Siaga, empat jeep offroad itu mencongklak tinggi. Jangkung, bak kuda balap Arab. Mesin, gardan, per dan roda - roda nya pasti sudah dimodifikasi, menyesuaikan kebutuhan.
Sepagi ini, kami rombongan yang hampir semuanya berusia kepala 6 dan 7 mesti berjuang untuk bisa naik jeep.
Letih capai psikologis, lelah capai fisik, lesu capai biologis rasa kantuk melingkupi. Dua malam berturut - turut rata - rata kami harus bangun sekitar pukul satu dini hari. Hari pertama mesti mengejar flight pagi dari Jakarta ke Surabaya. Hari kedua, hari ini bangun lebih awal lagi untuk berkonvoi. Agar tidak terkena macet di bukit penanjakan.
Tiga L itu letih, lelah, lesu dapat tersingkirkan berkat tekad kuat demi menyaksikan langsung pemunculan mentari pagi menyinari gunung Bromo. Smangat...
Susah payah dan saling membantu, kami berhasil duduk teplek di jok minimalis jeep. Alhamdulillah.
Lengkap dengan kostum penahan dingin. Longjhon, sweeater, jaket, penutup kepala, sarung tangan disandang, rombongan senior siap berkonvoi.
Hari masih gelap, jeep berderum meninggalkan Cemara Indah.
Beriringan, konvoi kami 4 jeep menyusuri jalan sempit pemukiman, penginapan, warung, cafe. Tak lama kemudian jeep merayapi turunan. Dan ternyata kami tlah berada di tepian laut pasir.
Lampu sorot jeep terang menyorot. Goncangan kecil, oleng kiri - kanan kami mengawali sensasi perburuan terbitnya mentari.
Pagi ini, walaupun bukan akhir pekan suasana laut pasir telah ramai. Baru pukul 3.00 pagi lebih sedikit. Savana dan dataran padang pasir seperti ajang pacuan ratusan jeep offroad. Amazing epik.
Jalur pasir itu telah mengeras, saking seringnya dilewati jeep penuh muatan. Goncangan - goncangan masih terjadi, namun Jeep dapat melaju aman.