Prihal pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerussaleem oleh President Amerika Serikat menuai kontroversi. Apalagi pemindahan Ibu Kota ini dinilai sepihak oleh sejumlah Tuan da Abdi negara diseluruh dunia sebab tidak ada negosiasi antar Palestina-Israel. Maka tidak heran bila muncul desakan kepada Donald Trump untuk membatalkan dan menghentikan niatnya.
Meskipun gencar desakan-desakan dipenjuru dunia, belum tentu rencana Trump tersebut akan serta-merta batal mengingat dia dilegitimasi tipe pemimpin yang keras kepala. Terlebih, Trump mengklaim keputusan pemindahan Yerussaleem menjadi Ibu Kota Israel konon sebagai janji kampanyenya saat pilpres kemarin. Apapun alasannya, terlalu dangkal dalih Trump sampai harus mengorbankan keamanan dunia.
Saya semakin yakin bahwa teori kebenaran yang dianut oleh orang kapitalis sejenis Donald Trump adalah teori kebenaran pragmatisme yakni sesuatu dianggap benar apabila memberi nilai guna tanpa peduli akibatnya. Selanjutnya, penganut teori kebenaran tersebut selau mencari pembelaan dalam pengambilan keputusan sebagaimana yang dipraktikkan Trump.
Meski begitu, untuk menghentikan langkah Trump dan kembali mengakui Yersussaleem sebagai Ibu Kota Palestina bukan perkara mustahil. Kita bisa menaruh harap kepada para pemimpin dunia yang tercerahkan untuk konsisten menjaga keamanan serta ketertiban dunia. Mereka para pemimpin harus bersatu dan kompak untuk menganulir pengakuan Trump. Itupun kalau para mimpin di dunia memang betul-betul merindukan kedamaian. Semoga saja.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sebagai bentuk realisasi dari yang termaktub dalam UU 45 -Ikut melaksanakan ketertiban dunia- Presiden Indonesia menyatakan, keputusan Trump terkait klaim Yerussaleem sebagai Ibu Kota Israel harus dipertimbangkan ulang. Selain itu, di Bumi Pertiwi muncul desakan 'Boikot Produk Amirika' meskipun desakan ini tergolong rumit karena warga Indonesia sudah kadung nyenyak dininabobokan  oleh produk Amerika.
Trakhir, saya santri Indonesia, Indonesia cinta Palestina, Indonesia tidak benci Amerika Serikat. Atas nama agama dan bangsa kami mengutuk langkah Donald Tramp dan kroni-kroninya. Kembalikan Yerussaleem pada Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H