Mohon tunggu...
Muqoffi Abdur Rohman Alif
Muqoffi Abdur Rohman Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa UIN STS Jambi fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama jurusan Aqidah Dan Filsafat Islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Titik Temu Filsafat dan Tasawuf dalam Membentuk Karakter dan Kepribadian

28 Juni 2024   07:28 Diperbarui: 28 Juni 2024   08:22 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologi Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein artinya cinta (love) dan sophia artinya kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom). atau bisa juga diterjemahkan sebagai cinta kearifan dalam arti yang sedalam-dalamnya. Secara terminologi pengertian filsafat yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya.

B. PENGERTIAN TASAWUF

Tasawuf dari aspek terminologis (istilah) juga didefinisikan secara beragam, dan dari berbagai sudut pandang. Hal ini dikarenakan bebeda cara memandang aktifitas para kaum sufi. Ma'ruf al Karkhi mendefinisikan tasawuf adalah mengambil hakikat dan meninggalkan yang ada di tangan mahkluk. Selanjutnya Muhammad Amin Kurdi mendefinisikan tasawuf adalah suatu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari yang tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji, cara melaksanakan suluk dan perjalanan menuju keridhaan Allah dan meninggalkan larangannya.

Menurut Abuddin Nata, bahwa walaupun setaip para tokoh sufi berbeda dalam merumuskan arti tasawuf tapi pada intinya adalah sama, bahwa tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah. Atau dengan kata lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dan bersama Allah.

C. HUBUNGAN TASAWUF DAN FILSAFAT

Biasanya tasawuf dan filsafat selalu dipandang berlawanan. Tasawuf dan filsafat seringkali dipahami secara dikotomis, baik secara epistemologi maupun sosio-historis. Secara epistemologis, ilmu tasawuf dianggap sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengabaikan peran akal atau intelektual, dan hanya menitikberatkan pada intuisi, ilham, dan bisikan hati, bahkan kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip rasionalitas. Sementara itu, disiplin filsafat dianggap sebuah disiplin yang sangat patuh pada prinsip-prinsip rasionalitas. Hanya saja, hubungan tasawuf dan filsafat sempat retak ketika Al-Ghazali melakukan serangan yang sangat telak terhadap para filosof.

Al-Ghazali lebih dikenal sebagai sufi ketimbang mutakallim karena dalam sejarahnya Al-Ghazali pernah mengkritik bangunan pemikiran filsafat dan ilmu kalam. Al-Ghazali menurut M. Amin Abdullah, tidak serta merta menolak ilmu Kalam namun ia menggarisbawahi keterbatasan-keterbatasan ilmu kalam sehingga berkesimpulan bahwa kalam tidak dapat dijadikan sandaran oleh para pencari kebenaran. Kalam tidak dapat mengantarkan manusia mendekati Tuhan, tetapi hanya kehidupan sufilah yang dapat mengantarkan seseorang dekat dengan Tuhannya.

Pernyataan-pernyataan tentang Tuhan dan manusia sulit terjawab hanya dengan berlandaskan pada ilmu kalam. Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai pada penanaman kejiwaan manusia adalah ilmu tasawuf. Disiplin inilah yang membahas bagaimana merasakan nilai-nilai akidah dengan memperhatikan bahwa persoalan bagaimana merasakan tidak saja termasuk dalam lingkup hal yang diwajibkan. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman. Sebagaimana dijelaskan juga tentang menyelamatkan diri dari kemunafikan.

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai berikut:

  • Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu kalam.
  • Sebagai pengendali ilmu kalam. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus ditolak.
  • Sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional di samping muatan naqliyah, ilmu kalam dapat bergerak kearah yang lebih bebas. Di sinilah ilmu tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah sehingga ilmu kalam terkesan sebagai dialektika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.

Upaya untuk mengharmoniskan kembali hubungan tasawuf dengan filsafat telah dilakukan oleh banyak kalangan. Contoh yang paling konkrit adalah Suhrawardi al-Maqtul (1154-1191 M) terutama dalam karyanya Hikmah al-Isyarqi (filsafat pencerahan). Jika dilacak lebih jauh, antara filsafat dengan tasawuf memiliki hubungan erat dan serasi, terutama sejak filosof peripatetik, seperti Ibn Sina yang menerima kebenaran dari kalangan filosof dan sufi sekaligus. Pada saat yang sama, banyak para sufi yang akrab dengan filsafat dan banyak juga filosof yang sekaligus sufi, terutama pada periode-periode terakhir sejarah Islam.

Terdapat titik persamaan antara tasawuf, ilmu kalam, dan filsafat Islam. Persamaan terletak pada proses pencarian segala sesuatu yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan dari ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Kebenaran dalam tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Kebenaran dalam ilmu kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperimen. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.

Meskipun tasawuf dalam perkembangannya terpengaruh oleh filsafat, proses pertumbuhannya tetap bersumber dari Islam. karena mereka berbicara tentang moral luhur. Pada abad ke 6 hijriyah timbul sekelompok tokoh sufi yang memadukan tasawuf dengan filsafat, dengan teori-teori mereka yang tidak komfrehensif dalam artian: disebut tasawuf murni bukan, filsafat juga bukan. Diantaranya adalah Al-Syuhrawardi Al-Maqtul ( w. 549 H), pengarang kitab Al-Hikmah Al-Isyraq, syeikh akbar Muhyidin ibn Arabi (w. 638 H), Abdul Karim bin Ibrahin Al- Jilli ( w. 1417 ), serta tokoh--tokoh lain yang yang sealiran dengannya. Mereka banyak mengambil sumber dan pendapat selain islam, seperti filsafat Yunani dan khususnya Neo-Platonisme, yang tentunya ajaran tasawuf mereka banyak terpengaruh oleh teori-teori filsafat. Mereka ini banyak mempunyai teori mendalam mengenai soal jiwa, moral, pengetahuan, wujud, yang berdampak besar bagi para sufi sesudahnya.

Secara umum, tasawuf dan filsafat memiliki korelasi yang saling melengkapi. Berikut beberapa keterkaitan antara tasawuf dan filsafat:

  • Filsafat merupakan pengetahuan rasional yang dibatasi hukum alam. Dan tasawuf merupakan pengetahuan yang supra rasional, atau pengetahuan mistik, karena memahami sesuatu yang ada di luar hukum alam.
  • Filsafat dan tasawuf sama-sama logis. Filsafat adalah logis rasional, sedangkan tasawuf adalah logis supra rasional.
  • Walaupun filsafat menggunakan akal, dan tasawuf menggunakan hati, akal dan hati sama-sama berada dalam setiap individu manusia. Dengan demikian filsafat dan tasawuf, sama-sama dibutuhkan dan tidak boleh dihilangkan salah satunya dalam diri manusia. Menghilangkan filsafat, dunia akan hilang dari genggaman, menghilangkan tasawuf, akhirat akan menjadi penderitaan.

D. ULASAN AKHIR

Secara singkat bisa difahami bahwa antara Filsafat dan Tasawuf ternyata bisa disatukan dalam dimensi  kehidupan. Ketika Filsafat adalah obat bagi akal, maka Tasawuf adalah obat bagi hati nurani. Artinya, ketika akal dan hati telah bersih dari penyakit-penyakit maka akan terbentuk pula karakter dan pribadi yang unggul. Dalam bahasa lain, jika seseorang dapat memaksimalkan akal dan hatinya dalam berkehidupan, tentunya akan membuat ia lebih mudah dapam mengarungi kehidupan yang penuh akan rintangan.

Untuk itu, marilah menjadi pribadi yang berkarakter moderat, seimbang antara hati dan akal, seimbang dunia dan akhirat, yang tidak fanatik dan selalu bijaksana dalam berkehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Syarif, Endang, Pertemuan Agung Filsafat dan Tasawuf, ( Jurnal Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf dan Peradaban Islam, Volume 2, No 1, Maret 2022)

Eka, Andi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Dan Filsafat Islam, (Jurnal Al-Adyan Volume 07, N0. 02 Juli-Desember 2012)

Muliadi, Filsafat Umum, cetakan I (Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati, 2020)

Rohmah, Siti, Akhlak Tasawuf, Cetakan 1 (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun