Mohon tunggu...
muna warman
muna warman Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Terus Mengejar Mimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jatuh Tertimpa Tangga

26 Maret 2019   09:27 Diperbarui: 26 Maret 2019   15:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nisa adalah salah satu siswi yang berbakat dan rajin belajar. Ia memang tak pernah mendapat juara dikelasnya, namun sejak kelas 10 s/d 12 ia tetap masuk sepuluh besar dan tetap bertahan di kelas inti plus (kelas favorit). Dan layaklah kalau Nisa direkomendasikan oleh pihak sekolah masuk perguruan tinggi lewat jalur undangan. Tapi sayang, ia tidak diikutkan dalam jalur tersebut. Bahkan sangat ironis sekali, tiga puluh siswa yang ada dikelasnya hanya ia sendiri yang tidak direkomendasikan oleh pihak sekolah. Entah apa yang terjadi, ia sangat kecewa bahkan malu kepada teman temannya. Padahal Nisa baru saja sehat dari sakit selama tiga hari.

Cerita ini berawal dari:

Ketika Nisa jatuh sakit saat sedang berada disekolah, Ia lalu permisi ke guru piket untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah, ibunya melihat keadaan nisa kesakitan dan langsung membawanya berobat kerumah sakit. Ia dirawat selama tiga hari di rumah sakit, karena dokter mengatakan kalau Nisa terkena gejala ginjal. Padahal Nisa baru saja dapat info kalau ada pendaftaran  tes masuk perguruan tinggi melalui jalur undangan (SNMPTN). 

Setelah Nisa sembuh, lalu ia diizinkan dokter pulang kerumahnya. Keesokan harinya Nisa langsung berangkat kesekolah, dan bertemu dengan teman temannya. Disekolah ia langsung dapat Khabar dari temannya, kalau ia tidak diterima mendaftar melalui jalur undangan. Info tersebut didapat temannya dari penjelasan pihak sekolah. Kecewa dan sedih terselib dihati. Ia penasaran sekali, dan langsung mengkompirmasi ke pihak sekolah. Ternyata betul, ia tak terdaftar di jalur tersebut. Rasa penasaran menghantui Nisa sampai pulang kerumahnya. 

Sesampainya di rumah, Nisa menceritakan khabar tersebut kepada ayah dan ibunya. Sambil meneteskan air mata, Nisa curhat pada kedua orangtuanya. Nisa yang tak tau apa apa tentang tatacara penerimaan mahasiswa jalur undangan, akhirnya gagal di jalur itu.

Ia merenung dan berpikir, kok bisa saya tidak direkomendasikan pihak sekolah? Itulah pertanyaan tertanam dibenaknya. Adakah permainan pada jalur undangan?

Permainan sekolah atau permainan siapa?

Penuh tanda tanya. Mungkin jalur undangan dihapuskan saja bro.....

Sudah sakit, tak dimasukkan jalur undangan. Bak pepatah " sudah jatuh, lalu  tertimpa tangga.

"Nisa masih polos" 26/03/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun