Mohon tunggu...
Mumtazah Naim
Mumtazah Naim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid MTsN Padang Panjang

Nama lengkap : Mumtazah Naim Panggilan : Mona Tinggal: Padang Panjang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kehakikatan Hati yang Terbaik

9 November 2022   20:01 Diperbarui: 9 November 2022   20:18 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sesampainya aku di SMAN 1 Padang Panjang, tabuhku seakan baru memasuki laut es kutub utara, dingin membeku. Semangat yang berapi-api serentak padam.
Melihat ribuan orang yang berkumpul dihari itu.

Diriku yang diam membeku segera mencair kala ibu Leja datang menghampiriku. Ibu Leja menyemangatiku dan mengajakku masuk ke tempat para emas berlian berkumpul dari penjuru sekolah yang diutus.

Langkah kanan memulai masuk ke tempat dimana nantinya aku akan bersaing. Dari hawa ketakutan dan keminderan mendesakku. Sesak rasanya. Mendengar kontestan lain dengan suara emasnya.

Kututup mata dan telinga, kupilih untuk melanjutkan murajaah sebagai pengalihan. Juri satu demi persatu masuk, detak jantungku kali ini benar-benar diluar kendali. Susah rasanya ku bernafas normal.

Rasa cekikan itu semakin erat kala aku tau, nomor urut tampilku nomor 4. Tetiba demam panggung. Juri mulai membacakan kriteria dan rules perlombaan. Tak kudengarkan, rasa deg-deg dan grogi lebih dipilih ragaku.

Peserta pertama mulai tampil. Disamping itu sebenarnya aku bersyukur tidak menjadi orang yang pertama tampil, walau urut 4 setidaknya aku bisa melihat bagaimana orang-oranh sebelumku. Peserta 2, dan lanjut kepada peserta nomor 3. Yang artinya tak lama akulah yang akan maju duduk di mimbar.

Selang 5 menit setelah itu, nomor urutku tersebut. Mati rasa tubuhku, vena arteriku seakan tersumbat. Ku berdoa dalam hati agar dilancarkan seraya menyalami Ibu Leja.

Soal pertama mulai dibacakan juri. Ku awali penampilanku dengan ta'awudz dan basmalah. Ayat demi ayat kulantunkan, sedikit lega karena di soal pertama alhamdulillah aku tak terkendala, begitu soal nomor 2 dan 3.

Namun perjalanan memang tak selamanya lurus. Tepat di soal terakhir penggalan terakhir, nafasku habis seketika tercekik dan bacaanku terhenti. Kacau sesaat aku disaat itu, tapi kekacauan diriku tak kubiarkan berlarut, segera kulanjutkan bacaanku.

Kuakhiri penampilanku dihari itu dengan shadaqallah. Huft, camlur aduk rasanya, senang karena beban yang memberatkanku 2 minggu ini lepas. Namun cemas dengan hasil yang ku toreh nantinya.
Meredamkan pikiranku yang panas, ku memutuskan untuk berkeliling. Berbelanja dan sesekali berswafoto.

Hingga di penghujung acara, tiba di saat puncak acara tersebut, aku kembali deg-deg serr. Pengumuman yang dilakukan di aula, sudah terlebih dahulu dipenuhi kontestan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun