Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bromo's Experience #1

18 November 2024   08:11 Diperbarui: 18 November 2024   09:09 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tekad mengalahkan rasa letih, lelah dan lesu

Kalau mau diringkas dalam satu kalimat, Bromo adalah destinasi wisata dengan atmosfir unik, eksotis, komplit menawan.

Terbukti setiap tahun Bromo selalu masuk dalam 100 destinasi wisata dunia yang direkomendasikan oleh institusi trip advisor global

Dan itu terkonfirmasi. Akan saya alami dan rasakan sepanjang hari ini. Hari yang panjang melelahkan, namun mengesankan dan memorable.
       
 Sunrise Hunting

Bulan November 2024, pukul 2.00 dini hari. Saya keluar kamar hostel Cemara Indah, yang berdiri di pinggiran puncak lereng lembah Bromo.

Berdiri di tubir pinggiran, memandangi lautan pasir di bawah sana yang terhampar sampai di kaki Bromo. Langit cukup terang menaungi. Kelap kelip taburan cahaya bintang nampak bagai pijaran intan di beledu malam. Cahaya bintang berusaha menerangi, walau sebentar lagi akan segera pudar, sirna terusir dengan kedatangan sang mentari.
Pagi yang hening nan syahdu.

Tiba - tiba keheningan Bromo dikoyak dengan pemunculan puluhan lampu - lampu sorot menyentrong berpendaran. Memantul di dataran pasir putih kelabu bawah sana.

Ya betul, sorot itu berasal dari konvoi puluhan jeep ber CC besar yang sedang beriringan. Menerabas savana dan hamparan pasir. Jeep - jeep berendeng dipacu tergesa, bagai semut - semut raksasa berlarian kesatu arah. Apa yang mereka buru sepagi ini?

Puluhan konvoi itu disusul oleh konvoi yang lain. Tak lama diikuti lagi rombongan yang lain. Bromo hingar bingar di pagi sedini ini.

Dari atas nampak sebagian konvoi masih beriringan di padang, beberapa yang lain berbelok kanan. Mulai menanjak ke bukit Penanjakan.
Bromo pecah dengan keriuhan konvoi.

Saya duduk di kursi besi memanjang di pinggiran jurang. Memandangi konvoi di bawah sana, sambil merenungi alam raya tlatah taman nasional Bromo Tengger Semeru ini. Menghirup kesyahduan pagi, bersyukur masih berkesempatan berada di kaki gunung tertinggi di pulau Jawa, gunung Semeru.

Kami, member paguyuban SESEPUH, Senior suka senandung dan piknik jauh, berdelapan belas tengah menunggu jeep tunggangan. Akan segera bergabung dalam kemeriahan konvoi Bromo dini hari ini.

Adventure Jeep, dokpri
Adventure Jeep, dokpri
Sambil bersantai menunggu teman - teman yang lain, menatap alam yang masih remang. Bromo berjejeran dengan gunung Batok di kanan dikelilingi laut pasir putih menghampar. Gunung Semeru sayup di keremangan menjulang tinggi di latar belakang. Bak sosok God Father pelindung anak - anaknya yang di bawah Bromo - Batok, Pananjakan dan keseluruhan tlatah Bromo Tengger Semeru.

Di sebelah kanan memanjang bukit Penanjakan. Yang menjadi tujuan utama para konvoier pagi ini. Dalam rangka Sunrise watching, matahari terbit. Yang beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu agenda signature wisata Bromo.

Menghisap oksigen sebanyak - banyaknya, pikiran berkelebat ke masa 45 tahunan lalu.

Ya tahun 1979, bersama - sama rekan pecinta alam fakultas Ekonomi UGM suatu senja dengan percaya diri masuk turun ke dalam lobang kawah Bromo. Dan menemui kesulitan bersusah payah saat menjelang mahrib kembali merayap ke atas.

Teman - teman ingin menghayati upacara Kasodo. Momen saat para penghadang berebut sedekah bumi, yakni puluhan barang hasil bumi yang dilempar dari atas.

Lalu tahun 1983, bersama teman pecinta alam UGM juga kami mendaki sampai puncak Semeru.

Setelah berjuang terseok - seok mendaki selama 2 hari. Dengan menginap, kemping satu malam di tepi ranu / danau Kumbolo dan satu malam di dataran Wedi Ombo. Akhirnya kami kesampaian, sampai juga. Berhasil menginjak tanah tertinggi di pulau Jawa, berfoto dengan mengibarkan bendera jingga fakultas Ekonomi di puncak Semeru.

Mendaki Semeru adalah salah satu episode petualangan dan tantangan yang mesti dilakoni oleh para pendaki gunung. Selain tentu saja gunung Rinjani di pulau Lombok.

Medan untuk sampai di puncak melewati atmosfir yang bervariasi. Dari kebun - kebun sayur, melewati 2 danau Ranu Pane dan Ranu Kumbolo. Menjelajah savana luas, perbukitan bunga Eidelweiss, wedi ombo dataran pasir hitam putih. Juga sedikit merangkak di bebatuan.

Tahun 1983 itu, setelah sholat Dhuha berjamaah di puncak Semeru kami berziarah di tumpukan batu. Penanda tempat Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa kritis dan pendaki gunung dari UI tewas terpapar awan panas Semeru yang tiba - tiba menyembul dari kepundan.

45 tahun berlalu, baru semalam tiyang bisa kembali lagi ke tempat ini. Tempat dimana kami mencanangkan tekad untuk menjadi versi terbaik dari diri kita masing - masing.

Tak lama menunggu, 4 jeep pesanan kami telah siaga di pelataran Cemara Indah. Ready to go, sunrise hunting.

Bromo - Batok dini hari, dokpri
Bromo - Batok dini hari, dokpri

Bromo - Batok, dokpri
Bromo - Batok, dokpri

Bersambung ke 2 selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun