tahun 1973, Hubbert hampir benar, sebab dunia mengalami krisis energi. Tapi saat itu krisis energi bukan disebabkan minyak yang habis, tapi akibat logistik yang terputus akibat konflik perang yang berkecamuk saat itu.

Setelah puncak produksi tahun 1970, ternyata masik ada puncak produksi lainya di tahun 1985 akibat produksi Alaska dan tahun 2000-an, shale oil menjadi booming.
Hubbert mungkin belum 100% benar, tapi ia meng-inspirasi banyak pihak untuk memproduksi dan mencari alternatif energi.

****
Paul Sabatier, di sekitar tahun 1910 menemukan cara mereaksikan CO2 dengan Hydrogen yang menghasilkan gas methane dan air.
CO2 + 4 H2 → CH4 + 2 H2O + energy ∆H = −165.0 kJ/mol
dengan nickel catalyst pada suhu 300-400 oC.
Tahun 1912, Sabatier menerima Nobel prize.
Tapi ini reaksi Sabatier masih tidak jelas bergunanya dimana.
Baru tahun 2010, ternyata reaksi Sabatier ini berguna untuk memproduksi air di stasiun luar angkasa.
Kemudian baru tahun 2013, Audi, produsen mobil Jerman mengumumkan pabrik skala demo yang memproduksi Bahan Bakar Gas (BBG), yaitu gas methane yang dihasilkan dari CO2, dengan bantuan hydrogen dari electrolysis.
Reaksi Sabatier ini menemukan aplikasinya setelah 100 tahun berlalu !
***
Apapun cuaca saat ini, tetalah menanam, sebab bisa jadi ada bibit bibit yang kita siapkan tumbuh dan bermanfaat di masa yang akan datang, tanpa kita bisa ketahui kapannya.
Tapi tetap mengingatkan khalayak, tetaplah bersuaralah lantang seperti Hubbert dan tetaplah bekerja salam sunyi seperti Sabatier.

Dhahran, musim hujan, 17 Februari 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun