Mohon tunggu...
Munawaroh
Munawaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - surabaya

Awali dengan Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Kecil

14 November 2021   20:52 Diperbarui: 14 November 2021   21:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan saya Munawaroh, mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama prodi S1 PGSD. Disini saya menceritakan tentang persabatan yang dari kecil hingga saat ini.

Di zaman anak anak, saya mempunyai banyak sekali pertemanan. Saya berteman dengan teman teman yang di sekitar rumahku, awalnya saya tidak mengenalnya dan saya merasa malu. Saya mempunyai teman bernama Gilang, waktu kecil kita selalu bermain bersama sama, dia juga orangnya sangat asik sekali. Setiap sore harinya kita pergi bermain bersama.

"Jri main yuk, main di lapangan bareng anak anak lain" sapa Gilang yang datang menghampiri teras rumahku. "Ayo ki, kita main" balas Fajri
Kita pun pergi bermain dengan membawa sepeda.

Sesampainya di lapangan kita menjumpai banyak anak anak yang bermain sepeda. Si Gilang menghampiri anak anak tersebut dan mengatakan sesuatu. "Oyy kita main balap sepeda yukk" sapa Gilang yang sedang mengatakan kepada anak anak lain. Lalu anak anak lain pun sepertinya menyukai dan menyetujuinya. Akhirnya kita bermain balapan sepeda bersama anak anak lain. Usulan bermain dari Gilang sangat seru, saya pun mengambil sepeda dan siap di posisi.

Setelah permainan berakhir saya dan Gilang melanjutkan permainan lain. Permainan tersebut adalah petak umpet. Kita pun memulai permainan dengan hompimpa bersama. Akhirnya saya yang menghitung dan yang lainnya bersembunyi, dan permainan pun berlangsung sangat asik dan seru.

Tak terasa hari pun telah senja. Saya dan Gilang beserta anak anak lain pun pulang ke rumah masing masing.
Adzan maghrib pun tiba saya dan Gilang pergi untuk sholat bersama di masjid. Gilang pun datang bersama Shandy ke rumahku untuk memanggilku. "Fajri... Fajriii" sapa Shandy dan Gilang. Aku pun izin ke orangtuaku untuk pergi sholat maghrib di masjid bersama teman temanku. Aku pun pergi ke masjid bersama Gilang dan Shandy.

Setelah selesai sholat kami pun pergi pulang ke rumah. Sesampainya di rumah orangtuaku mau mengucapkan sesuatu yang sebelumnya sudah disampaikan oleh ibu Shandy. Ternyata ibu Shandy meminta dia untuk menginap sehari di rumahku karena ibunya sedang pergi ke luar kota. Shandy pun mau menginap di rumahku.
Kami pun masuk ke dalam rumah, dan kita pergi makan malam bersama "Inii Shan kue makan aja kan laper" ucap Fajri sambil mengambil kue yang ada di piring. "Ohh iya an terima kasih ya" sapa Shandy sambil menerima kuenya. Setelah Shandy dan saya makan malam bersama keluargaku, aku dan Shandy pergi tidur.

Hari pun telah pagi, Shandy pun membangunkanku, dan kemudian kita pergi untuk sarapan bersama. Setelah sarapan, Shandy dan aku pun pergi ke rumahnya dan ternyata ibu dan ayahnya sudah pulang. "Jri terima kasih ya sudah mengijinkan Shandy menginap" Sapa ibunya Shandy "terima kasih atas semuanya loh yah an, maaf ngerepotin juga" sapa Shandy
"iya bu sama sama, kita kan sudah saling kenal" sapa Fajri.

Suatu hari aku pun pergi main komputer bareng Gilang di warnet dia. Saya bermain bersama dia, tidak begitu lama razaq pun datang dan langsung bermain. Entah kenapa Shandy sifatnya berbeda dia ingin menang sendiri. Lalu aku dan Gilang pun tidak menyukai sifatnya kali ini. Karena dia bermain curang dan tidak mau adil "Shan mainnya jangan curang dong Shan" sapa Gilang yang sedang sedikit kesal "Yaa namanya juga game lang ya harus jago mainnya" Ucap Shandy yang sombong Di sinilah permasalahan dalam pertemananku terjadi.

Lalu setalah bertahun tahun lamanya saya memiliki teman yang sangat kusukai. Saya pun telah menduduki bangku SMP begitu juga dengan yang lain. Shandy pun tidak tinggal di rumahnya lagi karena dia disekolahkan oleh ibunya di luar kota Bekasi. Gilang mendegar kabar itu merasa sangat senang. "Yes..!!! akhirnya si orang sok tau itu gak ada juga di sini" Ucap Gilang dengan senang hati " Iya sih tapi saya merasakan yang bukan seperti dulu lagi" Ucap Fajri. "Biarin aja jri, paling dia juga akan balik ke rumahnya lagi" ucap Gilang.

Ketika saya memasuki usia remaja, saya sadar bahwa saya sudah jarang berjumpa dengan mereka lagi. Yang dulunya kita sering main tiap sore harinya, sekarang pun sudah berbeda saya melihat mereka banyak perbedaan. Saya dan Gilang terkadang bertemu bersama ketika di hari libur sekolah. Pada hari minggu saya dan Gilang pergi ke warnetnya dia bersama. Terkadang kita pun mengobrol ngobrol tidak jelas, oki juga sering memberitahuku tentang informasi informasi mobil. "Jri ini nih an bedanya mobil Mitsubishi Pajero yang lama sama yang baru" Ucap Gilang sambil menunjukkan ke arah komputernya. "Wah iya ya bodinya lebih bagus dan agak lebar, lampu depan dan belakang juga menarik" Jawab Fajri. Itulah yang biasa dilakukan kami ketika bermain warnet bersama.

Beberapa bulan kemudian saya telah meranjak ke usia 16 saya sudah menduduki bangku SMA. Di sini kami juga telah memiliki sifat dewasa, masa kanak kanak yang saya rasakan sudah hilang, namun memori memori yang ada masih saya ingat sampai sekarang.

Pada saat itu aku dan sahabatku Gilang masih dapat berteman dengan baik, dan pada masa itu juga dia orangnya sangat asik dan seperti adik sendiri. Di hari kemarin sebelum menjelang tahun baru 2017 saya dan Gilang pergi berkeliling menaiki sepeda motor. Pada masa ini kami sudah jarang juga mengendarai sepeda bersama sama lagi. 

Pada sore harinya kami berangkat bersama menggunakan motor saya. Kami berkeliling keliling sambil bercerita, sayangnya di tengah perjalanan cuaca sangat mendung. "wahh wahh lang ini kayaknya mau hujan nih lang" ucap Fajri sambil mengendarai motor. "Iya nih jri ya udah cepet cepet gas" Ucap Gilang" Yah ini mah bakal terjebak hujan lang, gimana kita berteduh dulu" Ucap Fajri. "Ya udah deh ayoo" ucap Gilang. Kami pun berteduh di depan toko. Kami berteduh sangat lama karena menunggu hujan kecil. 

Kami pun merasakan kedinginan bersama dan kami pun tetap bersabar menunggu hujan berhenti. "Lang pulang naik angkot aja lang kalau dingin" sapa Fajri" Nggak usah jri, nanti lu gimana?" sapa Gilang "Ya nggak apa apa, lagi pula ini kan hari sudah menjelang malam dan Gilang kan kedinginan ya mending naik angkutan umum aja lang" Ucap Fajri

"Udah nggak apa apa gua kuat kok" ucap Gilang. Akhirnya hujan pun telah reda dan kami pun bergegas untuk menuju pulang ke rumah. Dan pada hari esoknya si Gilang pun jatuh sakit, saya pun merasa kasian kepadanya.

Hari berganti kami pun dapat berjumpa bersamanya lagi. Pada suatu hari saya pergi ke luar rumah dan saya sempat melihat Shandy. Saya melihatnya sudah berbeda sekali, karena sudah lama tidak jumpa dengannya sangat lama. Masa ini dia sangat sombong dan dia juga sudah mempunyai teman yang lain. Dan dia sudah bersikap dewasa karena dia selalu bermain dan berpergian jauh, dia juga sudah mempunyai teman perempuan.

Suatu hari saya juga bercerita kepada sahabatku Gilang. "Lang si Shandy udah beda ya, udah beda sifatnya" Ucap Fajri. "Iya jri dan dia juga udah ada teman perempuannya, ya mungkin dia udah gak kenal sama kita lagi" ucap Gilang

Dan saya pun sangat bersyukur dan senang memiliki teman yang sudah sangat lama kutemani yaitu si Gilang. Dia orangnya sangat lucu dan dapat di mengerti, pertemanan adalah seseorang suatu orang yang berawal dari ketidak-tahuan dan kemudian akan menjadi saling mengetahui.

Menjadi seorang teman adalah pekerjaan mudah, tapi persahabatan adalah buah yang lama berbuah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun