Pada tanggal 22 Mei 2022 saya mendapat kabar dari kawan saya di Nganjuk melalui WhatsApp, bahwa Bapak Didik Eros Sudarjono dari Jombang berinisiatif mengadakan kegiatan menulis bersama dalam bentuk Wacan Bocah (Bacaan Anak-Anak) sekaligus sebagai koordinatornya.Â
Sebagai orang yang lahir dan besar di lingkungan masyarakat Jawa hingga umur 31 tahun yang kemudian merantau ke Jakarta dan akhirnya tinggal di Tangerang, saya berusaha untuk ikut menyumbangkan tulisan, meskipun saya merasa agak kaku ketika merangkai kata-kata karena hampir 20 tahun tak pernah menulis dalam bahasa Jawa lagi.Â
Mengapa saya menyambut gembira inisiatif Bapak Didik Eros Sudarjono, karena saya tergugah kembali untuk melestarikan bahasa dan sastra Jawa yang telah lama saya abaikan.
Hari ini, alhamdulillah, saya mendapat kiriman buku berjudul Kumpulan Crita Wacan Bocah: Layang Wasiyat, saka Ngimbang menyang Vatikan dari Bapak Didik Eros Sudarjono. Buku berbahasa Jawa ini merupakan hasil dari menulis bersama yang dilakukan oleh 18 penulis yang berasal dari berbagai kota, termasuk saya.Â
Saya mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh Bapak Didik Eros Sudarjono, karena sebagaimana kita ketahui, pada masa kini, buku bacaan berbahasa Jawa sangatlah sulit didapatkan disebabkan tergerus oleh zaman. Dengan adanya buku bacaan berbahasa Jawa untuk anak-anak ini, ada beberapa hal positif yang bisa diperoleh.
Pertama, terbitnya buku Kumpulan Crita Wacan Bocah: Layang Wasiyat, saka Ngimbang menyang Vatikan merupakan salah satu upaya melestarikan bahasa dan sastra Jawa.Â
Semoga dengan terbitnya buku ini bisa menjadi pertanda bahwa sastra Jawa masih ada penggemarnya, meskipun saat ini bagaikan hidup enggan mati tak mau.
Kedua, menghadirkan Wacan Bocah (Bacaan Anak-Anak) berarti mengajari anak untuk senang membaca buku dalam bahasa Jawa, sekaligus mengajari anak untuk mencintai bahasa dan sastra Jawa.
Ketiga, semoga anak-anak yang membaca buku ini bisa memetik pelajaran atau hikmah dari setiap tulisan yang disajikan oleh 18 penulis.
Mari kita lestarikan bahasa dan sastra daerah kita masing-masing agar warisan budaya kita tidak punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H