Tengah hari permainan usai. Tubuh lelah namun hati riang kami menuju ke club house. Makan siang dan santai menikmati suasana. Paras para pensiunan itu nampak letih, namun damai terbalut suka cita.
Â
Â
Usai makan siang, dengan bus yang kemarin juga kami bergegas kembali ke HCMC.Di perjalanan liyer - liyer, kami seolah telah mengalami katarsis. Dan orgasme jiwa telah berjuang, berselancar di The Bluffs. Berniat suatu saat kembali lagi main di course unik ini. Sayangnya hanya tersedia 18 holes. Cuma menginap semalam.
     *****
Sore itu, setelah chek in di hotel yang berada di pusat kota HCMC, kami bergegas ke pasar tradisional legendaris. Yakni pasar Ben Thanh.
Pasar Ben Thanh adalah pasar tertua di Saigon, bahkan mungkin tertua di Vietnam. Model bangunannya bernuansa kolonial Prancis (Vietnam pernah dijajah Prancis 100 tahun ).
Suasana agak berbeda dengan 20 tahunan lalu, waktu pertama kali saya ke pasar ini. Kalau jaman itu, handycraft dan makanan tradisional setempat mendominasi lapak yang ada. Kini toko - toko pakaian, tas, sepatu dsb yang memenuhi.
Sebagaimana Saigon Square yang terletak tak jauh dari Ben Thanh, di kedua tempat ini lapak - lapak menjajakan brand - brand kesohor. Tentunya KW, made in Vietnam. Namun berkualitas lumayan, dengan harga miring banget.
Barang - barang fashion dan jersey golf berwarna - warni itu, meriah tergelar di sepanjang lorong.
Ya di sini harus tega dan sadis dalam tawar menawar. Sebagaimana pesan Wahyu, tawaran pertama mesti 70 persen di bawah harga yang diterakan. Titik pertemuan antara demand dan supply biasanya terjadi di angka 50 persen.
Setelah puas berkeliling Saigon Square dan pasar Ben Thanh kami berjalan kaki kembali ke hotel. Kami, masing - masing dengan wajah ceria menenteng tas plastik hitam belanjaan yang menggembung.