Sesak dada yang kurasakan kian hari makin terasa
Akibat dipenuhi banyak pemikiran yang tak pasti
Hanya bisa merenung sambil berpikir akan kenyataan hidup yang kujalani
Kegundahan demi kegundahan seakan sudah menjadi makanan sehari-hari
Hampir tak bisa kubedakan antara ekspetasi, harapan, dan juga kenyataan yang kujalani
Setiap hari selalu membangun dunia yang kuanggap indah
Seolah seakan selalu berusaha lari dari dunia yang sekarang kuhadapi
Dunia yang kuciptakan sendiri, akankah ini semua hanya sebuah ilusi?
Sebuah ilusi yang tercipta atas dasar keinginan dan harapan
Berusaha untuk mewujudkan keinginan tersebut
Sebuah keinginan sederhana, hanya ingin hidup dalam ketenangan
Namun semuanya terbentur pada kenyataan yang harus dihadapi
Tuntutan demi tuntutan harus bisa dijalani, hanya agar tetap bisa bertahan hidup
Bertahan dalam dunia yang sebenarnya singkat ini
Dunia yang nyata ini bagiku hanyalah sebuah ilusi
Karena sebanyak apapun keinginan dunia yang dikejar, tak akan pernah ada habisnya
Manusia seringkali terbuai pada ilusi dunia yang sifatnya sementara
Tidak akan ada habisnya jika semuanya dikejar
Kenyataan pada kehidupan sebenarnya setelah dunia ini berakhir justru yang dianggap sebagai ilusi
Karena tidak dapat dirasakan secara nyata
Aku yang selalu termenung dan berdiam diri
Hanya bisa meneruskan membangun duniaku sendiri
Tak ingin kuterpengaruh pada tuntutan-tuntutan dunia nyata yang tak ada habisnya
Karena hanya sebuah ketenangan yang ingin kudapatkan
Kadang diriku selalu bertanya, untuk siapa aku hidup?
Apabila terus melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati orang lain
Bukanlah ketenangan yang akan didapatkan
Hanya ada sebuah ilusi kebahagiaan dalam diri sendiri atas apa yang telah dilakukan untuk mendapat simpatik dari orang lain
Karena itu aku sering memilih untuk tidak mempedulikan kata-kata orang lain
Dan meneruskan membangun dunia yang dianggap banyak orang sebagai sebuah ilusi
Biarlah semuanya membicarakanku sesuai kehendak hati mereka
Karena bukan pujian dari orang lain yang aku harapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H