Mohon tunggu...
Mulyono Atmosiswartoputra
Mulyono Atmosiswartoputra Mohon Tunggu... Pensiunan PNS

Belajar merangkai kata agar pelajaran tak hilang sia-sia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warga RW 02 Perumahan Daru Indah Antusias Memeriahkan Peringatan Hari Ibu Ke-96

22 Desember 2024   17:05 Diperbarui: 22 Desember 2024   17:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kelompok PKK RW 02, Lidya Ahlan, sedang memberikan sambutan (Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

 

Peringatan Hari Ibu Nasional ke-96 yang diadakan hari ini, Minggu, 22 Desember 2024 di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang mengambil tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya menuju Indonesia Emas 2045".

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk mengenang perjuangan kaum perempuan yang tidak mau ketinggalan dengan kaum laki-laki dalam membangun pondasi bangsa ini. 

Sejak awal abad ke-20, perempuan mulai tumbuh kesadaran nasionalnya yang ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi perempuan, seperti Puteri Mardika, Kautaman Isteri. Kerajinan Amai Setia (KAS), Pawiyatan Wanito, Wanito Hadi, Purborini, Wanito Utomo, Wanita Taman Siswa, Aisyiyah, Wanita Katholik, Putri Indonesia, dan masih banyak lagi.

Para pemimpin organisasi perempuan yang awalnya berjuang sendiri-sendiri, lalu timbul kesadaran tentang pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita bersama. Kesadaran tersebut menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I.

Kongres Perempuan Indonesia I yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 22-26 Desember 1928 yang dihadiri oleh utusan dari 29 organisasi perempuan Indonesia tersebut, yang tampil sebagai pembicara sebanyak 15 perempuan yang merupakan perwakilan dari Wanito Utomo, Putri Indonesia, Aisyiyah, Putri Budi Sejati, Wanita Sejati, Darma Laksmi, Rukun Wanodya, Jong Java, Wanita Mulya, dan Wanita Taman Siswa. Hasil Kongres Perempuan Indonesia I yang terpenting adalah terbentuknya Perikatan Perempuan Indonesia (PPI).

Seperti dikatakan oleh Mutiah Amini dalam bukunya berjudul Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998), PPI memiliki tugas untuk memikirkan pemberian beasiswa pendidikan bagi anak-anak perempuan yang membutuhkan, penguatan pendidikan kepanduan, mencegah terjadinya perkawinan anak, pengiriman mosi/usulan kepada pemerintah untuk memberikan dana kepada janda dan anak yatim dan memperbanyak sekolah perempuan, serta mengirimkan mosi kepada raad agama tentang pencatatan nikah dan talak.

Pada 28-31 Desember 1929, PPI mengadakan kongres yang dihadiri oleh 35 perwakilan organisasi. Salah satu keputusan penting dalam kongres tersebut adalah pengubahan nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Selain itu, menurut A.K. Pringgodigdo dalam bukunya berjudul Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, kongres juga membahas tentang tempat dan kewajiban perempuan dalam hidup sosial dan ekonomi, perkawinan dan hidup keluarga, dan sebagainya.

Tahun 1935 diadakanlah Kongres Perempuan Indonesia II. Kongres yang dilangsungkan di Jakarta, 20-24 Juli 1935 ini, menurut Mutiah Amini, memutuskan nama Kongres Perempuan Indonesia (KPI) sebagai foum resmi pertemuan antarorganisasi menggantikan PPII, sekaligus membubarkan PPII. Hasil kongres lainnya adalah memutuskan untuk mendirikan Badan Penyidikan Perburuhan Perempuan (BPPP) dengan tugas mengamati pekerjaan yang dilakukan perempuan Indonesia. Setiap anggota kongres harus mengadakan usaha pemberantasan buta huruf melalui Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH). Selain itu juga memutuskan akan menyelidiki sedalam-dalamnya kedudukan perempuan menurut hukum Islam dan berusaha memperbaiki kedudukan tersebut tanpa menyinggung agama Islam.

Kongres Perempuan Indonesia kembali digelar pada 23-27 Juli 1938. Kongres Perempuan Indonesia yang ketiga kalinya ini menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya yang terpenting adalah menetapkan tanggal 22 Desember yang merupakan tanggal pembukaan Kongres Perempuan I sebagai HARI IBU.

Dipilihnya 22 Desember sebagai HARI IBU, karena pada tanggal tersebut para perempuan mulai sadar akan keadaan, kewajiban, dan kedudukannya di Indonesia.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Kaum Hawa terus bergerak tak hanya untuk kepentingan kaumnya saja, tapi juga untuk bangsa dan negaranya. Setelah Indonesia merdeka, organisasi-organisasi perempuan bergerak kembali untuk membantu mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

*****

Hari ini, Minggu, 22 Desember 2024, Kelompok PKK RW 02 Perumahan Daru Indah, Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang,  juga turut memperingati Hari Ibu yang ke-96 (dihitung dari Kongres Perempuan Indonesia I, 1928). Kegiatan yang diadakan oleh Kelompok PKK RW 02 Perumahan Daru Indah yang diketuai oleh Lidya Ahlan ini adalah dalam rangka mengenang perjuangan kaum perempuan pendahulu mereka yang telah berjuang tidak saja untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan di tengah himpitan budaya patriarkhi, tapi juga telah berjuang untuk kemerdekaan dan mempertahankannya dari cengkeraman kolonialisme Belanda yang ingin menjajah kembali negeri ini.

Dalam sambutannya, Lidya Ahlan mengingatkan kepada kita betapa besar jasa ibu terhadap kita yang telah meluangkan waktu dan tenaga  serta berjuang untuk kita. Ibu adalah pahlawan bagi kita yang tidak dapat digantikan oleh siapapun.

Sementara Siti Masitoh sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Daru memberikan ucapan Selamat Hari Ibu dan suport kepada ibu-bu yang selalu semangat dalam kegiatan sosial meskipun banyak di antara yang hadir, usianya sudah tidak muda lagi.  Ia mendoakan semoga ibu-ibu yang hadir menjadi ibu yang terbaik (bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara).

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Daru, Siti Masitoh, sedang memberikan sambutan (Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Daru, Siti Masitoh, sedang memberikan sambutan (Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

Kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-96 RW 02 Perumahan Daru Indah ini diisi dengan beberapa tampilan senam, tarian, dan lomba, seperti: senam lansia, senam tapung pung kisa,  dan senam Tangerang Gemilang. tarian Nusantara, tari genjring, lomba memasukan benang dalam jarum, lomba belalang sembah, lomba betul salah, dan lomba lempar bola.

Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan olah raga RW 02 Perumahan Daru Indah ini, tidak saja diikuti oleh ibu-ibu, tapi juga anak-anak remaja putri, dan bapak-bapak. Hadir juga Ketua RW 02 Perumahan Daru Indah, Ahlan J.T., S.H. dan beberapa orang Ketua RT di lingkungan Perumahan Daru Indah.

Di bawah ini beberapa foto kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-96, RW 02 Perumahan Daru Indah.

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)
(Sumber gambar: Kelompok PKK RW 02)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun