Selain selalu mengantongi proposal tahunan mengunjung obyek-obyek wisata yang ada di luar kota ataupun pulau (agenda mudik sekalian berlibur sih .. Hehe), saya dan suami juga menetapkan weekend sebagai momen kebersamaan mutlak buat keluarga. Kesibukan suami bekerja selama seharian dan aktifitas sekolah si sulung yang memotong ---hampir---separuh harinya (full day) terkadang menjadikan percakapan kami di rumah hanya seputar tanya kabar, ada PR tidak, besuk kakak bawa bekal apa :roti apa nasi, abang dimasakkan apa hari ini, bang makan malamnya sudah siap, dsb.
Tidak banyak yang kami bicarakan kendatipun setiap akan meninggalkan rumah suami dan anak tidak pernah sekalipun lupa saliman (berjabat tangan) dan mencium kening, pipi kanan, dan kiri saya. Karena selepas pulang dari kerja tenaga suami tinggal sisa-sisa kelelahan dan hanya butuh tempat yang paling istimewa dan nyaman untuk menyandarkan punggungnya yaitu kasur. Hehe.
Si sulungpun juga demikian. Setelah mandi, belajar, makan malam, mengerjakan sholat 'Isya kemudian menuju ke pembaringan mencharge tenaga untuk kegiatan sekolah esok harinya. Untuk itulah weekend seperti sesuatu yang wajib buat kami.
Selama terjebak dalam aktifitas yang padat kami seperti tidak ada waktu panjang untuk bersama dan momen weekend inilah saat yang paling kami tunggu-tunggu. Meskipun hanya sekedar melakukan kegiatan keluarga yang amat sangat sederhana namun weekend bagi kami adalah obat segala rindu, gundah, dan kejenuhan selama menjalani rutinitas kantor, sekolah, dapur, dll. Sesibuk-sibuknya kami kebersamaan bersama keluarga tetaplah di atas segala-galanya.
Bermain badminton/bulu tangkis di lapangan sekitar bandara
Dengan membawa 4 buah raket dan 1 slop suttlecock, anak-anak sangat bersemangat sekalipun belum terlalu mahir menangkap shuttlecock yang saya atau ayahnya umpankan ke arahnya. Si kecil paling bungsu yang usianya baru 10 bulan pun tak kalah riangnya bereksplorasi rerumputan hijau yang ada di sekitar lapangan.Â
Bermain sepatu roda
Berenang di Water ParkÂ