Â
Gunung Merapi memiliki berbagai wajah dan perangai. Gunung berapi aktif ini acap meletus dengan berbagai magnitute. Letusan penyebar bencana. Namun diiringi dengan anugerah, berkah bagi masyarakat sekitarnya.
Menebar abu kesuburan, mengirim basirkil (batu, pasir, kerikil) dalam jumlah sangat besar. Yang akan ditambang dan diangkut ratusan truk disaat Merapi sudah tenang dan lerem. Basirkil yang menjadi material utama untuk segala macam pembangunan.
Gunung Merapi seperti manusia. Memiliki sisi terang dan sudut gelap bagi liyan.
Perut gunung, selain menyimpan magma sangat panas juga sebagai rongga telaga penampung air bersih melimpah. Air hujan dari langit masuk perut gunung. Tersaring bebatuan dan berbagai kristal menjadikannya jernih, segar dan sehat.
Lalu muncrat kembali ke permukaan melalui mata air. Mengalir berbentuk sungai. Sumber Alam untuk irigasi pertanian dan kebutuhan penghidupan masyarakat lainnya. Wilayah sekitar Merapi menjadi subur dan penduduknya berkecukupan dengan berladang dan bertani.
Merapi memang memiliki berbagai wajah dan perangai. Setiap pagi ke sekolah mengontel sepeda pelan, saya mengagumi gunung sangar spektakuler karya Tuhan yang menjulang di depanku, jauh disana.
Tiga tahun di SMP TanPabrik adalah masa mulai mengenal berbagai hal baru. Melalui sekolahan dan juga pergaulan. Pembelajaran masa remaja di kota kecil ini menumbuhkan berbagai khayal dan harapan masa depan.
Mendapatkan pembelajaran dari banyak guru yang membuka dan memperluas wawasan. Dan bergaul dengan banyak teman baru dari berbagai latar belakang lingkungan, membuka cakrawala realitas hidup. Yang ternyata tidak sederhana.
Di masa SMP ini, dengan teman baru mulai mengenal dan menikmati genre musik baru. Yaitu Rock. Yang sebelumnya tak pernah terdengar.
Musik rock yang kala itu oleh majalah musik mainstream Aktuil terbitan Bandung, disebut musik Underground, bawah tanah. Disebut juga Rock keras atau Hard Rock.