Mohon tunggu...
Muna Napiah Nur
Muna Napiah Nur Mohon Tunggu... Guru - Blog

Traveling | Social | Budaya | Sharing with me, Let's Go !!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Ziarah Makam Keramat Empang Bogor (Habib Abdullah bin Mukhsin Al-Attas)

13 Juli 2024   07:19 Diperbarui: 13 Juli 2024   13:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang multikultural terbesar di dunia, hal ini tercermin dari kondisi sosial budaya dan geografis Indonesia yang kompleks, beragam dan luas. (Lestari, 2016). Multikulturalisme dapat diartikan sebagai hidup di suatu tempat dengan budaya dan ciri-ciri tertentu yang membedakan satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Indonesia sebagai suatu bangsa yang berperadaban memiliki sejarah yang sangat panjang. Indonesia terbangun secara struktural dari kelompok-kelompok masyarakat yang semula memiliki struktur tersendiri (Saddam, 2020). Jadi, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk terdiri dari ribuan suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Keanekaragaman budaya Indonesia juga merupakan kekayaan negara yang sangat besar, yang harus dilestarikan dan dikembangkan untuk memahami esensi semboyan Indonesia Bhineka Tunggal Ika dari generasi ke generasi. 

Suatu masyarakat tentu memiliki budaya atau adat istiadat yang bersifat alamiah atau sering dilakukan sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang tetap dan berulang, misalnya ziarah pada makam keramat. 

Kebudayaan yang terdapat di masyarakat sangat beragam, diantaranya adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya yang mengikat dalam masyarakat juga terdapat nilai-nilai kepercayaan, nilai religi yang merupakan tradisi atau warisan leluhur (Wawansyah, 2017). 

Budaya tersebut sudah menjadi tradisi leluhur dan nenek moyang yang merupakan bentuk perilaku yang dilakukan secara rutin dan terus menerus yang akhirnya menjadi suatu kebiasaan dan dilakukan juga oleh masyarakat atau generasi berikutnya, sehingga hal tersebut dilakukan secara berulang dan pada hari tertentu untuk melakukan ziarah kubur bersama-sama.

Secara garis besar, tujuan dari ziarah makam adalah untuk mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan semua manusia akan mengalami kematian (Purwadi, 2006). 

Bagi para peziarah, kisah mengenai karamah para wali itu tersebar dari waktu ke waktu dan makam mereka diziarahi oleh banyak orang juga menjadi pusat penyebaran informasi mengenai karamah itu. Tidak hanya juru kunci, masyarakat dan para peziarah berlomba-lomba menjadi juru cerita mengenai karamah yang diyakini begitu saja tanpa memerlukan pembuktian yang serius dan ilmiah (Anam, 2015).

Kemudian bagi banyak peziarah, makam adalah tempat yang mustajab atau tempat yang manjur untuk berdoa. Makam tidak hanya menjadi tempat untuk mendoakan jenazah tetapi juga menjadi tempat yang dianggap cocok untuk mengungkapkan dan menghayati berbagai problematika hidup yang dihadapi oleh para peziarah, selanjutnya mereka meminta kepada sang pencipta agar semua permasalahan hidup yang dihadapi oleh para peziarah dapat teratasi.

Adapun kebaikan atau keteladanan dari sosok orang suci yang berada di dalam makam itu menjadi suatu perantara. Selain itu, agama merupakan kekuatan yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Agama mempunyai keterkaitan dengan berbagai aspek kehidupan seperti keluarga, masyarakat, ekonomi dan politik. 

Terdapat juga hubungan dialektis antara Agama dengan aspek kehidupan sosial lain. Sebagai contoh kepercayaan dan nilai-nilai agama memotivasi manusia melakukan tindakan tertentu dan organisasi agama dapat mengorganisasikan melakukan tindakan-tindakan yang paling ekstrim sekalipun sebagai ekspresinya (Haryanto, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun