Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Filsafat Komunikasi Digital semester 5Â
saya Ummu solehah dengan NIM 210501010019 Â membuat articleÂ
Dalam era digital yang terus berkembang, fenomena komunikasi menjadi salah satu titik fokus utama dalam diskusi publik. Komunikasi tidak lagi hanya menjadi alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga menjadi cerminan dari dinamika sosial, budaya, dan filsafat yang melandasi interaksi manusia di dunia maya. Melalui pengamatan terhadap fenomena ini, kita dapat melihat bagaimana filsafat dan ilmu komunikasi beriringan dalam mencari pemahaman yang lebih dalam tentang realitas digital.
1. Filsafat Komunikasi Melampaui Batas-batas Tradisional
Filsafat, sebagai pandangan hidup dan ilmu, memainkan peran penting dalam memandu pemikiran kritis terhadap fenomena komunikasi digital. Mulai dari pertanyaan ontologis tentang hakikat komunikasi hingga pembahasan mengenai kebenaran ilmiah dan non-ilmiah dalam konteks digital, filsafat komunikasi membawa kita melampaui batas-batas tradisional.
Tradisi-teori dalam filsafat komunikasi, seperti semiotik, fenomenologi, dan sibernetika, masing-masing menyumbangkan perspektif unik terhadap cara kita memahami dan menganalisis komunikasi digital. Semiotik membantu kita memahami tanda-tanda dan makna di balik pesan-pesan yang disampaikan melalui media digital, sementara fenomenologi menekankan pengalaman subjektif individu dalam interaksi online. Sibernetika, di sisi lain, menghadirkan kerangka kerja yang menghubungkan sistem komunikasi manusia dengan sistem teknologi yang semakin kompleks.
2. Ilmu Komunikasi Digital: Menggali Kebenaran dalam Kompleksitas Digital
Sementara filsafat memberikan landasan konseptual, ilmu komunikasi memperluas pandangan kita dengan pendekatan empiris terhadap fenomena komunikasi digital. Objek kajian ilmu komunikasi mencakup segala aspek dari proses penyampaian pesan antar manusia dalam lingkungan digital. Ini melibatkan analisis tentang bagaimana pesan diproduksi, disebarkan, dan diterima oleh audiens dalam berbagai platform online.
Epistemologi dalam ilmu komunikasi digital menjadi kunci untuk memahami bagaimana kebenaran dikonstruksi dan dipertahankan dalam dunia maya yang penuh dengan informasi dan disinformasi. Melalui metode ilmiah, peneliti komunikasi dapat mengeksplorasi dinamika kompleks dari interaksi manusia di media sosial, mencari pola-pola perilaku, dan merumuskan teori-teori yang menjelaskan fenomena tersebut.
3. Etika Komunikasi Digital: Menghadapi Tantangan Moral
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah membawa tantangan baru dalam ranah etika komunikasi. Di tengah peredaran berita palsu, pelanggaran privasi, dan toksisitas online, etika komunikasi digital membutuhkan perhatian khusus. Dalam konteks ini, filsafat komunikasi dan ilmu komunikasi bekerja bersama-sama untuk mengembangkan kerangka kerja yang memandu praktik komunikasi yang bertanggung jawab dan bermoral di dunia digital.
4. Kesimpulan: Merangkai Filsafat dan Ilmu Komunikasi
Fenomena komunikasi digital menantang kita untuk memandangnya dari berbagai perspektif, mulai dari sudut pandang filsafat hingga pendekatan ilmiah ilmu komunikasi. Melalui dialog yang terus-menerus antara kedua bidang ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang kompleksitas komunikasi digital. Dengan demikian, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi positif dari fenomena yang sedang viral dan banyak diperbincangkan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H