"PERAN FARMASIS DALAM MENYONGSONG INDONESIA SEHAT 2025"
Indonesia di tahun 2025 diasumsikan akan mendapat bonus demografi. Dimana bonus demografi suatu Negara didapatkan ketika jumlah penduduk usia produktifnya lebih banyak daripada penduduk usia non produktifnya. Dalam hal ini usia produktif yang dimaksudkan yakni pemuda dari Negara itu sendiri. Pemuda Indonesia merupakan pemuda yang seharusnya memiliki potensi yang snagat besar mengingt begitu banyaknya sumber daya alam yang ada di Indonesia.Â
Namun, melihat begitu banyaknya pemuda di Indonesia yang banyak mengalami penyimpangan memberi dampak negative yang besar terhadap pemuda itu sendiri. Salah satu penyimpangan yang banyak terjadi yakni penyalahgunaan obat-obatan terlarang . peyalahgunaan dari obat obatan terlarang ini berdampak dari kondisi kesehatan pemuda itu sendiri.  Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan yakni, penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non roduktif  namun jikalau hanya sebatas status namun tidak mampu bekerja dengan nyata karena terkendala dari segi kesehatan maka itu sama saja jika Indonesia telah menyianyikann bonus demografinya. Melihat permasalahn tersebut diatas maka Indonesia dituntut untuk tetap menjaga kualitas setiap pemuda utamanya dalam segi kesehatan dalam mempersiapkan datangnya bonus demografi tersebut.
Indonesia sehat merupakan hal yang sangat penting untuk menghadapi bonus demografi tersebut. Indonesia sehat berarti pula penduduk yang menghuni Indonesia memiliki kondisi yang sehat dalam segi jasmani dan rohni. Berbicara mnengenai segi jasmani tentu tidak lepas dari bagaimana tubuh mampu mempertahankan kondisi tubuh kita dari berbagai macam penyakit. Untuk itu, jika Indonesia melewati bonus demografinya karena masalah kesehatan dari usia produktif yang tidak sesuai dengan harapan maka begitu banyak kerugian yang dapat terjadi.
Dalam menyongsong Indonesia sehat di tahun 2025, lantas apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal tersebut. jawabannya adalah diperlukan mereka yang mampu terjun langsung menjaga kesehatan para pemuda yang ada di Indonesia. Lantas siapa yang berperan untuk hal tersebut?. Â Jawaban dari pertanyaan tersebut yakni mereka yang bergelut di dunia kesehatan. Bukan hanya dokter maupun perawat, namun ada satu profesi yang memegang peranan penting dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 yakni seorang farmasis
Farmasis merupakan suatu profesi dimana seseorang tersebut bekerja dibiang kefarmasian, artinya mereka yang bergelut di dunia peracikan dan pembuatan obat. Seorang farmasisi adalah mereka yang berperan penting dalam menjaga kesehatan generai penerus bangsa ini mengapa demikian sebab dengan kehadiran seorang farmasis maka terdapata banyak hal keuntngan yang dapat diraih melihat begitu bnayak peran yang dapat dilakukan oleh seorang farmasis di dunia kesehatan. Mungkin setiap orang berpikir bahwasanaya apa itu farmasis karena yang mereka ketahui hanyalah dokter dan perawat, ini merupakan sesuatu yang ironi ketika masyarakat tidak mengenal apa itu farmasis melihat begitu besar peran yang dimiliki oleh seorang farmasis.
Lantas bagaimana peran farmasis dalam menyongsong Indonesia sehat 2025. Farmasis memiliki peran yang sangat penting diantaranya
Memastikan setiap obat yang diracik tetap menjadi obat yang layak untuk dikomsumsi dan tidak berabahaya untuk siapapun
Mengawasi setiap pendistribusian obat
Memastikan setiap obat yang dibuat tetap menjadi obat yang layak untuk dikomsumsi dan tidak berabahaya untuk siapapun
Memastikan penyaluran obat dan pendistribusian obat kepada orang yang tepat untuk memakainya
Menjaga kualitas produk yang telah dibuat.
Memastikan pelayanan kesehatan yan dilakukan tepat dan benar
Memberikn pelayanan terbaik demi kemajuan bangsa
Namun, melihat peran farmasis tersebut kita ketahui bersama bahwasanya seorang farmasis dalam meaksanakan perannya di dunia kesehatan mengalami krisis identitas. Krisis identitas yang dimaksud yakni krisis dimana seoran farasis tidak dikenal oleh masyrakat luar dan tidak dipandang oleh masyrakat itu sendiri, mengapa hal tersebut terjadi Fakta yang ada di ruang lingkup masyarakat telah membuktikannya bahwa hal tersebut memang benar bahawa farmasis memang krisis dalam hal tersebut.
Lantas peran apa yang harus dilakukan seorang farmasis dalam menyongsong Indonesia tahun 2025 melihat kerisis yang sedang dihadapi. Dalam menghadapi Indonesia ditahun 2025 dan seperti yang diketahui bahwa di tahun 2025 indonesia akan mendapat bonus demografinya maka seorang farmasis diharapkan terlebih dahulu menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi kemudian baru dapat melaksanakan perannya dengan baik.
Namum, timbul kembali pertanyaan bahwa apakah setelah seorang farmasis setelah melalui krisis identitasnya mampu untuk menyongsong Indonesia sehat ditahun 2025 melihat banyak penyimpangan yang terjadi baru baru ini di kendari. Penyimpangan tersebut yakni kasus dari penyalahgunaan PCC oleh anak dibawah umur. Ketika saya melihat berita ini di TV saya merasa ini merupakan Ironi sebab ketika hal tersebut terjadi yang langsung disoroti adalah seorang farmasis. Padahal seperti yang dikatakan oleh Prof. Natsir Djide penangkapan tersebut dilakukan tanpa adanya investigasi yang lebih lanjut mengenai hal tersebut dan langsung saja dipubikasikan di media.Â
Selain itu terdapat pula masalah yang lain yakni ketidak beradaannya seorang farmasis di suatu apotek ketika seorang pasien seharusnya bertemu dengan seorang farmasis di sana, namun hl tersebut tidak terjadi karena ketika seorang pasien datang ke suatu apotek mereka tidak mengetahui bahwasanya obat apa ang mereka beli jika yang melayani mereka ada sang pemilik apotek yang nyata nyatanya bukan berfrofesi sebagai apoteker. Inilah ironi atau masalah yang haus diselesaikan oleh seorang farmasis agar dapat memerankan perannya dalam menyongsong Indonesia sehat di tahun 2025. Selain itu peran pemerintah juga sangat dibutuhkan mengingat undang- undng tentang pengaturan gaji farmasis yang belum jelas membuat seorang farmasis tidak memiliki rasa semangat dalam menjalankan tugasnya. Jadi selain farmasis itu sendiri dibutuhkan pula kerja sama dngan pemerintah dalam mewujudkan  Indonesia sehat di tahun 2025
Lantas timbul kembali pertanyaan yang sama mampukah Indonesia mewujudkan hal tersebut? mampukah seorang farmsis untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi dalam menyong song Indonesia sehat 2025?. Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut adalah mampu. Indonesia mampu menjaddi Negara yang sehat jika masyarakat yang ada di dlamanya mapu untuk mengerti dan sadar bahwasanya kesehatan merupakan kunci utama keberhasila seseorang.
Begitupun dengan seorang farmasis dalam mengatasi hal terseburt diatas mereka diharapkan untuk mampu melakukan gebrakan. Maksud dari hal ini adalah dibutuhkan seorang farmsis yang mampu memberi gebrakan kepada sesame farmasis agar dapat mengatasi hal tersebut. gebrakan yang dimaksud yakni memperlihatkan eksistensi seorang farmasis di kalangan masyrakat bahwasanya inilah tugas dari farasis itu sendiri dan tidak hanya berad di dalam lab dan melakukan kegiatan mereka setiap harinya, selain itu seorang farmasis juga tidak boleh minder terhadap pelayan kesehatan yang lain karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa farmasis merupakan suatu profesi yang bergengsi. Buktinya di suatu universitas atau institute perguruan tinggi terdapat banyak peminat dari jurasan farmasi. Bukan hanya itu seorang farmasis betul betul harus memiliki tagging jawab dan kesadaran diri untuk dapat melaksanakan perannya dengan baik. Dengan kesadaran diri  dari setipa pribadi farmsis yang ada maka saya yakin bahwa dalam melaksanakan tugasnya tidak ada lagi kendala yang dapat terjadi yang menhambat eran dari farmasis itu sendiri.
Telah disebutkan diatas bahwa peran farmasis dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 harus dimulai sejak dini yakni sekarang!. Sebab jika kita terus menunda waktu yang akan didapatkan hanyalah penundaan pekerjaan yang akan berkelnjutan dan seorang farmasis tidak dapat lepas dari masalahnya dan itu juga berdmpak bagi peran seorang farmasis daam melaksanakan perannya dengn baik dan penuh tanggung jawab.
Kembali ke tema yang ada peran farmasis dalam menyongsong inndonesia sehat 2025. Selain yang telah disebutkan di atas peran farmasi yang harus ada saat ini yakni patient oriented. Dimana seorang farmasis harus berinteraksi sendiri kepada seorang pasien dan yang paling penting farmasis harus menjelaskan sendiri kepada pasien mengenai cara pemakaian dari obat itu sendiri, jadi apapaun yang tidak diketahui seorang pasien dapat langsung ditanyakan kepada ahlinya yakni, seorang farmasis. Seorang farmasis yang mengerti seluk beluk dari obat, seorang farmasis yang mengetahui dosis yang tept yang harus diberikan kepada pasien, seorang farmasis yang mampu menjwab pertanyaan seorang pasien dikala mereka tidak mengetahui cara pemakaian darri obat tersebut, seorang farmasis yang dapat menjelaskan dampak positif dan efek samping dari obat.Â
Untuk itu besar harapan Indonesia kepada farmasis dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 dan selain itu besar pula harapan dari penulis agar hal-hal yang dituangkan dalm tulisan ini dapat terwujud dan bukan lagi dalam bentuk tulisan maupun wacana. Namun, dalam bentuk pengaplikasian yang nyata, agar dapat memberi pengaruh positif kepada setiap orang dan bersama membawa Indonesia sehat di tahun 2025 agar kita dapat menjadi bangsa yang maju di segala bidang dengan memanfaatkan bonus demografi yang dimilki di tahun 2025.Â
Karena jika bukan mereka yang mengerti mengenai kesehatan maka siapa yang akan menjami Indonesia sehat 2025 jikalau bukan mereka yang memmiliki passion di dunia kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum farmasis melakanakan perannya terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang ada agar tidak timbul sesuatu yang dapat menurunkan eksistensi farmasis dikalangan masyarakat, mengingat kepercayaan masyarakat sangant penting dalam mendukung farmasis dalam melaksanakan perannya. Dan perlu diingat pula bahwa begitu besar pera dari seorang farmasis dalam melaksanakan peran dalam menyongsong Indonesia sehat di tahun 2025
Kesimpulannya, peran farmasis dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 bukan hanya dari segi peracikan, pembuatan obat maupun pendistribusian obat, bukan hanyat bergelut di laboratorium menemukan obat yang baru namun bagaimana peran farmasis dalam mengawasi dan terjun langsung ke lapangan agar pasien mengomsumsi obat tersebut dapat sembuh dari penyakit yang dialami setelah mengosumsi obat yang diberikan dalam dosis yang tepat. Jika kita sudah mendengar kata sembuh maka dari itu kesehatan dapat diraih pula dan inilah tujuan besar yang harus diraih oleh mereka yang bergelut di dunia kesehtan. Maka kesehatan di Indonesia harus dimulai sejak dini menuju Indonesia 2025 menjadi Indonesia sehat 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H