Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Chao Phraya Night Cruise, Bangkok

20 Juni 2024   19:01 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:02 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rama Bridge Bangkok, dokpri

Setiap malam, sekitar lima belas ribu orang menikmati night cruise di tengah kota Bangkok. Menyusuri sungai Chao Phraya, berlayar membelah ibu kota negeri Thai.

Saat petang, kala mentari telah tenggelam usai menjalankan tugas hariannya, lima puluh kapal pesiar sungai berwarna-warni nan seronok mulai bermunculan. Memadati perairan Chao Phraya, berlomba mengeduk doku para wisman. Menjadi ajang katarsis dan pelampiasan segala rasa. Endorfin, hormon kebahagiaan para pelancong terpompa di sepanjang pelayaran.

Chao Phraya night cruise adalah atraksi yang tak layak dilewatkan, manakala kita berada di kota Bangkok.

Lima puluh kapal berkapasitas masing-masing sekitar 300 penumpang, sejak pukul tujuh malam mulai menggeliat meninggalkan dermaga di 3 terminal. Yakni terminal mall Icon Siam, terminal River City, dan terminal Asiatique.

Dengan harga tiket antara 800 sampai 1000 bath per orang, atau setara dengan sekitar empat ratus ribuan rupiah, para turis selama 2 jam akan diajak menikmati suasana malam ibu kota gajah putih, dalam nuansa berbeda.

Senja Chao Phraya, dokpri
Senja Chao Phraya, dokpri
Setelah pagi sampai siang tadi kami golf di kota Pattaya. Berkendara kurang lebih 2 jam, pada lepas Mahgrib, kami para senior golfer telah ikut larut dalam kerumunan di dermaga IconSiam mall. Mengantri antusias, menunggu kapal Princess VII merapat. Kapal pesiar yang akan kami tunggangi malam ini.

Setelah Princess Vl memuat semua pelancongan dan bergeser dari dermaga ke tengah sungai, kapal kami nampak meluncur pelan mendekat dan merapat ke tambatan.

Kemunculan dan merapatnya kapal Princess VII ini begitu bergaya dan atraktif.

Dengan panjang kapal 50 an meter, berwarna putih, berlantai dua serta dihiasi pijaran lampu-lampu warna warni, Princess VII dengan anggun perlahan merapat.

Saat merapat, di dek atas yang terbuka dua entertainers laki perempuan beratraksi. Menghadap ke arah kerumunan calon penumpang di dermaga.

Yang perempuan menyanyi nyaring, diiringi permainan saxophone pasangannya membelah langit Chao.

Irama funky ala Dave Cos, dan nyanyian soul membahana menyibak udara. Kerumunan di dermaga berteriak mengacungkan tangan-tangan berhandphone ke arah kapal. Heboh. Energi menyebar, layaknya suasana konser Kahitna di Balai Sidang Senayan.

Ngantri Cruise, dokpri
Ngantri Cruise, dokpri
Princess VII pun merapat. Antrian tertib menyusur jembatan naik ke kapal.

Rombongan kami berdua belas mendapat meja di dek atas. Tepat di depan panggung pertunjukan.

Chao Phraya dinner cruise selama 2 jam ini meliputi 3 agenda utama. Yakni makan malam prasmanan. Lalu yang kedua, menikmati panorama malam Bangkok di sepanjang sungai. Dan yang ketiga, terlibat dalam hiburan dari 2 entertainers handal itu.

Sajian makan malam adalah Thai dan Western food. Variasinya cukup beragam. Namun cita rasanya standar, tidak istimewa. Lidah tidak kaget bersensasi, gelombang nyuss tak kesampaian.

Lalu menikmati panorama malam, menawan. Setelah kapal berlayar tak berapa lama meninggalkan dermaga, di sebelah kiri terlihat megah dan tinggi Wat Arun. Kuil paling terkenal di Bangkok berwarna putih. Menjulang, mendominasi langit malam. Pengkuh dan anggun bermandikan sorotan sinar lampu, puncaknya tajam menusuk langit malam.

Kapal meneruskan laju, sejenak kemudian di sebelah kanan nampak terhampar komplek bangunan istana raja Thailand. Komplek yang disebut The Grand Palace yang menjadi hunian resmi raja-raja negeri gajah putih ini sejak abad 18, sampai sekarang.

Komplek Istana, Bangkok. Dokpri
Komplek Istana, Bangkok. Dokpri
Komplek bangunan dengan fasad bangunan runcing khas Thai, yang aslinya memang didominasi warna kuning emas itu, di malam hari nampak semakin menguning. Memantulkan terpaan ribuan watt sinar lampu.

Meneruskan cruise, kapalpun mendekati jembatan Rama yang menjadi kebanggaan Bangkok. Fasad jembatan yang mirip sisi piramida Mesir itu megah menjulang, mengangkangi sungai Phraya. Ditaburi lampu yang berderet, Rama tampil ikonik.

Kamera-kamera seluler para pelancongpun tak pelak berjepretan mengabadikan ikon itu. Kapal meluncur pelan, masuk dibawah kangkangan  jembatan Rama.

Selain dinner dan menikmati panorama sepanjang sungai, dua entertainers itu menampilkan atraksi yang tak kalah atraktif.

Digawangi satu pemain saxophone, penyanyi cewek serta perangkat midi sound canggih komplit, selama perjalanan atraksi 2 entertainers itu mengusik dan merangsang, membangkitkan energi dan enthusiasme para pelancong.

Di bawah langit malam tanpa batas Chao Phraya, penuh gairah para pelancong tergoda, rame-rame ikut bernyanyi dan berjoget di dek atas kapal.

Saya bertanya ke Hafish, pemandu kami selama di Pattaya dan Bangkok tentang para entertainers itu.

Rupanya ada koordinatornya. Yang memilih dan mengalokasikan mereka di setiap kapal. Konon semua entertainer adalah Philippino, orang dari Philippina.

Sing and Dance di Kapal. Dokpri
Sing and Dance di Kapal. Dokpri
Talenta bawaan para Philippino itu diasah dan dipoles sesuai kebutuhan market. Menjadi salah satu key success factor dari selalu ramainya night cruise sungai Phraya ini.

Pukul 8. 00 malam, tiba-tiba saja penyanyi Philliphino itu mengalunkan lagu lawas Kisah-Kasih di Sekolah nya Obbie Messah. Yang sangat populer di Tanah Air era 90 an dan masih digemari sampai saat ini.

Pelancong Indonesia yang jumlahnya cukup banyak surprise, antusias berdiri. Sontak ikut bernyanyi, bahkan bergabung di stage berdendang hepi. Barangkali berasa berlayar di Ciliwung.

Usai Kisah Kasih di Sekolah berkumandang, segera disusul dentuman irama progresif disko Arab, menggetarkan kapal. Pelancong dari Timur Tengah, laki perempuan serentak bangkit dari mejanya. Berkerumun di stage bernyanyi dan bergoyang bersama. Sosok-sosok tinggi mancung dan putih itu mengegol energik riang gembira maju mundur. Seolah dunia hanya milik mereka sahaja.

Begitulah, dua entertainers itu berhasil melibatkan dan menghidupkan suasana Cruise selama 2 jam serasa cepat berlalu.

Pukul 9. 30 malam, Princess VII kembali merapat di dermaga mall IconSiam.

Wat Arun, dokpri
Wat Arun, dokpri
Turun menyusuri jembatan kapal, pikiran terusik dengan geliat wisata Thailand yang kini terdepan di antara semua negara-negara ASEAN.

Apakah daya tarik utama negeri ini, hingga mampu menggaet wisman sekitar 30 juta per tahun. Dua kali lipat lebih besar dibanding kunjungan wisman ke Indonesia yang luas dan elok.

Kalau bicara faktor keunggulan wisata, bisa dipilah dalam faktor endowment atau faktor bawaan alam. Dan faktor creation atau competitive, yaitu faktor yang dihasilkan dari kreasi masyarakat.

Letak geografis Thai adalah faktor endowment yang biasa saja. Namun gunung-gunung dan pantainya rata-rata memang elok untuk bisa menarik kedatangan turis asing. Serius dipoles dengan kreatif dan gencar dipromosikan, serta didukung dengan berbagai penunjangnya. Maka alam raya negeri gajah putih adalah atraksi eksotis, magnit penyedot para penyuka berpelancong.

Selain alamnya, cita rasa perkulinerannya yang sedap juga sohor dan mengglobal. Ditambah berbagai buah-buahan nyuss hasil keunggulan rekayasa berkat kecanggihan risetnya. Serta hasil produk-produk kerajinannya yang khas dan pabrikan pakaian cukup berkualitas berharga relatif murah, cafe-cafe unik yang menjamur dan heritage istana dan kuil peninggalan masa lalu yang cantik dan terpelihara menjadi daya pikat lainnya dari turisme negeri ini.

Dan yang tak kalah  menarik dan seronok adalah kreasi-kreasi show dan hiburan yang unik dan sering juga eksotis. Konon show untuk kaum dewasa ini adalah salah satu kunci attractiveness turis di sini.

Selain berbagai kreasi kreatif itu, dari apa yang saya rasakan dan saya dengar dari teman-teman yang doyan ke Thailand, sebenarnya ada 2 faktor utama yang membuat turis merasa nyaman mengembara dan keluyuran menggelandang di Thailand.

Yakni, pertama kondisi keamanan yang dirasakan para turis. Dan yang kedua tingkat toleransi masyarakatnya yang tinggi, cenderung permissive terhadap tata nilai yang beragam.

Tingkat keamanan negeri ini memang terjaga relatif baik. Tidak hanya karena sistem pengamanannya yang efektif. Namun juga karena tata nilai yang dianut masyarakatnya.

Yakni semangat kebermanfaatan bagi sesama. Tidak boleh mencuri dan toleran terhadap perbedaan.

Mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha. Tata nilai utama yang dianut adalah toleransi kepada siapapun, sepanjang yang bersangkutan tidak merugikan orang lain. Selama tidak merugikan yang lain silakan mau berbuat apa, sampai yang aneh sekalipun.

Konklusi saya, rasa aman dan toleransi adalah kunci industri turisme Thailand yang berhasil. Tentu ini sebenarnya juga berlaku bagi negara-negara yang lain, kalau ingin industri turismenya maju.

Selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun