Mohon tunggu...
Munifa Nadhira
Munifa Nadhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi, Universitas Syiah Kuala.

Bencana alam terjadi diluar kendali kita. yang ada dalam kendali kita adalah sikap kita dalam menghadapi musibah tersebut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Dampak Psikososial Pasca Bencana Tsunami Aceh 2004 di Museum Tsunami

9 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 9 Oktober 2023   11:02 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tsunami adalah gelombang yang ditimbulkan oleh pergerakan kerak bumi yang terjadi secara tiba-tiba (Tejakusuma, 2005). Daerah yang umumnya rawan Tsunami berada di sekitar pantai di lautan pasifik. Bencana Tsunami yang telah terjadi di dalam daerah tersebut tidak kurang dari 1500 kejadian dalam kurun waktu sejak pertengahan abad ke 19 (Carter, 1999). 

Tsunami Aceh menjadi salah satu bencana Tsunami terbesar dalam sejarah. Tsunami tersebut terjadi pada 26 Desember 2004. Bermula dari gempa bumi tektonik berkekuatan 9,3 yang terjadi sekitar pukul 07.59 WIB selama 10 menit dan berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut disusul gelombang laut dengan ketinggian hingga 30 meter dan kecepatan mencapai 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam, dalam 30 menit terjangan gelombang Tsunami yang meluluh-lantakkan sebagian wilayah pesisir Aceh. Gempa tersebut telah meluluh-lantakkan hampir seluruh wilayah Provinsi Aceh.

Sumber : Munifa Nadhira
Sumber : Munifa Nadhira

Dimensi kerusakan yang terjadi disebabkan oleh bencana Tsunami sangatlah luas dan mencakup beberapa aspek. Diantaranya adalah aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik meliputi kerusakan infrastruktur diantaranya bangunan perumahan, perkantoran dan pusat kegiatan ekonomi serta non fisik seperti masalah kesehatan dan psikologi serta pendidikan. Jumlah penduduk yang meninggal saat sunami ditaksir mencapai 78,417 orang dengan persentase 29.1% untuk wilayah Banda Aceh.

Miniatur Kerusakan Fasilitas Akibat Bencana Tsunami. Sumber : Munifa Nadhira
Miniatur Kerusakan Fasilitas Akibat Bencana Tsunami. Sumber : Munifa Nadhira

Sebanyak 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, hingga Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 3 hari sebagai hari berkabung. Seluruh dunia hadir mengulurkan tangan membantu Aceh, proses rehabilitasi dan rekontrusksi berlangsung sejak 2005 hingga 2009 berhasil memulihkan kondisi Aceh. Rumah-rumah dan berbagai infrastruktur terbangun selama itu. Hal tersebut sangat disyukuri oleh seluruh masyarakat Aceh, dapat dilihat dari banyaknya monumen berbagai Bahasa di dunia berada di
lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh dan Museum Tsunami.

Psikososial merupakan salah satu istilah yang merujuk pada perkembangan psikologi manusia dan interaksinya dengan lingkungan sosial (Wardani, 2017). Hal ini terjadi karena tidak semua individu mampu berinteraksi atau sepenuhnya menerima lingkungan sosial dengan baik. 

Dengan demikian dampak psikososial adalah suatu perubahan psikis dan sosial yang terjadi setelah adanya bencana atau peristiwa traumatik yaitu Tsunami. Bencana Tsunami di Aceh dan wilayah-wilayah lainnya terjadi tidak hanya menyebabkan banyaknya korban jiwa dan kerusakan fisik. 

Namun juga menimbulkan luka psikis berupa stress dan trauma bagi masyarakat terutama kepada masyarakat rentan. Bencana alam tersebut berdampak pada psikologis masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas mental sebagai dampak traumatis kejadian tersebut. Bencana memiliki pengaruh yang cukup besar pada kelompok yang paling rentan terutama pada usia anak-anak (Nakamura, 2005). 

Sumber : Munifa Nadhira
Sumber : Munifa Nadhira

Umumnya masalah psikologis pada anak paska bencana menunjukkan setiap kali kondisi bencana terjadi, maka akan memberikan dampak trauma di antaranya mulai dari PTSD hingga masalah mental yang parah. Tiga aspek yang berhubungan dengna trauma diantaranya yaitu pandangan tentang sumber trauma (objek), efek bagi dirinya (membahayakan), pengulangan peristiwa dan pengalaman trauma itu dapat mengganggu individu jika peristiwa traumatis dikonseptualisasikan sebagai peristiwa yang membahayakan, menghancurkan dirinya, yang datang kembali pada setiap saat (Latipun, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun