Mohon tunggu...
Munawir Jumaidi Syadsali
Munawir Jumaidi Syadsali Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Peternakan

Tertarik dengan Spiritualitas dan Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melepaskan Hawa Nafsu atau Ditinggalkan oleh Nafsu?

1 Juli 2024   08:08 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aimana untuk bisa melepaskan diri dari gangguan nafsu, bagaimana agar nafsu yang ada di diri bisa saya matikan, bisa saya hilangkan sehingga saya bisa hidup tenang dan damai dalam ibadah tanpa diganggu ganggu lagi sama nafsu? Tanyaku ke Kakek Tamparang malam ini di serambi rumahnya.

"Gampang kalo itu Nak, lepaskan nyawamu maka nafsumu juga akan terlepas" kata Kakek sambil tertawa terkekeh kekeh.

"Ah, Kakek ini... Selalu susah diajak ngomong serius" kataku lirih merajuk.

"Tapi memang ada jenis manusia yang tidak bisa lagi diganggu sama nafsunya padahal dia masih hidup" kata kakek menggantung kalimatnya seakan menungguku bertanya.

"Manusia seperti apa yang tidak bisa lagi diganggu sama nafsunya Kek?"Tanyaku Cepat.

"Manusia yang tidak akan bisa diganggu sama nafsunya adalah Manusia yang disayang sama Kehidupan" Jawab Kakek pelan dan tenang.

"Lalu bagaimana caranya agar disayang sama Kehidupan Kek?" Cecarku tak sabar.

"Itu yang berat... Kehidupan hanya menyayangi Manusia yang menyambut dengan pelukan sayang apapun yang kehidupan berikan padanya... Diberi rejeki, dicaci maki, dipuji, direndahkan, ditipu, bisnisnya untung, anaknya sakit, anaknya berprestasi, dapat jabatan, jabatannya dicopot, menikah, bercerai... apapun itu semuanya diterima dengan pelukan sayang yang sama." Jelas kakek pelan dan lambat agar saya bisa memahami apa yang disampaikannya.

"Manusia seperti itulah yang sangat disayang sama kehidupan dan nafsu tidak punya kekuatan untuk mengganggunya... Karena dia punya Rasa sayang dan Cinta yang besar terhadap Kehidupan... Penerimaannya Sempurna. 

Nafsu hanya mengganggu mereka yang masih punya ketakutan dan kekhawatiran, mereka yang maunya dikasih yang enak enak saja, maunya mengalami yang baik dan bersenang senang saja yang kalo bisa bahagia selama lamanya " Kata kakek sambil tersenyum tipis kemudian lama terdiam sebelum meneguk Kopi Pahitnya yang tinggal sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun