Mohon tunggu...
Wildan Muqorrobin
Wildan Muqorrobin Mohon Tunggu... -

@wildanmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Menghargai yang semakin Mahal Harganya

13 Desember 2016   20:35 Diperbarui: 14 Desember 2016   11:36 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi percakapan individu dalam organisasi | Sumber: antiochmidwest.edu

Dalam keanyataannya sikap saling menerima perlu kita terapkan dalam realita yang terjadi, suka maupun duka, sehat maupun sakit meskipun sulit, karena ini anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemudian menghargai dapat dituangkan melalui sikap saling mengedapankan etika, sopan santun terhadap diri sendiri dan apabila bertemu atau bekerja dengan orang lain saling mendukung, menegur apabila salah dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan untuk tujuan bersama.

Bagaimana dengan saling terbuka ?  tentu saja sangat perlu namun bukan berpura-pura tanpa ada ketulusan, kemudian adanya prinsip impas yaitu  kembali ke dasar pemenuhan kebutuhan yang terpunuhi maka secara otomatis  batin kita juga merasa puas dan pikiran pun tenang,  namun kembali ke susunan kerja organisasi kita berada pada level yang memiliki ranah tanggungjawab masing-masing, memang porsi kedudukan terkadang memisahkan sekat individu, namun kadang equal  rasa saling memiliki sama-rata  harus ditanamkan sedini mungkin saat hendak melakukan tugas, agar proses kerja dapat berjalan dan tidak terjadi rasa iri karena posisi.

Fair, sportif dan junjung tinggi keberagaman | Sumber: businessnewsdaily.com
Fair, sportif dan junjung tinggi keberagaman | Sumber: businessnewsdaily.com
Melalui pendekatan komunikasi yang persuasif dan  saling memupuk prasangka positif apa yang layak didapatkan, baik dari diri kita sendiri dan terhadap rekan  kita  bisa berupa ucapan sederhana  "Terimakasih” atau  kata “Maaf”  bahkan sekadar mengajak berbicara santai, ngopi atau jalan-jalan untuk melepas penat tapi tetap bersikap tegas ditengah saat-saat dimana sikap menghargai semakin langka dan mahal harganya.

Sebab demikian pada dasarnya kita sebagai individu tunggal memiliki sifat yang ingin dihargai apapun itu wujudnya, naluri kita akan senang bila hasil seperti yang diharapkan dan gelisah apabila hasil tidak seperti yang diharapkan.

Selayaknya kita bersikap dewasa, hidup dalam lingkungan keluarga, sosial maupun  pada satu kesatuan unit kerja didalam organisasi, ego memang penting untuk dibanggakan, namun toleransi dan penghargaan apa yang menjadi cita-cita bersama harus dijunjung bersama yang berkelanjutan, sebab memikirkan diri sendiri saja tidak cukup bila kita berurusan dengan seabrek tugas serta berhadapan dengan multi-karakter, pendekatan perlu kita per-erat lewat silaturahim agar simpul hubungan terus menguat, meskipun dalam lingkup kelompok kecil 1-3 orang saja. Karena menghargai  tidak hanya  saling permisi karena berbeda hitungan usia  dan wawasan saja, lebih dari itu, mengerti dan memahami peran-serta tugas dan situasi yang ada menjadikan rekan sebagai insan tunggal  yang mampu dipercaya melalui  sikap dan simpati dengan hati yang tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun