Mohon tunggu...
Muna Dewi
Muna Dewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ordinary person

Penyusun kata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BCA Mobile: Membantu Melancarkan Bisnis Pengusaha Kecil

20 November 2019   22:43 Diperbarui: 20 November 2019   22:53 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut lokasi wisata (dok: pariwisatasumut.net)


Beberapa waktu yang lalu, di sebuah tanggal merah yang cerah, saya melakukan perjalanan ke kampung halaman kedua saya di desa Telagah. Sebuah desa di kaki hutan Gunung Leuser, di ujung kabupaten Langkat yang berbatasan langsung dengan kabupaten Tanah Karo.

Setahun belakangan ini, desa Telagah begitu terkenal di kalangan millenial dan pemburu wisata selfie karena banyaknya sudut desa yang berhasil di sulap menjadi lokasi wisata kekinian. Alami, tertata dan banyak spot untuk berfoto, komplit!

Berhubung saya berangkat di hari libur nasional, maka dalam perjalanan yang memakan waktu selama hampir satu jam dari tempat tinggal saya di Binjai, saya nyaris tidak pernah kesepian selama di perjalanan. Ada saja rombongan-rombongan pemotor yang beriringan dan melalui laju motor bebek tua saya. 

Sesampainya di Telagah, saya berkunjung ke rumah beberapa kerabat, sekedar setor wajah dan mengisi perut. Untuk kemudian melanjutkan ke beberapa lokasi wisata yang tempat tak jauh lagi. Di tengah perjalanan yang tak seberapa lama, saya melihat ada sebuah warung pinggir jalan yang menjual nira segar. Karena sudah lama tak merasakan nikmatnya nira segar yang dingin, maka saya putuskan untuk berhenti sejenak.  

Nira segar (dok: Pribadi)
Nira segar (dok: Pribadi)

Tanpa di sangka penjual nira segar tersebut rupanya abang sepupu saya. Tanpa basa-basi, langsung saya ambil dan minum nira segar tersebut. Nikmatnya.... 

Kami pun lantas saling bertukar cerita. Tentang keluarga, tentang kondisi kampung, tentang politik sampai akhirnya soal pilihannya membuka warung tenda di pinggir jalan. 

Ternyata sejak banyak orang yang berkunjung ke desa Telagah, bang Dion, (begitu saya memanggilnya) yang biasanya menjadi pengerajin gula aren asli, di hari minggu menambah kesibukannya dengan menjual air sadapan aren dalam bentuk nira segar dengan target para pelancong yang lewat. Lumayanlah pendapatan bang Dion untuk keluarganya bertambah.

Sambil bercerita, ujung mata saya menangkap beberapa tumpuk kardus di ujung warung. Ketika saya tanyakan apa isi tumpukan kardus tersebut, bang Dion kemudian menceritakan kegundahan hatinya. 

Kardus tersebut berisi gula aren yang sudah di pesan seorang langganannya di Medan. Setiap minggu, pelanggan tersebut memesan sedikitnya 100 kg gula aren ke bang Dion. Biasanya si pelanggan datang dan membawa langsung gula arennya ke Medan. Namun minggu ini dia tidak bisa datang karena sedang berkunjung ke Jakarta. Akibatnya gula yang harusnya sudah diangkut ke Medan sampai saat ini masih teronggok begitu saja ditempatnya. 

Dan itulah yang membuat bang Dion sedih.

Gulanya tak laku dan bang Dion akan kesulitan memberikan biaya kos anaknya yang sedang menempuh pendidikan di Binjai. 

Sebenarnya, menurut bang Dion pelanggannya itu bukan tidak mau membeli. Dia tetap membeli. Masalahnya bang Dion yang tidak bisa bertransaksi. Maksudnya, si pelanggan ini meminta bang Dion mengirimkan pesanannya ke alamat yang sudah diberikannya lewat sms. Untuk pembayaran, bang Dion diminta mengirimkan nomor rekening agar nanti bisa langsung di transfer total biayanya. 

Dan bang Dion tidak punya rekening di bank sama sekali! 

Mendengar ceritanya saya langsung tertawa. 

Saya katakan padanya, "hidup itu harus dibikin simpel bang. Jangan mau merumitkan keadaan."

Saya kemudian memberikan solusi untuk membuka tabungan di BCA Mobile agar kegundahan hatinya bisa teratasi. Namun bang Dion tidak yakin dengan solusi yang saya tawarkan. Alasannya dia butuh duit sekarang untuk diberikan kepada anaknya yang kebetulan sedang pulang kampung. Lagi pula bang Dion merasa tidak punya waktu pergi ke kantor bank di Binjai untuk membuka tabungan. Waktunya habis untuk menyadap nira dan mengurus tanaman di kebun. 

Layaknya marketing handal, saya jelaskan lagi ke bang Dion kalau di BCA buka tabungan bisa dimana aja, tanggal merah sekalipun. Bang Dion tambah tak percaya. Dia mengira saya membual. 

"Sejak aku lahir ke dunia ini tak pernah ada bank yang buka di hari merah," ujarnya ngeyel. 

Praktek langsung buka tabungan BCA Mobile

Di antara perasaan kasihan dan sebal, saya ambil handphonenya, saya install aplikasi BCA Mobile lalu saya mulai alur pendaftaran. Setelah sebelumnya saya panggil anak dan istrinya untuk menyiapkan KTP dan secarik kertas plus bollpoin. 

tampilan layar BCA Mobile
tampilan layar BCA Mobile

Masih dengan perasaan tak percaya, bang Dion mengikuti setiap perintah yang saya katakan. Mulai dari memfoto KTP, berfoto selfie dan  membubuhkan tanda tangan di secarik kertas, semua dilakukannya. 

Pemilihan kantor BCA terdekat
Pemilihan kantor BCA terdekat

Hingga sesi video call pun dilalui bang Dion penuh dengan kegugupan namun berhasil. Setelah selasai semua proses pembuatan rekening dan pembuatan pin, saya lanjut meminta bang Dion menghubungi pelanggannya dan mengirimkan nomor rekening BCA miliknya yang baru saja dibuat. 

Beruntung si pelanggan langsung membuka dan membalas pesan bang Dion. Tak lama kemudian pesan dari pelanggannya masuk yang berisi bahwa dia baru saja mentransfer sejumlah uang untuk pembayaran gula aren pesanannya disertai bukti transfer. 

Selanjutnya saya bantu bang Dion untuk cek saldo dan taraaa.... Saldo bang Dion sudah terisi sejumlah uang! 

Diantara rasa kaget dan takjubnya, bang Dion kembali diliputi rasa bingung tentang bagaimana caranya agar uang tersebut bisa diambilnya dan diberikannya pada anaknya. 

Tanpa di duga anaknya ikut mendaftar untuk membuka tabungan BCA Mobile dengan hapenya sendiri agar ayahnya tidak perlu repot lagi memikirkan bagaimana cara mengambil uangnya. 

Dan begitu anaknya selesai juga dengan pendaftarannya,saya bantu bang Dion mentransfer sejumlah uang yang ada di rekeningnya ke rekening anaknya. 

Voilaaa... Dana pun masuk ke rekening anaknya. 

Semua urusan menjadi beres! 

Kegundahan bang Dion langsung sirna. Wajahnya berubah sumringah. Berkali-kali diucapkannya rasa terimakasihnya kepada saya. Saya hanya tersenyum. Saya Ikut bahagia melihat kebahagiaannya dan harus segera melanjutkan perjalanan wisata yang tertunda. 

Akhirnya...

Semenjak itu bang Dion selalu menggunakan BCA Mobilenya untuk kebutuhan transaksi dagang dengan pelanggan dan aktifitas mengirimkan uang untuk anaknya di Binjai yang sudah mengurus ATM-nya di kantor cabang BCA di Binjai. 

Bahkan ketika kemarin dia singgah di rumah, bang Dion sempat bercerita kalau dirinya sudah mulai merambah dunia online untuk menjual produk gula arennya. Usahanya semakin lancar. Tentu saja salah satu hal yang membuat usahanya bertambah maju adalah adanya aplikasi BCA Mobile yang simpel dan selalu siap membantunya dalam melancarkan transaksi dagangnya. 

Di ujung pembicaraan, bang Dion sempat berkata kalau dia sebenarnya ingin mengucapkan rasa terima kasihnya ke kantor BCA sembari membagikan beberapa kilo gula aren kepada para pegawainya sebagai wujud ucapan terima kasih. Mendengar idenya itu saya tertawa sambil mengatakan kalau dia tidak perlu melakukan hal seperti itu. 

Cukup ajak saja orang lain menggunakan BCA Mobile dan katakan... Terima kasih BCA...!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun