Mohon tunggu...
Zakiyya Sakhie
Zakiyya Sakhie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dokumen pribadi

housewife, book lovers, like traveling

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Anak Meniru Kebiasaan Orang Tuanya

16 Maret 2018   10:07 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:58 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain membahagiakan memiliki bayi dan apalagi mengasuhnya sendiri dengan "tanpa" bantuan asisten rumah tangga juga membutuhkan tenaga ekstra. Tidak jauh berbeda dengan saya yang baru saja melahirkan anak ke-3 beberapa bulan yang lalu. Ketika si kecil terlelap, saya seperti sedang dikejar deadline. Deadline pekerjaan rumah tangga. Hehe. Seperti mencuci piring, memasak, menjemur pakaian, menyapu, mengepel, dan sebagainya. 

Suatu ketika putri sulung saya yang baru kelas 4 SD mendapati saya sedang mengerjakan sholat dengan gerakan yang secepat kilat. Pikiran saya saat itu sedang melayang pada setumpuk pekerjaan rumah yang belum tersentuh tangan. Mana dulu ya kira-kira yang harus saya kerjakan. Memasak? Cuci piring? Atau menjemur? Makan? Jika tidak segera tertangani dengan baik akan keburu si kecil terbangun dari tidurnya. Dan tertunda sudah pekerjaan segunung Himalaya tersebut. 

Seusai salam (gerakan mengakhiri sholat), putri sulung saya langsung bertanya: "Ummi , kok, sholatnya cepat sekali. Baca surat apa, Mi?"

"An-nas". Jawab saya singkat, sembari berlalu menaruh mukena begitu saja di atas meja. Kemudian beringsut menuju dapur.

Pada hari-hari berikutnya saya masih saja melakukan hal yang sama dengan alasan yang serupa pula. "Ummi, pasti baca surat An-nas", celetuk putri sulung saya.

"Kok, Kakak tahu?"

"Kan, kalo sholatnnya cepat bacanya surat An-nas. Heheh ... "

Putri saya terkekeh seperti menahan geli.

Hingga pada suatu kesempatan saya tidak sengaja melihat putri saya sedang sholat dengan gerakan cepat seperti yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu. Setahu saya sebelum melihat sholat saya yang cepat  si kakak sholatnya tidak begitu, baca suratnya lama, gerakan sholatnya pun pelan. Seperti yang diajarkan di sekolahnya.

Di situlah saya baru menyadari, telinga saya seakan dijewer panjang seperti telinganya kelinci. Setelah sholatnya selesai iseng-iseng saya bertanya ke putri saya. "Cepat sekali Kakak sholatnya?"

"Kan, Ummi juga, toh." Jawab dia santai.

Huaaaa...

Saya pun bingung mau ngomong apalagi.

Mau memarahi??

Berkaca dulu dong, Mi. Bisa-bisa anak saya smash balik ke saya. Apalagi anak-anak jaman knowledge kan cara berfikirnya krtis.

Astagfirullah. 

Seringnya sebagai orangtua kita lupa bahwa setiap perilaku dan kebiasaan kita akan dicontoh langsung oleh anak-anak. Bahkan saking langsungnya tanpa menunggu iklan shampo atau iklan obat batuk lewat.

Kita juga sering lupa mengendalian diri di depan mata anak-anak kita ketika sedang marah atau emosi tingkat tinggi. Misalnya saja menutup pintu dengan suara yang sangat keras, membanting sesuatu, berteriak, berkata kasar, dan sebagainya. Anak-anak diibaratkan menonton film nyata setiap hari dan akan menirukan seperti yang ditontonnya. Ini lebih buruk dibanding apabila anak-anak melihat dari televisi, yang beda ruang, beda alam.

Jika kita tak segera menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat dilihat anak-anak, tunggu saja, beberapa saat ke depan ketika anak-anak kita sedang marah atau jengkel entah sama kita atau sama saudaranya atau sama temannya, dia pasti akan melakukan langkah atau hal yang sama persis seperti orangtuanya. Masuk kamar dengan muka bersungut dan bruakkkkk! Menutup pintu dengan kerasnya. 

Mari, sebagai orangtua kita sama-sama berbenah berusaha menjadi teladan yang baik untuk anak-anak kita. Karena anak-anak adalah masa depan orangtua dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun