Amphibi ini dikawal dari kejauhan oleh semacam kapal klotok kecil. Berjaga - jaga in case ada hal - hal darurat terjadi.
Tiba - tiba kapal klotok itu meluncur cepat mendekati amphibi. Apa yang terjadi? Ternyata crew klotok itu mengulurkan bongkahan es berbentuk artistik seberat sekitar 2 kg kepada Ariane.
Ariane yang berkostum hitam juga berambut hitam berurai mengangkat es biru kehijauan cemerlang itu ke udara. Menjelaskan berapa ribu tahun es ini telah berproses dan terbentuk.
Lalu menyerahkan kepada para pelancong untuk diedarkan. Es itu menjadi bintang foto. Dipeluk, diangkat, dicium, dielus sebagai bagian dari berbagai pose foto masing - masing para pelancong.
Sore cerah sejuk, amphibi pelan meluncur, menjelajahi gumpalan - gumpalan es terapung cemerlang.
Ya, Jokulsarlon memang unik dan menawan. Di musim panas minimal dua ribu orang setiap hari berwisata di sini.
Melewati beberapa rombongan wisatawan yang memilih bermain kano di danau daripada naik amphibi. Kayaknya permainan kano itu seru dan menantang, tapi pasti juga berisiko. Melewati beberapa anjing laut yang meriung bersantai di permukaan satu pulau es. Aman dan nyaman terbebas dari incaran Orca, paus pembunuh predator ganas saat di lautan. Kumpulan anjing laut itu seolah sedang berdiskusi makna kedamaian, dan ngomongin paus orca yang selalu memburu mereka. Bagaimana caranya membuat akta damai dengan makhluk raksasa pembunuh itu.
Dilingkungi perbukitan yang berpuncak es, wisata di danau Jokulsarlon menjadi pengalaman tak biasa. Langka, unik dan menyenangkan. Berwisata di sini membuat produksi endorfin, hormon kebahagiaan meningkat. Tersebab terpapar dan menghirup udara yang sehat segar bebas polusi, serta hati senang ceria menikmati keunikan Islandia yang berbeda lagi.
Usai sudah pengalaman langka beramphibi sekitar 45 menit di danau es populer ini.
Sore itu bus meninggalkan Jokulsarlon. Rombongan Islander tur nampak bergembira semua. Melintas jembatan cantik yang membelah pertemuan laut dan danau, sekali lagi menatap Jokulsarlon di kejauhan putih kebiruan yang mengesankan itu. Meresapi pertemuan yang pertama, dan mungkin juga yang terakhir.
  Â
     ***********
Dari Jokulsarlon kembali bus menempuh perjalanan epik. Menyusuri alam raya khas Islandia. Padang rumput menghijau kecoklatan, laut pasir kerikil hitam kelabu, jajaran pegunungan berselimut es di puncaknya. Sungai berkelok membelah artistik. Tak jemu saya menikmati panorama sekitar.