Mohon tunggu...
Zakiyya Sakhie
Zakiyya Sakhie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dokumen pribadi

housewife, book lovers, like traveling

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Pernah Mengajak Bicara Orang yang Memegang "Gadget", Ini Alasan dan Solusinya!

18 April 2018   12:24 Diperbarui: 18 April 2018   14:55 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Berbincang dengan orang yang memegang gadget hanya membuang waktu

Yah, membuang waktu sob. Bayangkan saja, kamu berbicara sampai mulutmu berbusa seember sedangkan lawan bicaramu saja sedang berasyik ria dengan gadgetnya. Seharusnya waktu tersebut bisa kamu gunakan untuk hal-hal lain yang kiranya lebih bermanfaat. Buat apa membuang waktu yang tiada berfaedah. Jika mau mengobrol pilihlah seseorang yang kedua tangannya merdeka dari cengkeramannya mister gadget,Sob.

Gadget benda ajaib yang membuat penggunanya lupa dunia dan tidak memanusiakan manusia

Gadget  memang benda canggih yang secara kasat mata bentuknya hanyalah kecil  dengan ukuran sekira 15 cmx 7 cm kalau dibandingkan dengan ukuran dompet  saya mah masih besaran dompet saya lho. Namun di balik ukurannya yang  mini tersebut tersimpan sejuta keajaiban yang dari keajaiban itulah  membuat orang seakan terlena dan lupa daratan. Bagaimana tidak, gadget  yang terkoneksi dengan internet seakan menjadi surga bagi penggunanya.  Apapun yang dibutuhkan ada.

Jikapun tidak terhubung dengan internet  kalau sudah menggenggam gadget ada saja yang dilakukan. Banyaknya  aplikasi yang terinstal di gadget membuat orang bisa mengotak-atik apa  pun meskipun internet sedang tidak on. Misalnya main game, ngedit foto,  mutar video, mutar musik dan sebagainya. Dan apalagi kalau sudah  tersambung dengan internet, bikin penggunanya malas mengalihkan  perhatiannya di kehidupan nyata yang ada di sekitarnya.

Kalau  bicara internet, dunia ini ibarat hanya seluas genggaman tangan anak  bayi yang baru keluar dari rahim ibu. Dunia itu terasa kecil. Bisa dijangkau hanya dengan melakukan penjelajahan melalui internet yang ada  di gadget. Pepatah "Dunia tak selebar daun kelor" benar-benar terbukti nyata.

Mau keliling dunia dalam sekejab saja, bisa!  Jangankan hanya ke Singapore, ke negara  paling ujung dunia pun bisa,  mau belanja, bisa! Cari hiburan, bisa! Cari kenalan, bisa banget. Ada  beragam sosial media tersedia di internet, mau telpon-telponan dengan  melihat langsung orang yang ditelpon pun juga bisa yaitu melalui  aplikasi video call. Mau chat sampai tangan kapalan atau mau cari sandal  yang hilang pun juga bisa. Benar-benar ajaib bukan? 

Sayangnya,  keajaiban yang tersimpan dalam benda kecil bernama gadget tersebut  sering membuat penggunanya lupa pada dunia yang sebenarnya. Tidak sadar  pada sekelilingnya. Yang dekat serasa jauh yang jauh serasa dekat. Kalau  sudah memegang gadget sebagian orang hanyut dalam lena mendalam dan  berat untuk berpaling. Orang juga lupa bahwasannya dia sedang berada  dekat dengan manusia lainnya yang seharusnya bisa untuk sekedar bertegur  sapa dan saling bertanya atau menjawab pertanyaan.

Benar begitu bukaan?

Dan  ada saran penting nih untuk pecinta gadget.Untuk jaman sekarang gadget  memang sudah menjadi barang prioritas yang melengkapi kebutuhan primer  kita: sandang, pangan, papan, gedget . Dan sudah seperti layaknya nasi  yang kita konsumsi sehari-hari. Namun, kitapun tetap harus pintar  menggunakannya. Pintar dalam artian harus bisa memilah antara waktu,  keadaan, dan tempat. Jangan sampai kita terperdaya dengan kecanggihan  teknologi gadget yang dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan  semakin di depan.

Kok jadi kayak iklan motor yah. Walau bagaimanapun  gadget yang seharusnya mengikuti perintah penggunanya, bukan penggunanya  yang mengikuti sistematika gadget. Karena gadget akan bekerja 24 jam  jika kita mau. Jangan karena gadget kita sampai tidak memanusiakan  manusia di sekitar kita. Tidak memiliki empati terhadap sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun