A. EVALUASI TEKS
Akhir-akhir ini, media sosial sedang dihebohkan dengan sebuah fenomena para muda mudi di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat. Fenomena ini marak bersamaan dengan kasus Brigadir J, yaitu aksi muda mudi Citayam Fashion Week [CFW].Â
Mereka berasal dari Depok, Citayam, dan Bojonggede. Para muda mudi ini berpakaian nyentrik kemudian berlenggok di zebra cross layaknya seorang model.Peristiwa ini, menimbulkan Pro dan juga Kontra.Â
Hal yang disayangkan dari peristiwa ini, yaitu moral para muda mudi yang terasa makin merosot. Perilaku menyimpang yang berkembang diantaranya; kehidupan malam yang bebas dan liar, pergaulan bebas antarremaja, pacaran, gaya pakaian yang bertolak belakang dengan nilai budaya islam, hingga kentalnya nuansa LGBT.
B. DESKRIPSI Â TEKS
Beragam opini yang dilontarkan masyarakat, pro dan juga kontra tengah ramai di publik. Beberapa masyarakat, setuju dengan diadakannya Citayam Fashion Week.Â
Mereka beranggapan bahwa para remaja CFW hanya menghibur diri, ingin berekspresi dan ingin eksis dengan cara itu. Kebanyakan remaja CFW, adalah remaja yang putus sekolah, kabur dari rumah, tidak bekerja, dan remaja yang tidak mendapat kasih sayang orang tuanya. Hal itu yang kemudian mendorong para muda mudi membuat onar.
Namun, sedikit yang setuju dengan persepsi tersebut. Kebanyakan tidak setuju karena beberapa alasan, salah satunya adalah cara mereka berpakaian.Â
Dilihat dari situs, potret mereka tampak tidak sopan, nyentrik dan terlalu terbuka. Tentu hal ini tidak sesuai dengan norma dan budaya yang ada di Indonesia, juga di dalam ajaran agama Islam. Bagi remaja lelaki tidak terlalu menjadi masalah, dikarenakan batas aurat mereka yang sedikit.
Remaja perempuan terlihat lebih terbuka di Citayam Fashion Week. Padahal yang sebenarnya harus tertutup itu perempuan, kenyataan yang terjadi di CFW sebaliknya. Remaja perempuan dengan PD menggunakan baju yang pendek sebetis, lengan yang hanya sampai bahu, dan juga ketat. Yang terparah ada yang hanya memakai Bra, itu sudah melenceng jauh dari etika berpakaian.
Tidak hanya sampai disitu, sudah berpakaian ketat, pendek, nyentrik, dan norak, mereka lalu dengan bangga berlenggak lenggok di atas Zebra Cross.Â
Aksi mereka kemudian disaksikan oleh banyak orang. Semua mata tertuju kepada mereka. Ini suatu hal yang tidak bisa didiamkan. Perilaku menyimpang ini, akan terus seperti ini bahkan semakin buruk jika tidak ditindaklanjuti.
Di sisi lain, orang tua mereka patut dikasihani karena harus menuruti fashion anak anaknya. Oke jika orang tua mereka berkecukupan, jika tidak mereka terbebani oleh keinginan anak anaknya. Bahkan ada yang sampai mencuri, mencopet untuk memenuhi nafsu itu. Hal ini sangat disayangkan, perilaku menyimpang dengan cepat menyebar dari sini.
Tertumpu harapan yang besar terhadap Pemerintah agar dapat mengarahkan para muda mudi ini kembali ke jalan yang benar. Para muda mudi yang beralasan eksistensi dengan cara ini, dapat berekspresi dengan cara lain yang lebih baik, efisien, dan tentunya bisa memberikan manfaat yang positif.
C. PENEGASAN ULANG
Oleh karena itu, harapan kepada para orang tua untuk dapat lebih mencurahkan kasih sayangnya kepada anak anaknya. Agar mereka tidak mencari kebahagiaan lain, dengan cara yang tidak bermoral. Dan juga harapan untuk pemerintah, agar dapat lebih memperhatikan kualitas pendidikan anak. Karena kenyataannya, remaja remaja inilah yang nantinya akan membawa negara ini maju dan bersaing dengan negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H