Mohon tunggu...
MUQOYYIMUL
MUQOYYIMUL Mohon Tunggu... Seniman - MAHASISWA

MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH STUDI DI YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Kata Baku dalam Karya Tulis Ilmiah

11 Agustus 2022   07:13 Diperbarui: 11 Agustus 2022   07:22 2374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karya tulis ilmiah merupakan hasil karya seseorang dalam melaporkan suatu masalah dan merumuskannya melalui suatu metode dan percobaan penelitian di lapangan. 

Karya tulis ilmiah bersifat fakta karena data diambil dari lapangan langsung serta pengolahan data mengutip dari sumber yang memiliki kredit yang jelas, misalnya tokoh ternama yang berada pada bidangnya. 

Fungsi dari karya tulis ilmiah adalah dapat memberikan informasi terkait permasalahan yang dibahas oleh penulis melalui gaya bahasa dan penyajian data yang jelas dan mudah dipahami.

Menurut Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi, karya ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang berlandaskan pada hasil penelitian yang disusun secara sistematis mengikuti metodologi ilmiah, yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban ilmiah dari suatu permasalahan. 

Umumnya karya tulis ilmiah dibuat oleh siswa maupun mahasiswa yang sedang menempuh studi yang mengharuskan adanya karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan.

Maraknya karya tulis ilmiah di Indonesia tidak diimbangi dengan kompetensi mahasiswa dalam menyusun sistematika penulisan, faktanya masih banyak mahasiswa yang kebingungan dalam mengolah data serta memberikan bahasa komunikasi melalui susunan kata yang padu dalam membuat naskah ilmiah. 

Hal ini banyak ditemukan dengan adanya penggunaan kata tidak baku dalam karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa. Sehingga dapat dikatakan karya tulis ilmiah tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik.

Dalam menghasilkan karya tulis yang baik maka diperlukan isi yang jelas dan sesuai dengan aturan kepenulisan bahasa. Menurut Sudikno Mertokusumo kaidah diartikan sebagai "Peraturan hidup yang menetukan bagaimana manusia itu seyogyanya berperilaku, bersikap di dalam masyarakat agar kepentingannya dan kepentingan orang lain terlindungi, atau dalam arti sempit kaidah hukum adalah nilai yang terdapat dalam peraturan konkret". 

Dengan demikian seperangkat aturan tersebut menjadi dasar penulis dalam membuat karya tulis ilmiah yang baik termasuk penggunaan kata baku yang benar.

Menurut Kosasih (2003:95) "Kata baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan." Selanjutnya menurut Keraf (1984:28) menyatakan, "Kata baku merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa". 

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kata baku adalah suatu kata yang bersifat umum dan memiliki patokan yang mutlak atau tidak dapat diubah dalam penulisan ragam bahasa.

Ragam bahasa merupakan seperangkat kaidah kebahasaan yang melingkupi aspek komunikasi lisan dan tulisan menggunakan bahasa Indonesia. Menurut Finocchiarno (1964:8) bahasa adalah satu sistem simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Dengan demikian bahasa menjadi hal yang sangat penting dalam proses berkomunikasi antar pihak.

Kata baku bahasa Indonesia memiliki patokan-patokan yang mutlak dan tidak dapat diubah atau dicampur dengan kosakata asing baik digabung maupun dipisah dalam berbeda kata. 

Kata baku merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berada dalam kaidah kepenulisan bahasa Indonesia yang benar. Sehingga dengan menggunakan kata baku yang benar maka benar pula berkomunikasi bahasa Indonesia sesuai kaidahnya.

Menurut Salim (1991) arti kata penggunaan adalah proses menggunakan sesuatu. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan adalah tingkat keseringan dalam menggunakan sesuatu berdasarkan durasi dan frekuensinya dikarenakan rasa senang melakukan aktivitas tersebut. 

Artinya kata baku bahasa Indonesia tidak dapat dikatakan sering digunakan karena rendahnya durasi dan frekuensi pemakaiannya terutama dalam karya tulis ilmiah. Hal tersebut tentu memiliki pendorong yang menjadikan kata baku mulai sulit ditemukan dalam karya tulis sastra Indonesia.

Pengaruh adanya arus globalisasi yang membanjiri generasi saat ini menjadikan kata baku mulai tercampur dalam kata-kata serapan yang memiliki makna yang sama namun berpotensi menghilangkan unsur resmi kata baku bahasa Indonesia. 

Terlebih lagi karya tulis ilmiah yang bersifat rasional dapat bercampur adanya kata atau kalimat yang tidak baku sehingga menimbulkan frasa dan makna yang cenderung sulit untuk diterima semua orang.

Karya tulis ilmiah yang berisi segala hal mengenai laporan data yang akurat seharusnya dikemas dalam ragam bahasa yang bersifat nasional dengan kata baku yang tepat dan sesuai kaidah penulisan bahasa Indonesia. 

Susunan kata yang dapat dimengerti oleh orang banyak adalah hasil karya tulis ilmiah yang berhasil serta memiliki tujuan solusi permasalahan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun