Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Norwegia Utara di Musim Gugur, Catatan Perjalanan #3

26 Oktober 2024   12:14 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:14 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membayangkan bagaimana beliau akan memilih makanan - makanan ini. Selera kulinernya acap dituangkan dalam tulisan.

Sajian makanan dipilah menjadi 4 kategori. Enak dan berkualias, enak tidak berkualitas, berkualitas tidak enak. Dan terakhir tidak enak dan tidak berkualitas. Saya selalu sulit membedakan kalau hanya mengamati.

Saya bayangkan Ki Ageng, (sebutan Umar Kayam pada dirinya sendiri, di buku kumpulan kolomnya yang terkenal) akan memilih salad dengan racikan sayur berkelas. Dipadu dengan potongan ayam negeri suwir, ditumpuki irisan tipis bulat ayam kalkun (Turkeys). Dan topping yang dipilih pastilah saus thousand islands, berasa asam gurih manis segar. Makanan pembuka yang sehat, renyah dan nikmat.

Lalu mengiris bread kering Prancis serta memilih croisant isi atau kosong. Diolesi mentega Lurpak putih lembut. Yang menurut prof Kayam, lurpak adalah salah satu penyaji mentega terbaik dunia. Akan lumer lembut di lidah.

Di sajian sea food yang tidak begitu banyak pilihan, salah satunya teronggok tumpukan udang tak biasa. Sebesar jempol kaki, berwarna sangat merah, bercapit.

Udang merah itu tampil liar, menyeramkan. Matanya terbuka, seolah si merah itu masih hidup. Penasaran.

Konon udang itu peranakan dari lobster dan udang biasa. Entah darimana warna merah membara itu berasal. Harus dicoba nanti, bagaimana pula rasanya udang anomali itu.

Usai makan malam, beranjak ke dek 7 sisi buritan. Ya, ada mini mall di situ.

Teman pernah bercerita, paling senang membeli hem cowboy kotak - kotak dan polo santai, saat menumpang ferry DFDS di perairan Scandinavia. Baju dengan warna - warna bright dan deep.

Malam itu hem dan polo yang dipajang tak sesuai ekspektasi. Warna - warnanya kurang menyala, kurang garang. Kantong terhemat, kotak - kotak merah maroon harapan tak ada.

Pukul 2.00 pagi, alarm biologis berdering. Masih jetlag. Terbangun. Pukul 2.00 di sini identik dengan pukul 7.00 pagi kalau di rumah. Naluri tubuh masih seperti di rumah, walau saat ini sudah di wilayah lingkaran arctic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun