Firman Tuhan terpadu dalam 2 volume, yaitu dalam alam ciptaan dan dalam Kitab Suci
~Thomas Aquinas~
Jika kita membeli satu bungkus snack di Toserba, kita akan mendapatkan gratis satu kantong plastik.
Jika kita membeli 3 bungkus susu sachet, 5 bungkus mie instan, dan 10 bungkus pembalut di salah satu warung pinggir jalan gang, kita juga akan mendapatkan secara gratis beberapa kantong plastik.
Begitulah sekilas realita yang ada dalam keseharian kita semua, kantong plastik menjadi barang yang “murah” karena kita selalu mendapat secara cuma-cuma ketika kita berbelanja.
Memang, kantong plastik menjadi sarana dalam mempermudah kita dalam berbelanja. Kita dipermudah dalam membawa barang belanjaan…ringkas ! Kegunaan kantong plastik memang efisien dan menjadi lebih “menggoda” karena ekonomis alias selalu gretongan bo !
Oleh karena itu, Dalam satu tahun, 1 triliun kantong plastik digunakan oleh dunia. Setiap orang menggunakan sekitar 170 kantong plastik tiap tahun. Ini berarti setiap satu menit-nya ada 2 juta kantong plastik yang dibuang. Jumlah timbunan sampah kantong plastik terus meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir dimana sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, hampir 95 persen kantong plastik menjadi sampah.
Kantong plastik terbuat dari polyethene (PE), suatu bahan thermoplastik yang lebih dari 60 juta ton bahan ini diproduksi setiap tahun di seluruh dunia terutama menjadi kantong plastik. Untuk memproduksi 1 ton plastik diperlukan 11 barel minyak mentah (BBM). Bahan kimia untuk membuat kantong plastik merupakan bahan yang sulit diurai oleh tanah sehingga sampah kantong plastik merupakan sampah yang paling berperan dalam pencemaran lingkungan.