Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan Sang Adipati

24 Desember 2021   22:46 Diperbarui: 24 Maret 2022   08:45 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diterangi sinar Rembulan yang mulai nampak sepotong, juru gambar dengan sebatang ranting menggurat menulisi pasir di depan pamannya.

Engkau, Keinginan, Sejarah.

Sejarah, Keinginan, Engkau

Tiba - tiba juru gambar tersenyum kecil. Percik pemahaman terpampang di layar monitor nalarnya. Pasti tampilan lukisan sang Adipati adalah bersangkut paut dengan keinginan tersembunyi masa lalunya. Berhubungan dengan sejarah yang tersangkut dalam cerita perjalanan hidupnya.

Menatap pamannya, juru gambar ke tiga bergumam, saya mulai memahami maksud Kyai nyleneh itu. Pamannya balas menatap... tak paham. 


Ah Kyai Qreda yang suka berteka teki. Ternyata benar sampeyan cerdas. Mudah - mudahan aku tak salah menafsir petuahmu, juru gambar bergumam.

       **********
Sluman slumun slamet, beberapa hari kemudian juru gambar berhasil mencari, mendekati dan berteman dengan sahabat akrab Adipati dari sejak kecil hingga sekarang. Dengan gaya pewawancara elegan, juru gambar ke tiga mengorek masa kecil, masa remaja dan masa dewasa sang Adipati tanpa mesti banyak bertanya.

Cerita panjang lebar sahabat Adipati yang berbangga dengan persahabatannya dengan penguasa wilayah itu membuat rem wicaranya blong. Juru gambar ke tiga menangguk berbagai informasi yang memberikan pengetahuan, bahkan pemahaman sejarah masa lalu sang Adipati.

Juru gambar menarik kesimpulan meyakinkan. Pasti lukisan pesanan itu harus mewakili citra apa yang diinginkan sang Adipati. Walau keinginan itu tak pernah terucapkan. Karena keinginan hakiki itu sering menjadi hal tersembunyi, bahkan disembunyikan.

Juru gambar ke tiga lalu mereka - reka, kira - kira sosok Adipati seperti apa yang mesti digambarkan.

Memahami nasihat Kyai Q, juru gambar ke tiga menggumam, Pantas saja dua pelukis sebelumnya mendapat apes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun