Mohon tunggu...
Qorish Muqoddas
Qorish Muqoddas Mohon Tunggu... -

Nama : Mush'ab Muqoddas Eka Purnomo (panggilan Qorish) Lahir : Surabaya 18 Juni 1989 Alamat di Indonesia Sukolilo Kenjeran 7/19 Surabaya 031 382 1722 Mahasiswa Indonesia Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Jur. Sejarah dan Peradaban Fakultas Bahasa Arab\r\n\r\nPendidikan : TK ABA 19 Surabaya (TPA Al-Manar Mulyosari Surabaya), SD Muhammadiyah 8 Sutorejo Surabaya, SD Muhammadiyah Jogodayoh Bantul DIY (Pondok Pesantren Asy-Syifa'), SD Muhammadiyah 9 Kenjeran Surabaya (dan TPA Al-Muttaqien Komplek TNI AL Kenjeran Surabaya), Mts. Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Ma'had Bu'uts Islamiyyah Al-Azhar Kairo Mesir\r\n\r\nOrganisasi : Dept. Da'wah IRM Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarya (03-04), Sekretaris Redaksi Suara Pelajar Indonesia Ma'had Bu'uts Al-Azhar Mesir (05-06), Depdagri DPP PPMI Mesir, Dept. Penerbitan dan Pustaka Gamajatim Mesir (06-07), Koordinator Tim Pendaftaran KPP Maba PPMI Mesir (07-08), SC KPP Maba PPMI Mesir (08-09), Dewan Konsultatif Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa Arab Mesir (09-10)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerangka Dalam Ilmu Sejarah Syeikh Jalaluddin Al-Suyuthi II

17 Oktober 2014   04:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CATATAN PENGAJIAN SOROGAN KITAB TURATS

“ASY-SYAMARIKH FII ‘ILMI AT-TA’RIKH”

KERANGKA DALAM ILMU SEJARAH

SYEIKH JALALUDDIN AL-SUYUTHI

oleh:

Dr. Hisyam Al Kamil

Cairo, 11 September 2014

Nabi Ibrahim AS melalui istrinya Siti Sarah AS memiliki keturunan Nabi Ishaq AS saat Nabi Ibrahim AS berumur 100 tahun dan Siti Sarah AS berumur 90 tahun dan kemudian menetap di tanah Palestina. Nabi Ishaq AS meninggal saat Nabi Yusuf AS diangkat sebagai menteri di Mesir dalam usia 180 tahun. Nabi Ibrahim AS menasehati Nabi Ishaq AS saat berusia 40 tahun untuk menikahi kerabatnya yaitu Rafaqah binti Batuil yang darinya lahir Ish dan Nabi Ya'qub AS yang kemudian di sebut Israel yang berarti Hamba Allah SWT atau Ruh Allah SWT.

Nabi Ya'qub AS menikahi sepupunya yang bernama Liya dan kemudian menikahi adiknya Liya yang bernama Rachael yang lebih cantik dari Liya dan pernikahan ini diperbolehkan oleh ajaran agama saat itu. Dari Rachael, Nabi Ya'qub AS memiliki anak Benyamin dan Nabi Yusuf AS yang berarti pemilik wajah yang tampan dan dari Liya memiliki 10 anak lainnya. Karena kecemburuan antar saudara-saudaranya, Nabi Yusuf AS dibuang dan saat pulang mereka mengatakan bahwa Nabi Yusuf AS mati dimakan serigala dengan bukti bajunya yang rusak dengan darah yang ada di baju tersebut. Nabi Ya'qub AS mengetahui bahwa mereka membuang Nabi Yusuf AS karena cemburu dan bukti yang diberikan lemah karena jika Nabi Yusuf AS dimakan serigala, maka tidak akan ada bekasnya.

Allah SWT berkehendak lain. Nabi Yusuf AS yang dilemparkan ke sumur ditemukan oleh seorang pengelana dan menjualnya ke Mesir dengan harga yang murah kepada seorang bangsawan kerajaan Mesir yang dikuasai oleh Heksos saat itu. Harga murah tersebut dikarenakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Nabi Yusuf AS adalah seorang budak baik stempel di badan atau dokumen si penjual.

Nabi Yusuf AS diasuh oleh bangsawan Mesir dan diangkat sebagai anak karena bangsawan tersebut tidak memiliki anak. Ketika tumbuh dewasa, istri bangsawan tersebut tertarik dengan ketampanan Nabi Yusuf AS dan mengajaknya berbuat zina. Ketika disidang oleh sang bangsawan, seorang rekannya yang kebetulan ada di rumah mengatakan bagaimana mungkin Nabi Yusuf AS memaksa istri bangsawan berzina sedangkan bagian belakang pakaiannya yang robek dan jika benar memaksa, maka seharusnya yang robek adalah bagian depannya.

Untuk melindungi rasa malu, sang bangsawan menitipkan Nabi Yusuf AS ke dalam penjara mengingat hukum saat itu jika seorang budak memperkosa istri tuannya secara paksa maka hukumannya adalah eksekusi mati. Ketika dipenjara, Allah SWT mengangkat Nabi Yusuf AS sebagai nabi dan da'wah pertama adalah di dalam penjara dengan mu'jizat menafsirkan mimpi hingga tenar sampai di telinga penguasa. Sang bangsawan tersebut kemudian meninggal saat Nabi Yusuf AS ada di dalam penjara yang diperkirakan berada di sekitar provinsi Giza saat ini.

Penguasa Mesir bermimpi adanya 7 sapi kurus memakan 7 sapi gemuk dan seluruh ahli tafsir mimpinya tidak dapat menafsirkan mimpi tersebut. Seorang pelayan yang baru bebas dari dalam penjara menyampaikan ada tahanan bernama Nabi Yusuf AS yang dapat menafsirkan mimpi. Nabi Yusuf AS diminta dibebaskan karena tidak bersalah dan akhirnya dibebaskan kemudian menghadap penguasa Mesir. Nabi Yusuf AS menafsirkan bahwa akan adanya masa subur selama 7 tahun berturut-turut dan kemudian akan datang masa paceklik selama 7 tahun berturut-turut.

Karena pengetahuan tersebut, penguasa Mesir mengangkat Nabi Yusuf AS sebagai menteri perbendaharaan. Selama menjabat menteri perbendaharaan negara selama 7 tahun berturut-turut masa subur, Nabi Yusuf AS meningkatkan produksi pertanian khususnya gandum dan menghemat penyaluran sehingga pada 7 tahun masa paceklik, Mesir memiliki lumbung makanan yang melimpah.

Daerah-daerah sekitar Mesir mengalami kekurangan persediaan makanan selama 7 tahun masa paceklik sehingga banyak yang mengimpor dari Mesir termasuk daerah Palestina yang di dalamnya kafilah dagang keluarga Nabi Ya'qub AS. Nabi Yusuf AS mengetahui bahwa mereka adalah saudara-saudaranya sehingga menahan adik seibunya Benyamin dengan tuduhan pencurian dan akan dibebaskan jika Nabi Ya'qub AS datang. Kedatangan Nabi Ya'qub AS ke Mesir pertama untuk membebaskan Benyamin dan kemudian bertemu dengan Nabi Yusuf AS yang membebaskan Banyamin dan mengungkapkan rasa kangennya dengan keluarganya yang bersujud syukur kepada Nabi Yusuf AS seperti mimpi sebelum dibuang ke dalam sumur. Nabi Ya'qub AS kemudian kembali ke Palestina untuk mempersiapkan eksodus seluruh anggota keluarganya yang berjumlah 70 orang ke Mesir.

Bani Israel hidup di Mesir sebagai bangsawan ketika masa Heksos yang dikenal dermawan dan sering membantu rakyat kecil akan tetapi ketika Fir'aun kembali berkuasa, Bani Israel dianggap sebagai rakyat kecil biasa. Ketika Fir'aun bermimpi akan adanya anak dari kalangan Nabi Israel yang akan membunuhnya, segera menginstruksikan untuk membunuh semua bayi laki-laki Bani Israel. Akan tetapi, jika Bani Israel habis, siapa kemudian yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan membauat bangunan istana, patung-patung raksasa dan kuil-kuil. Maka diputuskan ada tahun di mana seluruh bayi laki-laki Bani Israel lahir harus mati dan tahun di mana bayi laki-laki Bani Israel harus hidup.

Nabi Musa AS lahir saat waktu bayi laki-laki Bani Israel harus mati yang berbeda dengan kakaknya Nabi Harun AS yang lahir di waktu bayi laki-laki Bani Israel harus hidup, sehingga oleh ibunya Nabi Musa AS ditaruh didalam kotak peti kayu yang ketika pasukan Fir'aun datang disembunyikan di dalam rawa-rawa dan ketika pasukan Fir'aun pergi, peti kayu tersebut diambil kembali.

Allah SWT berkehendak lain. Tali peti kayu tersebut putus dan mengikuti aliran sungai sehingga saudari Nabi Musa AS mengikuti peti kayu tersebut yang ternyata menuju salah satu istana Fir'aun yang dihuni oleh salah satu istrinya yang bernama Asia. Ketika peti kayu tersebut dibuka, Asia melihat wajah Nabi Musa AS dan langsung tertarik serta meminta izin kepada Fir'aun untuk mengasuhnya. Fir'aun yang memiliki banyak istri dan memiliki 400 anak kecuali dari Asia yang belum memiliki anak, mengabulkan permintaan tersebut. Asia sangat senang dan menggendong Nabi Musa AS yang menangis karena lapar dan harus minum ASI sehingga diadakan sayembara siapakah yang dapat menyusui Nabi Musa AS. Saudari Nabi Musa AS yang mengikuti Nabi Musa AS segera menawarkan diri dan Asia memberikan Nabi Musa AS kepada saudarinya dan kemudian dibawa ke rumah ibunya dengan pengawalan pasukan Fir'aun.

Nabi Musa AS kemudian tumbuh di kalangan istana dan bermain dengan anak-anak Fir'aun lainnya hingga kuat. Ketika seorang pasukan Fir'aun memukuli seorang pekerja Bani Israel, Nabi Musa AS berusaha melerainya dan memukul pasukan tersebut sekali pukul dan ternyata mati. Agar menghindari hukuman, Nabi Musa AS menjauhi Mesir menuju Semenanjung Sinai. Dalam pengembaraan tersebut, Nabi Musa AS bertemu dengan dua bersaudari anak Syu'aib (bukan Nabi Syu'aib AS) yang berebutan air untuk ternaknya dengan penggembala-penggembala lainnya. Nabi Musa As yang kuat menawarkan jasa untuk merebut sumber air tersebut. Syu'aib kemudian menikahkan Nabi Musa AS dengan salah satu anaknya dengan mahar menggembala hewan ternaknya agar dapat meminum sumber air lebih awal dari penggembala-penggembala lainnya.

Dalam sebuah perjalanan penggembalaan sampai di bukit Thur Sinai, Nabi Musa AS menerima wahyu dan perintah Allah SWT kembali ke Mesir membebaskan Bani Israel dari Fir'aun dan mengembalikan mereka ke tanah Palestina bersama Nabi Harun AS yang membantunya dalam menyampaikan risalah. Nabi Musa AS tidak cedal seperti yang diceritakan akan tetapi memerlukan bantuan karena telah lama meninggalkan Mesir dan hidup bersama Fir'aun tidak bersama Bani Israel.

Nabi Musa AS membuktikan kenabiannya di depan Fir'aun yang mengklaim sebagai tuhan dengan mu'jizat berupa cahaya putih di tangannya dan tongkat yang menjadi ular sungguhan. Para pembantu Fir'aun meminta agar tidak percaya dengan sihir tersebut dan meminta agar diadu dengan sihir mereka. Pada hakikatnya, sihir hanya merupakan tipuan mata saja dan ketika pertandingan dimulai, tongkat Nabi Musa AS berubah menjadi ulat dan memakan semua tongkat dan tali tukang-tukang sihir Fir'aun hingga mereka menyerah dan mendeklarasikan bergabung dengan Nabi Musa AS akan tetapi tukang-tukang sihir tersebut dibantai oleh Fir'aun setelah melihat istana dan rumah indah mereka di surga.

Nabi Musa AS meminta kepada Fir'aun untuk membebaskan Bani Israel yang berjumlah 60.000 untuk meninggalkan Mesir ke tanah Palestina tempat asal mereka. Fir'aun enggan mengabulkan karena Bani Israel adalah pekerja yang membangun istana-istana, patung-patung raksasa dan kuil-kuil, sehingga Allah SWT menurunkan siksa berupa topan, serangan belalang dan wabah. Serangan tersebut membuat Fir'aun luluh dan mengizinkan Bani Israel keluar Mesir.

Jarak antara masuknya Bani Israel ke Mesir dan keluarnya ke Mesir adalah 400 tahun dari jumlah 70 orang menjadi 60.000 orang. Saat Nabi Musa AS dan Bani Israel hendak memasuki Teluk Suez, Pasukan Fir'aun mengejar sehingga Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk memukulkan tongkat ke laut dan terbelahlah laut sehingga Bani Israel dapat menuju Semenanjung Sinai lebih cepat. Ketika Bani Israel sudah berada di Semenanjung Sinai, pasukan Fir'aun masih berada di tengah perjalanan dan laut kembali bersatu hingga Fir'aun dan pasukannya tenggelam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun