Mohon tunggu...
dhuL.idhuL
dhuL.idhuL Mohon Tunggu... with all of my heart, do the best for Him.... -

Masih mengumpulkan berbagai novel, masih menyukai warna hijau dan sedang belajar menulis di sela-sela menikmati hidup pemberianNya :) Intinya, saya sedang bersyukur !

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Kamu yang Semalam Datang

22 Februari 2016   09:57 Diperbarui: 22 Februari 2016   10:14 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa hujan selalu kau kaitkan dengan, lukamu?
Mengapa hujan selalu mengisi, dukamu?
Mengapa hujan selalu mengiringi, laramu?

Bukankah ada petani yang bersorak untuk padinya, karena hujan?
Bukankah ada cacing-cacing yang berjoget karena tanah basahnya, karena hujan?
Bukankah ada sungai yang riang ria karena aliran airnya, karena hujan?

Tidak cukupkah alasan itu untukmu, menerimanya?
Tidak cukupkah alasan itu untukmu, menghargainya?
Tidak cukupkah alasan itu untukmu, mencintainya?

Memang ada banjir, jika ia datang…
Memang ada longsor, jika ia datang…
Memang ada kekecewaan, jika ia datang…

Namun, ia juga membawa udara kesejukan…
Namun, ia juga membawa aroma kesegaran…
Namun, ia juga membawa hangat kedamaian…

Kapandhitan, bersama embun sisa hujan semalam,
-dhul-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun