Mengukir Kisah Di sila pertama Pancasila.
Karya : Munamilatul Khanifah
Terbangun aku dari tidurku. Ada suara yang membangunkanku. Hingga akupun benar-benar terbangun. "Alhamdulillah......(Rasa syukur ini menghias, menyelimuti hawa sejuk dingin. Seandainya aku masih terbuai oleh tipu daya setan, seolah mengipas kipas sayup sayup mataku. Astahfirullah....Aku seakan sebagai penghianat pancasila. Itu tertulis jelas disila pertama" Ketuhanan yang maha Esa).Alhamdulillah.... Ku terbangun dan bergegas mengambil air wudhu.
Ada sedikit penyesalan ketika sholat disepertiga malam terlewatkan. Tetapi aku sadar kerena sebuah kehilafan. Sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Dan kesempurnaan secara kekal dan abadi adalah milik Allah Subhanallah Wataallah semata. Sebelum menunaikan sholat subuh ada sebuah sholat sunah qobliyah subuh. Dimana pahalanya menalahkan kenikmatan dunia dan seisinya. Luar biasa... Tetapi itu bagi insan yang yakin dan taqwa atas kuasaNya.
Tetesan embun bercampur dengan sisa air hujan yang turun tadi malam. Barakahpun kucoba untuk bisa kucapai. Teringat hari ini adalah lahirnya pancasila. Kisah tentang hari ini tertuang ,terukir mesra. Bagaimana tidak pagi- pagi para bocil alias bocah cilik . Pada ingin sekali berenang. Dengan Jurus andalan masak cepat . Gorenganpun tersaji untuk anakku dan teman-temannya. Sebagai sarapan juga bekalnya nanti ketika selesai berenang. Sungguh senang rasanya bisa berbagi. Salam litersi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H