Mohon tunggu...
Munawir Alhemo
Munawir Alhemo Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Kopi dan Literasi

Mahasiswa Pasca Sarjana

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Momentum Pilkada Kabupaten Bima, Antara Harapan dan Kenyataan, atau Sebaliknya?

3 September 2020   11:35 Diperbarui: 3 September 2020   13:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang akan datang masyarakat Kabupaten dihadapkan dengan momentun pemilihan kepala Daerah, yaitu pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2020-2025 kedepan.

Pesta demokrasi lagi memanas dikalangan Masyarakat, bakal calon melakukan propaganda politik menyebar dimana-mana, masuk lorong-lorong maupun sudut-sudut, supaya bagaimana propaganda nya mampu mempengaruhi masyarakat agar bisa tertarik dengan ekspetaksi visi dan misi bakal calon, kemudian tak bisa dihindari dipesta demokrasi, terjadi serangan fajar, memanipulasi keadaan agar mencampai apa yang menjadi keinginan setiap paslon. Memakai staregis yang licin dan licik untuk mencampai kemenangan.

Tak diduga lagi banyak bakal calon, bahwa yang dikejar adalah simpati, menampakkan sikap yang baik dan dermawan didepan masyarakat supaya masyarakat bisa menilai dia adalah sosok yang simpati dan empati. Sebernarnya itu strategis politik, wajar masyarakat tertarik pada logika politik, berdampak pada janji-janji palsu, ujung-ujung kita sebagai masyarakat yang pusing menagih janji pas kampanye.

Apa yang menjadi harapan besar masyarakat dimoment pilkada?

Saya berpandangan bahwa harapan terbesar masyarakat dengan hadirnya moment pemilihan kepala daerah "Bupati dan Wakil Bupati". Dengan mengharapkan sosok pemimpin yang mampu membawah daerah Kabupaten Bima ke arah yang lebih baik. Baik dalam sektor pembangunan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang kaya diwilaya Kabupaten Bima.

Lantas bagaimana konsep Visi dan Misi bakal calon, apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada dikabupaten Bima?

Para Akademisi berpandangan dari berbagai visi dan misi para calon tidak lepas dari bagaimana daerah mencampai perubahan, baik perubahan yang signifikan dikalangan masyarakat. baik dari persoalan Ekososbud ( ekonomi, sosial dan budaya). Peran para pemimpin harus menganalisis lebih  mendalam kondisi yang rill disetiap wilaya. Contohnya setiap wilaya dikabupaten tentu berbeda kebutuhan masyarakat. Lantas yang menjadi pertanyaan kita bersama "Bagaimana harapan itu bisa jadi kenyataan?

Lantaran dengan semboyan Visi dan Misi yang bagus, akan memberi efek yang signifikan untuk perubahan daerah Kabupaten Bima kedepan?. Atau sebaliknya Visi dan Visi hanya sebagai umpan politik, sehingga publik percaya alur demokrasi seakan-akan berjalan mulus dalam lingkaran masyarakat?. Mungkin dengan adanya visi dan misi hanya sebagai iming-iming belaka, seperti janji MLM(Multi Level Marketing) saja?.

Pertanyaan tersebut muncul dibenak saya pribadi, pertanya tak perlu dijawab, tapi perlu direnungi oleh kita bersama!!

Tak bisa bisa dipukiri bahwa di moment pilkada. Politisi memunculkan gelombang pesismisme dikalangan masyarakat. Demorilisasi politik berujung pada money politik( politik uang) sebagai jalan pintas untuk meraih kekuasaan.

Mahalnya ongkos/dana pilkada, menjadikan arena kontestasi politik, jadi para pemodal/kaum berjuis menjadikan moment pilkada sebagai ajang pertarungan untuk mencampai kemenangan agar mereka bisa memetik hasil dari pertarungan. Pilkada sebagai ajang persekongkolan antara penguasa dengan pengusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun