Mohon tunggu...
Muna Makkadafi
Muna Makkadafi Mohon Tunggu... -

lelaki pembaca segala dan lsekarang agi asyik-asyiknya belajar fotografi dan ilmu kelirumologi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

yang terhendaya dan yang terlupakan...

13 November 2010   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yang terhendaya dan yang terlupakan...

kupu-kupu itu kini tinggal kenangan

terpenggal dalam kesunyian penantian

tak disangka terbenam dalam manisnya madu

tak patut mempersalahkan purnama yang tiada henti berganti

toh, semua akan tetap sama

mengikuti sabit yang diam-diam menguntit

tiada guna mempersalahkan samudera yang membentang

toh, sungai-sungai kecil siap mengombak dikala sepi

di bukit Saran ini dia tenggelam

meregang nyawa

setia memegang janji kudus

pejantan yang terbang dibawa angin surga duniawi entah kemana

garis Matahari memang jelas

kepada siapa Dia memihak?

kepada dia yang melapuk terpegang ikrar suci

atau kepada dia yang berjubahkan madu beronggakan bisa mematikan?

sintang,13 November 2010

untuk cinta yang tergadaikan oleh jarak & waktu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun