Namun apabila setelah beberapa hari, burung gagak yang dilepas tidak kembali lagi, maka niscaya kapal sudah mendekati daratan baru.
Dalam pelayaran itu, saat mendekati Islandia, burung gagak yang dilepas Floki tidak kembali. Daratan sudah dekat.
Akhirnya kapal Floki mendarat di pantai perairan dekat Reykjavik, ibukota Islandia saat ini.
Floki tidak hanya menemukan Islandia, namun dia pula yang seolah memberi nama pulau ini sebagai Iceland, negeri Es.
Floki mukim di sekitar Reykjavik sampai musim dingin tiba. Saat gumpalan dan badai es melanda kawasan itu. Hidup di tengah badai es dan salju yang teramat dingin, Floki tak mampu bertahan. Akhirnya memutuskan berlayar kembali ke tempat asalnya. Di daratan Eropa utara.
Sampai di tempat asalnya, Floki bercerita kalau dia telah menemukan suatu daratan indah yang penuh es atau Iceland. Dia berteriak - teriak seperti orang linglung sambil menunjuk ke utara, Iceland .... Iceland.... Iceland.
Jadilah Iceland menjadi nama yang disematkan di negara itu hingga sekarang.
Mendekati Reykjavik, Sinyo menutup cerita. Islandia adalah salah satu sedikit negara yang tidak memiliki tentara. Dan polisinya pun sangat sedikit. Kita akan jarang sekali melihat polisi berada di sepanjang jalan.
Memasuki kota, hujan mereda. Hanya jutaan rintik bagai tirai air menyelubungi kota yang sepi.
Kami memasuki ibukota, menyusuri jalan di garis pantainya yang memanjang. Disana, horizon laut lepas bertemu dengan gugusan pegunungan kelabu misterius. Awan putih keabuan mengambang di udara. Sungguh bak lukisan.
Menengok ke kiri nampak puncak gereja, bangunan tertinggi dan ikon Reykjavik itu menjulang. Arsitekturnya meniru tumpahan lava yang meluap ke kiri dan ke kanan.
Alhamdulillah, akhirnya sampai juga ke negeri pencinta damai ini. Yang memiliki semboyan, kebahagiaan yang sempurna adalah membahagiakan orang lain.