Mohon tunggu...
Ali Munada
Ali Munada Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seseorang jujur, sederhana, menerima ada apanya, tidak sombong, suka menabung, buang sampah pada tempatnya, rajin sholat lima waktu, mahasiswa UMM Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sempuh Island – The Hidden Paradise

29 Desember 2012   05:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempuh Island – The Hidden Paradise

Berawal dari sebuah cerita tentang liburan pada saat itu, aku dan kawan –kawan yang tinggal dan berasal dari satu daerah berencana mengadakan liburan bersama. seperti biasa, 1 minggu sebelum hari keberangkatan, kamipun mempersiapkan semua kebutuhan yang di perlukan, mulai dari tujuan liburan, tranportasi, konsumsi, tempat berteduh, waktu perjalanan yang di butuhkan yang berujung pada biaya.

Pada malam ke 5 sebelum hari H, kami pun menyempatkan diri untuk membicarakan tujuan liburan. Tepat pada pukul 20:00 kawan-kawanpun sudah berkumpul, di awali dengan mengajukan tujuan liburan pembicaraan dibuka, ada banyak tujuan yang sudah kita tentukan, akan tetapi tujuan wisata yang terkuat adalah Pantai Leter, Pulau Sempuh, dan Kasembon. Setelah beberapa jam kita membahas dimanakah tujuan luburan untuk anggota AMKT Mandau supaya mereka merasakan betapa senangnya liburan bersama kawan-kawan seperjuangan, layaknya bunyi ketokan palu sidang dalam suatu kesepakatan, Pulau Sempuh akhirnya terpilih menjadi tujuan liburan Anggota AMKT Mandau Malang, karena melihat dari biaya yang di butuhkanyang meliputi : tranportasi, konsumsi, sewa tenda, biaya masuk tergolong kecil dan murah.

13579232151071633098
13579232151071633098

Kordinator bendahara pun menarik uang iuran kepada anggota AMKT Mandau Malang pada malam ke H – 1, karena kita harus membeli bahan-bahan konsumsi yang dibutuhkan, dan memasak bumbu-bumbunya, layaknya chef master sungguhan “ tolong, ambilkan kertas sama pulpen” bidang konsumsipun mendaftar bahan-bahan yang dibutuhkan, setelah semua daftar bahan konsumsi di rasa cukup, regu konsumsi berangkat untuk memborong bahan masakan, 3 jam kemudian meraka sudah kembali dengan membawa beberapa bungkus plastic super besar besar (nada lebay), anggota yang lain bergegas membantu, mulai dari pengepakan barangdan memasak bumbu-bumbu yang diperlukan, karena anggota kami lumayan banyak tugas pun kami bagi, ada yang memasak, mengepak bahan yang sudah di daftar dan akhirnya untuk beberapa pekerjaan konsumsi sudah disiapkan.

Biaya, biaya yang di butuhkan tidak terlampau mahal, cukup dengan uang 70,000 saja cukup untuk makan enak sebanyak 2 kali, tenda yang hangat, dan tempat wisata yang asyik untuk di kunjungi. Harga itu menyesuaikan dengan tempat dan dari mana kita berangkat. Perjalanan yang di tempuh dari malang hanya 3 jam saja, setelah kita sampai di pelabuhan, kita akan di seberangkan dengan kapal nelayan, untuk biaya kapalnya hanya 100,000 per kapal, karena saya bersama dengan teman-teman, jadi cukup iuran saja pembayaranya cukup enteng dan tidak menguras kantong. Hehehe, waktu penyebrangan melalui dari pelabuhan ke pinggiran pulau hanya 10 menit, setelah itu kita berjalan kaki, perkiraan 2 jam, jika banyak beristirah, tpi jika jalan lancar maka hanya 1 jam saja perjalananya, sepanjang perjalan menuju pulau kita di suguhkan dengan pemandangan hutan yang lebat, hijau, terasa sejuk, udara segar. Serasa ingin membua rumah di daerah pulau itu, masih natural tidak ada campur tangan manusia untuk membuatnya tidak indah.

Canda tawa disepanjang perjalanan membuat kita tidak merasa lelah, akan tetapi membuat kita semakin semangat untuk cepat sampai, hingga tak terasa tinggal beberapa langkah lagi kita sampai di pulau sampuh, tempat tujuan yang kita rencanakan, this is it, pulau sempuh, akhirnya sampai juga, air yang tenang dan mengasyikan, ingin rasanya aku segera berenang ke pula itu, tpi, hari semakin malam, saya dan kawan-kawan segera mengambil posisinya masing, karena kami sudah berkoordinasi sebelumnya, jadi tidak ada yang bersantai ria, ada yang mendirikan tenda, mencari kayu untuk api unggun, menyiapkan tempat untuk konsumsi, setelah semua di rasa sudah beres dengan tugas nya, kini giliran saatnya untuk bersantai ria.

1357923390210334621
1357923390210334621

Pulau sempuh adalah pulau yang indah, lokasi 69 KM dari Malang Kota,area conservasi dengan luas 877 ha, tempatnya tidak begitu luas, tpi bisa membuat kita terkagum-kagum dengan keindahan yang ditawarkan, dikelilingi batu karang yang tajam, air lautan yang ganaspun membutuhkan waktu yang panjang untuk menghancurkanya, untuk sementara air laut hanya mampu menembus pulau sempuh dari lubang yang kurang lebih berdiameter 25 meter, jadi angin dan air laut yang sangar sangat sukar untuk meluapkan emosinya. Hah, memang begitu indah, tidak kebayang seandainya aku bisa mempunyai rumah di pulau sempuh, pasti sangat menyenangkan. Hahahaha, harapan terlalu tinggi.

Malam menjelang, tidak henti-hentinya pulau sempuh memberikan keindahan yang dia punya, sekitar jam 10 malam, aku dan kawan segera berjalan ketepian pulau dan membawa amunisi. petikan gitar dan suara yang tak beraturanpun akhirnya di mulai, tidak hanya kami yang bermalam di pulau sempuh, Beberapa orang yang bermalam di Pulau Sempuh sepertinya sudah tidur, saya dan kawan tidak memikirkan itu kami disini untuk berlibur, klo mau tidur mengapa tidak di rumah saja, celetuk ku, tpi kami sadar mungkin esok hari ada yang akan melewati perjalan pulang, “suara nyanyian bersama yang kami dendangkanpun agak di kondisikan”, suara jangkrik yang hampir tidak pernah aku dengar di tengah hiruk pikuknya kota Malang, serasa alunan bungi yang di susun secara apik, keras, banyak, tpi tak menyakitkan telinga. bulan yang bundar belum sempurna masih malu menampakan dirinya,

1357923667846317089
1357923667846317089

Pagi menjelang, tidak terasa petikan gitar yang saya dan kawan-kawan mainkan sampai larut pagi, sekitar jam 4 pagi, mata ku terasa tak berdaya, seolah-olah enggan untuk terbuka. Dan akhirnya aku pun tertidur, tidak tau siapa masih kuat membuka mata. Tepat jam 6 pagi aku paksakan mata ku untuk terbuka, aku ingin melihat matahari terbit di Pulau Sempuh, berbekal kopi dan asap, aku bergegas menaiki batu karang yang tajam, hingga aku lupa membawa alas kaki, sedikit goresan tanda kenang-kenangan untuk telapak kakiku, cairan merah keluar, tpi tak apalah. Luka itu hilang ketika aku melihat matahari nan indah terbit, sedikit kemerah-merahan tapi tidak marah, tambahan warna kuning tpi tidak layu, awesome. Tuhan begitu indahnya kau ciptakan benda mungil itu, terlihat sempurna, walaupun belum ada manusia yang bisa mendara disana. “dalam benak ku”.

Kawan-kawan ku sibuk dengan bermain futsal pantai, berenang di area pulau, bercanda tawa dengan teman yang lain, memancing ikan, hunting foto, untuk di jadikan kenang-kenangan mereka liburan, ada pula yang hanya menikamati kopi dan asap kejenuhan, tpi dengan pemandangan yang tersedia, yaitu aku,,, hahahaha,, senang dan gembira dengan liburan ku kali ini.

1357923866911743103
1357923866911743103

Seiring jarum jam waktu pun berjalan cepat, pagi pun beranjak siang dan matahari terasa cepat berjalan, satu persatu dari kamipun bersiap-siap untuk beranjak pulang.

Cerita kala di Pulau Sempuh,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun