Mohon tunggu...
Muna Nahdi
Muna Nahdi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membangun Ketaatan Saat Sengsara Melalui Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar

7 Maret 2024   09:41 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai makhluk yang di ciptakan oleh tuhan, kita tidak bisa berdiri sendiri dalam kehidupan dan aktivitas tanpa bantuan dari tuhan. Oleh karena itu manusia diperintahkan beribadah, merendahkan diri, taat, tunduk, patuh, dan mengikuti perintah Tuhan Yang Maha Esa

Dalam konsep ajaran agama islam taat kepada Allah SWT adalah sebuah kewajiban bagi seluruh umat muslim. Dan pada-Nya lah kita bisa meminta bantuan dengan wujud praktik berdoa disetiap saat. 

Doa sebagai permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Allah. Artinya adalah mengucapkan suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah yang di dalamnya ada pujian, harapan, dan permintaan

Sebagai makhluk kita pasti sering menderita karena takdir tuhan yang tidak seperti apa yang kita mau. Namun apakah saat kita menderita kita masih taat kepada tuhan? 

Di dalam puisi yang di tulis oleh Chairil anwar yang berjudul 'Doa' ia ingin memberikan kesan lain, bahwa saat kita sedang merasa menderita kita harus tetap taat kepada tuhan dan menerima dengan pasrah.

Tuhanku...

Dalam termangu aku masih menyebut Nama-Mu

Biar susah sungguh mengingat kau penuh seluruh

Cahya-Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Pada bait pertama puisi tersebut, penulis mengajak kita merasakan bagaimana rasa nya saat kita menderita sekaligus memberi kesan sedih yang mendalam. Namun masih tetap taat kepada sang pencipta

Menderita berarti merasakan suatu kesusahan yang mendalam atau bisa di definisikan sebagai keadaan menyedihkan yang harus di tanggung. Ketika tuhan memberikan rasa susah itu kepada kita, mungkin tuhan tau kita lah yang bisa melewati kesusahan tersebut dan kita harus melewatinya dengan pasrah dan berdoa kepada tuhan.

Hal ini mengingatkan kepada kita untuk selalu dekat dengan sang pencipta dan ajakan untuk menyadari bahwasanya kita tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Seperti yang di gambarkan pada bait selanjutnya

Tuhanku..

Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku aku mengembara di negeri asing

Tuhanku..

Dipintumu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Dekat dengan sang pencipta sesungguhnya bisa dalam kondisi apapun saat senang maupun saat sedih. Kebanyakan mahkluk kembali kepada tuhan hanya saat merasa kesusahan. Mereka kebanyakan lupa akan nikmat tuhan yang telah diberi saat merasa senang. 

Kesusahan itu emosi yang terkadang dirasakan oleh manusia, segala permasalahan yang terjadi di dunia menjadi penyebab manusia bersedih

Walaupun sesungguhnya tuhan maha pemaaf tetapi kenapa justru kita kembali kepada tuhan dan berdoa saat hanya merasa sengsara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun