Mohon tunggu...
Munawir S
Munawir S Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana IAIN Parepare

Pendidikan, Kepramukaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Terbalik: Menerobos Batasan Kelas Tradisional

7 Juni 2023   04:15 Diperbarui: 7 Juni 2023   04:29 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran terbalik adalah pendekatan yang inovatif dalam pengajaran dan pembelajaran. Pendekatan ini melibatkan pemberian bahan pembelajaran kepada para pelajar terlebih dahulu sebelum mereka memasuki kelas untuk diskusi dan aktivitas interaktif. Konsep ini dibuat dengan tujuan untuk mendorong siswa untuk belajar secara aktif sekaligus mempromosikan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. 

Dalam batasan kelas tradisional, pendekatan yang lebih umum digunakan adalah metode pengajaran yang berpusat pada guru, di mana guru memberikan materi dan siswa mendengarkan dengan saksama. Namun, pendekatan ini tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran terbalik merupakan suatu solusi untuk mendorong siswa agar lebih terlibat dalam pembelajaran.

Pembelajaran terbalik memberikan kesempatan bagi siswa untuk menjelajahi konsep dan ide-ide sebelum mereka berdiskusi dengan teman sekelas dan guru. Siswa memiliki waktu yang lebih lama untuk memahami materi dan mempertimbangkan pertanyaan yang ingin mereka ajukan dalam kelas. Ini adalah keuntungan utama dalam pembelajaran terbalik dan membantu siswa dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang dipelajari.

Selain itu, di dalam batasan kelas tradisional, siswa yang kurang aktif mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembelajaran. Namun, dengan adanya pembelajaran terbalik, siswa dituntut untuk lebih interaktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus membaca dan memahami materi sebelum masuk ke dalam kelas, dan kemudian diberi kesempatan untuk berbicara dan berdiskusi dengan teman sekelas dan guru tentang materi tersebut. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan mendorong mereka untuk lebih aktif belajar.

Namun, penting untuk diketahui bahwa pembelajaran terbalik bukanlah satu-satunya pendekatan pembelajaran yang efektif. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan pendekatan pembelajaran yang berbeda juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk setiap individu siswa.

Pembelajaran terbalik juga memerlukan dukungan teknologi dan akses ke internet, yang tidak selalu tersedia bagi semua siswa. Hal ini dapat membatasi penerapan pendekatan pembelajaran terbalik dalam konteks pendidikan yang lebih luas.

Dalam kesimpulannya, pembelajaran terbalik dapat membantu inovasi pendidikan. Pembelajaran terbalik dapat membantu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kemampuan siswa untuk duduk di kursi belajar. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan pembelajaran terbalik sebagai alternatif pendekatan pembelajaran dalam batasan kelas tradisional, tetapi juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan gaya pembelajaran masing-masing siswa.

Pembelajaran terbalik atau flipped learning adalah metode pembelajaran yang membalikkan urutan pembelajaran tradisional. Dalam pembelajaran terbalik, siswa akan mempelajari materi terlebih dahulu di rumah melalui video atau bahan bacaan, kemudian di kelas siswa akan melakukan diskusi dan berbagai aktivitas untuk mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Metode pembelajaran ini mampu menerobos batasan kelas tradisional yang hanya mengandalkan ceramah dari guru dan siswa hanya menjadi pendengar pasif. Dalam pembelajaran terbalik, siswa menjadi aktif dalam mempelajari materi dan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran terbalik memiliki beberapa keuntungan. Pertama, siswa dapat mempelajari materi dengan kecepatan mereka sendiri dan dapat mengulang materi yang sulit dipahami. Kedua, siswa dapat mempersiapkan diri sebelum masuk ke kelas sehingga waktu di kelas dapat dimanfaatkan secara efektif untuk diskusi dan aktivitas yang lebih interaktif. Ketiga, siswa dapat belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan kritis.Namun, pembelajaran terbalik juga memiliki beberapa tantangan. 

Pertama, siswa harus memiliki akses ke internet dan perangkat yang memadai untuk mempelajari materi di rumah. Kedua, guru harus mempersiapkan materi yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Ketiga, guru harus memastikan bahwa siswa memahami materi sebelum masuk ke kelas.Dalam era digital yang semakin maju, pembelajaran terbalik menjadi alternatif yang menarik untuk mengatasi batasan kelas tradisional. Dengan memanfaatkan teknologi dan metode pembelajaran yang inovatif, pembelajaran terbalik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun