Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reunian dan Pelancongan Yogya - Solo #5

4 Agustus 2022   08:36 Diperbarui: 4 Agustus 2022   09:32 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi hari setelah senam dan olah raga. Duduk di kanstin pembatas jalan, depan perpustakaan pusat di area sekitar cemara tujuh. Bersama teman - teman seangkatan FE.

Hari ke dua reunian akbar, diawali dengan senam pagi bersama di halaman kantor pusat sisi selatan. Usai senam pagi, peserta sarapan bersama dengan menu makanan khas Yogya yang digelar di meja - meja bertenda. Ada nasi gudeg, nasi pecel dsb.

Duduk di kanstin menyantap nasi gudeg dibungkus daun pisang, dilapisi kertas koran. Makanan khas yang terasa sangat enak pagi itu. Dengan lauknya yang terenak, yakni kebersamaan, sensasi dan kenangan. Makan nasi gudeg Yogya di cemara tujuh, ngglesot di aspal bersama para teman lama yang bergembira ria adalah peristiwa langka. Entah kapan bisa berulang lagi. Kebersamaan sepagi ini, yang sudah penuh dengan canda. Cemara tujuh meriah dengan wajah - wajah cerah.

Outfit warna putih kombinasi orange adalah warna FE. Teman seangkatan dari fakultas lain mengenakan kaos yang sama, dengan warna berbeda - beda.  Biru, hijau, coklat, keunguan, kekuningan, merah muda, merah maron, dsb.

Pagi itu cemara tujuh seolah kejatuhan pelangi. Kumpulan lansia dengan spirit mahasiswa, berkaos warna warni. Semarak.

Memandangi bunga - bunga dan ksatria FE yang masih tampil segar dan bijaksana, di usia merangkak senja. Raut wajah dewasa dan matang yang  menunjukan saratnya pengalaman, telah mengarungi berbagai gelombang kehidupan, suka duka. Ya, 45 tahun tlah berlalu dan dijalani. Larut dalam kegiatan pagi ini disini memantik memori dan berbagai nostalgi.  Membawa pikiran melayang, balik ke masa silam berpuluh - puluh tahun lalu.

Duduk santai menyantap gudeg kerecek, memandangi cemara tujuh versi baru, ikon UGM. Memori kampus biru 45 tahun lalu itu berjejal - jejal, antri untuk dikenang.
Mengingat kembali, kebersamaan dan aktivitas yang pernah kita lakukan masa itu.

Teringat, suatu hari minggu pagi yang cerah. Puluhan mahasiswa FE telah berkumpul di Balairung bersepeda ontel jadul. Hari itu, hampir sehari penuh sekitar 50 peserta rame - rame bersepeda. Start dari gedung Pusat. Menerabas rute biasa dan pedesaan menuju candi Prambanan dan sekitarnya. Bambang Stick dengan tongkatnya, tak ketinggalan ikut pula. Dibonceng salah satu teman.


Dokpri
Dokpri
Bersepeda melewati area persawahan, tegalan, dataran tinggi, pedesaan, menyusuri sungai  yang aliran airnya masih jernih. Akhirnya setelah kelelahan diterpa matahari siang, sampai juga di Prambanan. Komplek candi hindu mempesona, terbesar di dunia. Candi Shiwa, Brahma, Wisnu dengan struktur susunan batu andesit berwarna hitam pekat. Runcing mempesona.

Hari itu wajah - wajah polos berambut gondrong, berpostur kurus dan nona - nona cantik FE memadu kebersamaan, kegembiraan dan persahabatan wesbar, nggowes bareng. Sungguh kebersamaan tak terlupakan. Mungkin ada yang masih menyimpan foto - fotonya?

Kenangan itu melintas pagi ini, berkelebat seperti slide show, hitam - putih.

Teringat pula, diawal - awal kuliah. Betapa banyak kisah asmara berkelanjutan, juga cinta wurung terjadi. Saling taksir, atau ada yang naksir yang ditaksir tidak paham. Romantika taksir - taksiran diantara teman seangkatan. Menjadikan banyak peristiwa dan cerita lucu. Juga sedih, juga happy ending. Banyak pula cerita mengkal, tanggung tak jelas juntrungannya. Namanya juga asmara kampus. Tak ada rumus bakunya.

Periode 70 an akhir di kampus biru, selain fakultas Kedokteran Gigi dan Psikologi, fakultas Ekonomi memang sohor  tempatnya mahasiswi yang cakep - cakep. Diantara 250 mahasiswa baru FE, sekitar 100 an adalah mahasiswi.

Apa yang bisa kukenang sekarang?

Ya tentang nama. Banyak teman mahasiswi seangkatan dengan nama pendek berhurup dobel N atau NN. Ninik, Nana, Neni, Nanuk, Nining, siapa lagi ya. Selain Nanuk yang lagi menghadiri wisuda putrinya di Glasgow Inggris, NN yang lain ikut hadir pagi ini disini dengan wajah segar dan sumringah.

Apalagi kenangan yang mesti dikenang?

Ya ada yang teringat. Kala itu, ada kebiasaan kita memirip - miripkan seseorang dengan bintang film atau bintang televisi terkenal.

Tak terkecuali angkatanku. Memang ada yang mirip. Teman seangkatan FE, beroman muka  memper Rafika Duri, Andi Meriem, Jatu Parmawati, Yetty Oktavia, Yenny Rahman, Rae Sita, Lenny Marlina. Bahkan mirip Elvy Sukaesih.

Mahasiswanya dimemperkan dengan Roy Marten, Rano Karno, Cok Simbara, Deddy Dores, Ebiet G Ade. Juga Rhoma Irama.

Ya begitulah, kita yang berada dimasa setengah dewasa setengah remaja.

Pagi itu memori itu terlintas begitu saja, tersulut tempat dan suasana.

Dan masih banyak lagi diorama masa lalu berkelebatan.

Dari kegiatan perkuliahan, kesenian, olah raga, acara debat, pengajian. Sampai petualangan mendaki gunung dan merepih alam.

Dokpri
Dokpri
 

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun