Mohon tunggu...
mumun wordpress
mumun wordpress Mohon Tunggu... Freelancer - pekerja lepas

ingin mencoba berkontribusi dengan memberikan sedikit kegelisahan saya tentang games, marketing, dll

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ingin Overthinking? Turunkan Ekspektasimu

26 Juni 2024   12:02 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:15 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi @sylviaduckworth

Overthinking atau berpikir berlebihan adalah salah satu masalah umum yang sering dihadapi banyak orang di era modern ini. Seringkali, kita terjebak dalam lingkaran pikiran yang tak berujung, memikirkan skenario terburuk, atau terus-menerus menganalisis situasi dari berbagai sudut pandang. Salah satu cara efektif untuk mengatasi overthinking adalah dengan menurunkan ekspektasi kita. Mengapa ini bisa membantu? Mari kita jelajahi lebih dalam.

1. Ekspektasi yang Realistis

Terlalu sering, kita menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi pada diri kita sendiri maupun pada orang lain. Ekspektasi yang tidak realistis ini dapat menciptakan tekanan yang besar, yang pada akhirnya memicu overthinking. Dengan menurunkan ekspektasi kita, kita dapat mengurangi tekanan tersebut. Misalnya, jika kita menetapkan target yang lebih realistis dan bisa dicapai, kita akan lebih mudah merasa puas dan tidak terlalu memikirkan kegagalan atau kekurangan.

2. Fokus pada Proses, Bukan Hasil

Banyak dari kita yang terlalu fokus pada hasil akhir sehingga melupakan proses yang sebenarnya. Ketika kita hanya memikirkan hasil, kita cenderung khawatir tentang banyak hal yang berada di luar kendali kita. Dengan menurunkan ekspektasi dan lebih fokus pada proses, kita bisa menikmati setiap langkah yang kita ambil tanpa terlalu khawatir tentang apa yang akan terjadi di akhir.

3. Menerima Ketidakpastian

Salah satu penyebab utama overthinking adalah ketidakmampuan kita untuk menerima ketidakpastian. Kita sering kali ingin segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana kita. Namun, kenyataannya, banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita kendalikan. Dengan menurunkan ekspektasi, kita belajar untuk lebih menerima ketidakpastian dan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi.

https://detakusk.com/artikel/bebaskan-diri-dari-social-comparison-dengan-cara-berikuter gambar
https://detakusk.com/artikel/bebaskan-diri-dari-social-comparison-dengan-cara-berikuter gambar

4. Mengurangi Perbandingan Sosial

Media sosial dan budaya kompetitif sering kali membuat kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Ekspektasi yang dibangun dari perbandingan sosial ini dapat menjadi sumber utama overthinking. Dengan menurunkan ekspektasi dan berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, kita bisa lebih fokus pada pencapaian dan kebahagiaan kita sendiri.

5. Berlatih Mindfulness

Mindfulness adalah praktik yang sangat efektif untuk mengatasi overthinking. Dengan berlatih mindfulness, kita belajar untuk hidup di saat ini dan menerima perasaan kita tanpa menghakimi. Mindfulness membantu kita untuk lebih sadar akan pikiran kita dan mengarahkan fokus kita kembali ke apa yang penting. Menurunkan ekspektasi adalah bagian penting dari mindfulness, karena kita belajar untuk menerima diri kita dan situasi kita apa adanya.

baca juga:Mengapa Sulit Untuk Menjadi Sukses Saat Ini

Kesimpulan

Overthinking adalah masalah yang bisa diatasi dengan berbagai cara, dan menurunkan ekspektasi adalah salah satu langkah penting yang dapat kita ambil. Dengan menetapkan ekspektasi yang lebih realistis, fokus pada proses, menerima ketidakpastian, mengurangi perbandingan sosial, dan berlatih mindfulness, kita dapat mengurangi tekanan yang kita rasakan dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.

Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk menurunkan ekspektasimu dan lihat bagaimana hal itu bisa membawa perubahan positif dalam hidupmu. Terimalah dirimu apa adanya, nikmati prosesnya, dan percayalah bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik pada akhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun