Dalam keanyataannya sikap saling menerima perlu kita terapkan dalam realita yang terjadi, suka maupun duka, sehat maupun sakit meskipun sulit, karena ini anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemudian menghargai dapat dituangkan melalui sikap saling mengedapankan etika, sopan santun terhadap diri sendiri dan apabila bertemu atau bekerja dengan orang lain saling mendukung, menegur apabila salah dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan untuk tujuan bersama.
Bagaimana dengan saling terbuka ? tentu saja sangat perlu namun bukan berpura-pura tanpa ada ketulusan, kemudian adanya prinsip impas yaitu kembali ke dasar pemenuhan kebutuhan yang terpunuhi maka secara otomatis batin kita juga merasa puas dan pikiran pun tenang, namun kembali ke susunan kerja organisasi kita berada pada level yang memiliki ranah tanggungjawab masing-masing, memang porsi kedudukan terkadang memisahkan sekat individu, namun kadang equal rasa saling memiliki sama-rata harus ditanamkan sedini mungkin saat hendak melakukan tugas, agar proses kerja dapat berjalan dan tidak terjadi rasa iri karena posisi.
Sebab demikian pada dasarnya kita sebagai individu tunggal memiliki sifat yang ingin dihargai apapun itu wujudnya, naluri kita akan senang bila hasil seperti yang diharapkan dan gelisah apabila hasil tidak seperti yang diharapkan.
Selayaknya kita bersikap dewasa, hidup dalam lingkungan keluarga, sosial maupun pada satu kesatuan unit kerja didalam organisasi, ego memang penting untuk dibanggakan, namun toleransi dan penghargaan apa yang menjadi cita-cita bersama harus dijunjung bersama yang berkelanjutan, sebab memikirkan diri sendiri saja tidak cukup bila kita berurusan dengan seabrek tugas serta berhadapan dengan multi-karakter, pendekatan perlu kita per-erat lewat silaturahim agar simpul hubungan terus menguat, meskipun dalam lingkup kelompok kecil 1-3 orang saja. Karena menghargai tidak hanya saling permisi karena berbeda hitungan usia dan wawasan saja, lebih dari itu, mengerti dan memahami peran-serta tugas dan situasi yang ada menjadikan rekan sebagai insan tunggal yang mampu dipercaya melalui sikap dan simpati dengan hati yang tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H