Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Reunian dan Pelancongan Yogya - Solo #10

24 Agustus 2022   09:09 Diperbarui: 25 Agustus 2022   05:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Delanggu adalah takdir kelahiran. Barangkali juga nantinya akan menjadi takdir pengakhiranku.

Tentu saya mengenal Rojolele sejak dari kecil. Orang tua adalah petani, pengolah dan juga pedagang padi dan beras. Masa kecil akrab dengan Rojolele dan berbagai jenis beras lainnya.

Karena sering mengikuti dan terlibat mengolah sawah dan produksi beras. Proses sejak dari ngluku dan nggaru yang sering harus dibantu alat bajak yang ditarik satu atau dua ekor Kerbau. Yaitu mengolah tanah persawahan sebelum ditanam bibit. Lalu proses Nandur, yaitu menanam benih padi. Ngileke banyu atau mengairi. Kemudian matun yaitu mengambil tanaman kecil, gulma seperti enceng gondok, suket teki dkk musuh - musuh tanaman padi.

Tahap Ngrabuk atau memupuk tanaman berupa campuran pupuk kandang dengan pupuk olahan kimia. Nunggu dan Medeni yaitu menakuti burung yang berdatangan saat padi mulai merunduk dan menguning. Dengan memedi, boneka - boneka besar yang diberi pakaian seperti petani. Memeden itu ditusuk bambu lentur dan ditanam berderet di sepanjang sawah. Masing - masing bambu dihubungkan dengan tali tampar panjang sampai di gubug. Gubug sendiri adalah gazebo kecil beratap ilalang temporer, yang dibangun di sawah.

Masih teringat saat ribuan burung emprit atau pipit berdatangan. Dari gubug, saya menarik tali memeden maju mundur. Boneka - boneka sawah itu akan bergerak ke kiri ke kanan. Ribuan emprit predator padi itu kaget dan akan terbang kembali ke udara. Pindah mencari sawah yang lemah penjagaannya.

Sensasi kelepak sayap hitam ribuan emprit yang terbang bersamaan itu tak kan terlupa. Seperti ribuan anak panah yang melayang diatas hamparan luas padi menguning.

Juga teringat saat hama Tikus menyerang. Ikut rame - rame dengan puluhan petani dan penggarap berburu. Meneliti dan mengorek setiap lobang. Dan menemukan goa di bawah sawah, tempat ratusan Tikus bersarang. Yah pagi itu, ratusan Tikus menjadi kurban. Bahkan menjadi lauk gorengan.

Kemudian wiwit, yaitu selamatan dengan tumpeng kecil disawah. Sebagai sesaji, ucapan terima kasih kepada dewi Sri sang pemberi kesuburan. Tumpeng lancip nasi putih kecil itu dilengkapi satu telor rebus ayam kampung, gudangan, gereh pethek dan bubuk kedelai sebagai topping dari setiap pincuk mini nasi komplit lauk yang dibagikan. Pincuk nasi porsi kecil yang sangat enak dibagi kepada anak - anak yang datang. Seusai doa bersama di pematang, galengan.

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Dan terakhir proses panen. Berita panenan akan tersebar di seantero desa melalui gethok tular, berita dari mulut ke mulut. Besok pak A akan panen sawah yang disana. Maka di hari H, ibu - ibu di desa itu akan terjun di sawah sebagai penderep. Yaitu ikut memanen padi yang dipotong dengan ani - ani, yaitu sebutan untuk pisau tajam kecil yang dijepit kayu. Puluhan ibu - Ibu penderep itu akan menerima bagi hasil dengan persentase tertentu dari hasil derepannya. Saya sering ikut mengawasi disawah, dan menghitung bagi hasilnya di rumah.

Setelah panen, kemudian tahap pengolahan, dari padi menjadi beras. Setelah menghasilkan beras awal, kemudian pengolahan lanjutan. Memproses beras biasa menjadi beras putih. Yang akhirnya bulir - bulir tajam oval di kedua sisi beras putih itu berkilat - kilat bak timbunan ribuan mutiara menawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun