Abisko National Park
Terkadang dalam dunia nyata, tak terduga kita memperoleh sesuatu yang melebihi harapan. Atau rencana, dengan penyebabnya entah apa, yang kita tidak memahaminya.
Berwisatapun terkadang seperti itu. Pagi ini kami akan diajak Anthony bertandang ke ANP ( Abisko National Park ), yang sebenarnya tidak tertera dalam itenerary perjalanan.
ANP memiliki luas 77 kilometer persegi. Berada di kota Abisko, adalah salah satu National Park terbaik di Skandinavia.
Pagi sedikit mendung. Salju merintik putih dari langit kelabu melumuri permukaan tanah. Menyeret koper bawaan melalui setapak es, kami meninggalkan resort mungil berdinding merah.
Untung bus tak jauh dari lobi, lebih dekat dari tempat parkir semalam. Walau telapak tangan tanpa sarung tidak terasa dingin. Hanya sejenak menarik bawaan di tempat terbuka sudah sampai di bus.
Pukul 9 pagi bus meninggalkan resort, melindas tumpukan salju.
Meluncur hanya sekitar sepuluh menit, telah sampai tujuan. Inilah ANP.
Tak jauh dari gerbang, berdiri masif bangunan megah berdinding bata merah. Ke gedung itulah kami menuju.
Gedung serbaguna ini adalah hotel, restoran, tempat penjualan souvenir, tempat training. Juga sebagai base camp sebelum seseorang atau rombongan akan menjelajahi ANP.
Kami disambut Sarah, gadis bule cantik berkostum macho. Sosok gentle woman. Sarah adalah warga Amerika yang mendedikasikan diri sebagai salah seorang pemandu di taman nasional ini. Kami akan dipandu olehnya selama penjelajahan ringan selama sekitar 1 jam.
Isteri dan beberapa peserta lain akan ditemani pemandu lain, bermobil menjelajah taman ini dari sudut berbeda.
Sebagian besar dari kami tidak mengantisipasi akan ada agenda berjalan - jalan di permukaan es. Sepatu yang dibawa hanya jenis kasual untuk jalanan kering, tanpa sol bergerigi yang bisa kuat mencengkeram permukaan.
Untungnya Sarah menyediakan perangkat bantu yang diperlukan.
Selain nordic stick,  Sarah juga meminjami sol karet pelapis sepatu yang bergerigi kuat. Sol itu membungkus. Dilambari sol ini sepatu kami berubah  dari kasual santai menjadi jenis penjelajah es.
Menyandang ransel, bertongkat, bertopi petualang Sarah tegak di depan kami. Bagai sosok marinir perkasa memberi penjelasan rencana penjelajahan singkat ini.
Kita akan menyusuri jalur raja atau Kungsleden. Jalur penjelajahan favorit raja Swedia kala itu.
Bagai adegan drakor di musim salju, kami menyusuri jalan es dan salju. Dataran putih di bawah naungan pepohonan yang seolah mengering bernuansa coklat semata.
Melewati jalur padas di tebing tepi sungai yang nampak purba. Pengkuh masif memanjang coklat kehitaman.
Topi bulu imitasi Rusia dan nordic stick yang saya bawa dari rumah membantu. Untuk bergaya, juga melindungi kepala dari hujan salju dan berjalan mantap di permukaan es.
Melewati terowongan sungai yang mengalir deras, Sarah menjelaskan. Konon itu adalah terowongan buatan. Sebelumnya aliran sungai berada di atas tebing. Di musim - musim tertentu banyak rusa liar jenis besar yang melintasi jalur itu. Mereka harus melompati sungai yang cukup lebar. Titik yang disebut deer flyng, rusa terbang.
Banyak rusa yang selamat. Namun ada juga yang tidak berhasil melompat melewati sungai. Jatuh terperosok tertelan arus deras.
Pemerintah berinisiatif untuk membantu komunitas rusa. Membuat terowongan untuk mengalihkan aliran sungai.
Sejak adanya terowongan buatan itu, rombongan rusa yang bermigrasi, saat lewat di situ tidak perlu lagi terbang meloncati sungai.
Sarah juga bercerita tentang rel kereta api yang melintas. Pengangkut barang tambang bijih besi dari wilayah Kiruna dan Abisko ke Narvik oleh kereta api Jerman saat perang dunia kedua.
Juga melewati terowongan, monumen pertempuran perlawanan di wilayah itu. Kala rombongan melewatinya terdengar rekaman pertempuran saat itu. Suara - suara bergema berkumandang riuh, misterius.
Penjelajahan di taman ini seolah terlalu cepat selesai, hanya sekitar 45 menit. Saat sampai di sculpture kuning simbol ANP, Sarah mengakhiri perjalanan. Kami berfoto - foto bersama di sekitar sculpture kuning itu.
Walaupun tak begitu lama, hiking di ANP memberi pengalaman tersendiri. Cukup menarik, terutama karena kawasan ini semuanya menjadi putih terpapar salju.
Sarah memberi tambahan penjelasan tentang paket - paket penjelajahan di sini. Pilihan durasi yang ditawarkan beragam. Ada satu minggu, 3 hari atau seharian atau hanya satu jam seperti yang kami lakukan.
Di ketinggian taman ini juga terdapat stasiun untuk aktivitas star gazing ataupun aurora hunting, menatap  bintang dan memburu aurora.
Tentu masing - masing paket memiliki daya tarik dan akan memberikan pengalaman yang berbeda.
Mungkin akan menarik kalau suatu saat kembali lagi ke Abisko dapat menginap di gedung ini. Menjelajah taman nasional lebih lama dan melakukan hunting aurora di sini.
Usai makan siang di gedung merah, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Lofoten Island Norwegia.
Menyusuri koridor gedung menengok dari jendela kaca di sebelah kiri. Nampak di bawah sana menghampar penampakan panorama nan cantik.Telaga yang membeku putih, dikelilingi alang - alang kecoklatan di tengah taman.
Jari tak kuasa untuk tidak menjepretinya. Hasil fotonya, unik putih cantik.
Lofoten
Siang dan senja itu, dalam perjalanan menuju Lofoten kami melewati gradasi panorama dan warna alam spektakuler yang berbeda - beda.
Sejak dari dataran salju, danau yang membeku layaknya suasana musim dingin. Juga melewati perbukitan, hutan, dataran berwarna musim gugur. Kuning merah coklat.
Inilah fantasi indah suasana perjalanan sebelum sampai di tujuan. Yang terkadang terlewat untuk dinikmati.
Bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI