Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Gagal" Kasmaran

15 Juni 2018   03:05 Diperbarui: 15 Juni 2018   03:07 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang! Jika engkau mencariku, kau bisa temukan aku dihati yang luka dan terabaikan.


Tentangmu sudah aku kisahkan pada perempuan yang telah melahirkanku. Janjimu untuk menungguku terlanjur mendaging ditulangku.

Wajar melupakan janjimu tidak semudah engkau menerima kadatangan 'aku' yang lain. Entah butuh berapa abad daging itu mengelupas. Dahulu engkau ketukkan ditelingaku tak akan ada 'aku' yang lain untuk menggantikan akuku.

Apalagi saat aku menoleh pada masa silam tentang citamu yang menyanggupkan diri untuk menjadi makmum dalam salatku dan ibu dari anak-anakku. Sudah sekian tahun sanggupmu aku tengadahkan selepas salatku.

Tak hanya itu, betapa aku terlalu percaya kalau tak akan ada tabir yang bisa menghalangi keinginanmu yang juga menjadi keinginanku, yakni kebersatuan dalam sebuah rumah dengan hiasan sakinah, mawaddah, warahmah.

Tapi siapa menyana, pilihanmu hari ini mengangkangi dambaan yang dahulu kau cita-citakan. Awalnya, aku begitu yakin kisah Manohara hanyalah hanyalah cerita lawas yang mustahil kembali terjadi.

Nyatanya, aku salah! Sebab seiring berjalannya waktu, engkau merupakan bagian dari kisah -yang menurutku- kelam dan menyakitkan. Sulit bagiku mengatakan bahwa kisahmu -saat ini- merupakan kecelakaan kasmaran lantaran gerak-gerikmu tak ada tanda-tanda penolakan terhadap kedatangan 'aku' yang lain itu.

Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini yang kita ikrarkan dahulu bahwa "Orang tua adalah segalanya". Jika ini adalah motifmu memporak-porandakan sanggupmu yang kau susun dulu untuk menungguku, aku mendukung sikapmu. Tapi jika karena motif lain, tulah janji itu akan kau rasakan sendiri.

Doaku, semoga kau masih selalu bersama rahman dan rahim Allah.

Ketahuilah bahwa doa itu kuhadiahkan untukmu karena begitu besarnya harapku pada janjimu yang dahulu.

Teruntuk pembaca yang budiman, semoga di awal malam bulan Syawal ini menjadi momentum untuk mempermudah menemukan tulang rusukmu yang katanya hilang. Semoga engkau menemukannya dalam keadaan tekun mengabdikan dirinya pada Tuhan semesta Alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun