Â
Ice glacier Jokulsarlon populer semenjak lokasi ini dipilih untuk shooting film Hollywood terkenal. Antara lain Lara Croft Thomb Raiders dan salah satu film James Bond Die Another Day.
Saat shooting itu, Jokulsarlon belum dibuka untuk umum. Pemilik danau berpikir dan berinisiatif untuk  membukanya sebagai destinasi wisata publik.
Jokulsarlon langsung sukses secara bisnis maupun popularitas. Insting pemilik danau itu tepat, segera menangguk untung dan menciptakan lapangan kerja. Insting yang mungkin tidak didukung feasibility studi.
Dan sore itu, kami dari negeri nan jauh khatulistiwa, garis tengah belahan dunia, telah berada di sini di tepian laut utara. Berdiri di pinggir danau, mengagumi  bongkahan es yang terapung spektakuler sambil mengantri kapal Amphibi.
Ya, untuk menjelajah danau es ini pengunjung akan menunggang kapal Amphibi berkapasitas 25 orang.
Tak lama berbaris di alam nan sejuk ini amphibi itu datang. Merayap naik dari tepian danau. Rodanya yang besar terhuyung pelan ke daratan. Menuju dek kayu kecil yang dipergunakan  sebagai dermaga kering. 25 penumpang berompi pengaman orange turun dengan wajah berseri - seri. Ekspresi senang dan puas dengan pengalaman yang baru saja selesai dijalani, mengarungi ice glacier amazing.
Kini giliran kami berlayar di danau es 9 kilometer persegi itu. Satu persatu rombongan naik amphibi, bergabung dengan turis dari negara lain.
Sore itu kami dipandu Ariane. Seorang pelajar cantik asal Prancis. Setiap liburan musim panas, Ariane meninggalkan negerinya pergi ke Islandia untuk bekerja paruh waktu sebagai pemandu wisata danau Jokulsarlon.
Sore cerah. Amphibi pelan nyemplung ke danau es nan dingin. Rodanya lenyap di bawah permukaan. Tinggal bodi berujut perahu meluncur mengusung 25 orang wisatawan yang antusias. Amphibi blusukan menyelip diantara bongkahan es raksasa yang mengapung di danau. Es - es raksasa spektakuler dengan berbagai bentuk itu adalah pecahan es yang tumpah dari geyser di puncak bukit. Masuk ke dalam ceruk seluas 9 km persegi ini. Tumpahan itu akhirnya membentuk danau es ini.
Ariane yang cantik dan mungil ini menjelaskan kisah, dimensi, kedalaman dan hal lain terkait Jokulsarlon. Dengan fasih dan menarik, layaknya pemandu wisata profesional. Ringkas dan jelas.
Amphibi ini dikawal dari kejauhan oleh semacam kapal klotok kecil. Berjaga - jaga in case ada hal - hal darurat terjadi.
Tiba - tiba kapal klotok itu meluncur cepat mendekati amphibi. Apa yang terjadi? Ternyata crew klotok itu mengulurkan bongkahan es berbentuk artistik seberat sekitar 2 kg kepada Ariane.
Ariane yang berkostum hitam juga berambut hitam berurai mengangkat es biru kehijauan cemerlang itu ke udara. Menjelaskan berapa ribu tahun es ini telah berproses dan terbentuk.
Lalu menyerahkan kepada para pelancong untuk diedarkan. Es itu menjadi bintang foto. Dipeluk, diangkat, dicium, dielus sebagai bagian dari berbagai pose foto masing - masing para pelancong.
Sore cerah sejuk, amphibi pelan meluncur, menjelajahi gumpalan - gumpalan es terapung cemerlang.
Ya, Jokulsarlon memang unik dan menawan. Di musim panas minimal dua ribu orang setiap hari berwisata di sini.
Melewati beberapa rombongan wisatawan yang memilih bermain kano di danau daripada naik amphibi. Kayaknya permainan kano itu seru dan menantang, tapi pasti juga berisiko. Melewati beberapa anjing laut yang meriung bersantai di permukaan satu pulau es. Aman dan nyaman terbebas dari incaran Orca, paus pembunuh predator ganas saat di lautan. Kumpulan anjing laut itu seolah sedang berdiskusi makna kedamaian, dan ngomongin paus orca yang selalu memburu mereka. Bagaimana caranya membuat akta damai dengan makhluk raksasa pembunuh itu.
Dilingkungi perbukitan yang berpuncak es, wisata di danau Jokulsarlon menjadi pengalaman tak biasa. Langka, unik dan menyenangkan. Berwisata di sini membuat produksi endorfin, hormon kebahagiaan meningkat. Tersebab terpapar dan menghirup udara yang sehat segar bebas polusi, serta hati senang ceria menikmati keunikan Islandia yang berbeda lagi.
Usai sudah pengalaman langka beramphibi sekitar 45 menit di danau es populer ini.
Sore itu bus meninggalkan Jokulsarlon. Rombongan Islander tur nampak bergembira semua. Melintas jembatan cantik yang membelah pertemuan laut dan danau, sekali lagi menatap Jokulsarlon di kejauhan putih kebiruan yang mengesankan itu. Meresapi pertemuan yang pertama, dan mungkin juga yang terakhir.
  Â
     ***********
Dari Jokulsarlon kembali bus menempuh perjalanan epik. Menyusuri alam raya khas Islandia. Padang rumput menghijau kecoklatan, laut pasir kerikil hitam kelabu, jajaran pegunungan berselimut es di puncaknya. Sungai berkelok membelah artistik. Tak jemu saya menikmati panorama sekitar.
Sebelum kembali ke resort untuk menginap satu malam lagi, rombongan mampir di mall di pinggiran kota Vik. Mall ini berada di tepian laut, tak jauh dari pantai terkenal black sand beach.
Seperti perkiraan, barang - barang di mall ini bagus berkualitas. Namun harganyapun begitu tinggi. Barangkali mahalnya setara kalau kita belanja di Swiss atau London.
Sejenak melihat - lihat kulit imitasi beruang, rubah, rusa, menjangan dan berbagai handycraft khas Iceland lainnya. Saya keluar mall. Ingin melongok pantai attractive yang tadi sekilas terlihat.
Keluar mall, menyeberang parkiran, berdiri di ladang bunga. Di depan adalah  laut lepas. Gugusan karang hitam berbagai bentuk berdiri membeku di tepian pantai pasir hitam legam.
Di belakang adalah perbukitan menghijau. Di salah satu lereng, teronggok bangunan nyeni berdinding putih, beratap merah dengan menara tunggal. Gereja merah putih di lereng bukit itu begitu eye catching, menyita pandangan bagi siapapun yang berada di situ.
Kombinasi pantai pasir dan karang hitam, serta gereja merah putih di lereng bukit adalah kesenian alam yang akan terpateri dalam ingatan siapapun yang menikmati dan meresapinya.
Sore itu rombongan kembali ke resort. Bus meluncur dan mendaki, merayapi jalan berkelok. Resort di atas bukit nampak mungil putih cantik bertengger. Menyambut kami.
bersambung bagian terakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H