Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris Kontra Jerman, Laga Mega Classico

29 Juni 2021   20:31 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:29 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagi tim Three Lions Inggris, skuad Der Panzer adalah ganjalan dan ancaman. Entah berapa kali sudah sejak laga final kontroversial piala dunia 1966, tim negara otomotif itu menjelma karma, menjadi benteng penghalang. Mempecundangi negeri monarki itu untuk melangkah lebih jauh.

Kini di enam belas besar Euro 2020, Inggris harus sudah bersua musuh bebuyutannya, Jerman. Laga ini tentu bakal berlangsung ketat dan sulit. Nasib pun susah ditebak, kemana akan menggulir.

Apalagi kontra ini berlangsung di Wembley London. Stadion yang menyimpan kenangan emosional bagi kedua tim.
Pertarungan Inggris versus Jerman selalu disertai bumbu memori dan kisah masa lalu. Ramai dibicarakan dan menyedot perhatian publik bola sedunia.

Kalau di La Liga Spanyol ada istilah El Classico. Yaitu saat ketika tim klub Barcelona bertemu melawan Real Madrid. Tak pelak laga internasional Inggris melawan Jerman ini bisa disebut juga sebagai laga Mega Classico. Pertarungan emosional sarat cerita, persaingan sengit yang bermakna pembelajaran bagi keduanya.

Pertarungan ini juga memiliki arti khusus bagi pelatih kedua kesebelasan, Gareth Southgate dan Joachim Loew.

Ini adalah pertarungan bergengsi Loew yang terakhir dalam masa kepemimpinannya yang panjang, selama 15 tahun di timnas Jerman. Loew menggantikan mentornya Jurgen Clinsman dari tahun 2006. Walau sebenarnya kontraknya baru akan habis tahun 2022, tapi Loew berniat mengundurkan diri di musim panas tahun ini. Sebentar lagi usai menjalani laga Euro 2020, tongkat estafet pelatih akan diserahkan kepada Hansi Flick, mantan pelatih Bayern Munchen.

Loew pasti berusaha keras menuliskan ending story hebat bagi dirinya bersama Jerman.

Kepiawaian Loew sebagai pelatih hebat tak terbantahkan. Loew lah yang pada 2014 membuat seluruh Brazil, negeri bola itu menangis berduka. Ketika pada semi final piala dunia 2014 mempermalukan Brazil di kandangnya sendiri. Jerman menumpas Brazil dengan angka telak 7 - 1. Membuat Brazil menuai reputasi terburuk sebagai negeri bola yang disegani.

Kemudian di partai final piala dunia, di stadion Maracana Rio De Janeiro Brazil, Jerman menumbangkan Argentina raksasa bola Amerika Latin lainnya. Sang jawara Lionel Messi dkk dibuat menyerah. Di Brazil itulah Jerman mengangkat piala dunia nya yang ke empat.

Hari ini Loew pelatih berstandar tinggi ini tentu ingin menorehkan cerita akhir luar biasa. Merancang segala cara untuk membuat langit London rubuh. Membabat timnas Inggris di rumahnya sendiri, di Wembley London.

Der Panzer akan berderam, berderap menggilas sesuai instruksinya.

London Eye, London
London Eye, London
 Kemudian bagi pelatih Inggris Gareth Southgate, Wembley adalah trauma dan mimpi buruk masa lalu yang melukai tak hilang hingga sekarang. Saat masih berpredikat sebagai pemain timnas Inggris, Southgate dipermalukan Jerman di stadion Wembley di depan publiknya sendiri.
Pada semi final piala Eropa 1996, Inggris bertemu Jerman di lapangan megah London ini. Pertarungan sengit bertahan imbang sampai peluit akhir perpanjangan. Harus disusul babak adu pinalti untuk menentukan kemenangan. Southgate salah satu eksekutor tim Inggris.

Di sinilah di Wembley, Southgate menuai trauma buruk itu. Inggris batal ke final, kalah karena Southgate satu satunya eksekutor Inggris yang gagal menjebol gawang Jerman.

Hari ini ironi itu akan sempurna dengan kehadiran kiper Jerman yang menggagalkan tendangan Southgate. Kiper itu kini menjadi asisten Joachim Loew, dan ikut hadir malam nanti di Wembley.

Di Bok crew kedua tim yang berdekatan, Southgate eksekutor yang gagal dan kiper Jerman yang sukses itu akan bertemu. Bertatapan dan mungkin juga akan bersalaman.

Akankah pertemuan itu kembali membuka trauma luka Southgate dan mempengaruhi jalannya pertandingan?

Secara psikologis, bisa saja trauma buruk masa lalu justru menjadi motivasi besar bagi Southgate untuk menghapuskan selamanya. Dengan cara mengalahkan tim Jerman disini, di Wembley. Kemudian motivasi kuat untuk mengalahkan itu melahirkan Strategi jitu bagaimana membuat Jerman tak berdaya.

Pasti malam nanti Southgate akan tertekan di rumahnya sendiri. Tergantung bagaimana ia menyikapinya. Tekanan itu bisa berdampak negatif, namun juga bisa berpengaruh positif untuk mengerahkan segala kemampuan. Semua tergantung Emotional Inteligent Southgate sang pelatih, yang akan berpengaruh kepada kualitas permainan anak asuhnya.

Kedua timnas yang sama-sama memiliki kostum kebesaran berwarna putih itu kita semua tahu merupakan negara negara paling makmur dan paling maju. Negara negara yang melahirkan orang orang hebat level dunia. Keduanya juga produsen otomotif yang digandrungi seluruh dunia. Inggris dengan Rolls Royce, Jaguar, Aston Martin, Land Rover dll. Jerman dengan Mercy, BMW, Audi, VW dll.

Karakter produk produk otomotif itu seolah tercermin dalam materi skuad timnas masing masing kesebelasan. Yaitu Kemewahan, kecepatan dan keamanan. Mereka adalah tim dengan materi pemain pemain top berbayar mahal dengan skill dan stamina luar biasa. Serta memiliki kemampuan mengontrol diri agar aman dari jeratan kartu kuning atau kartu merah.

Walau catatan keduanya selama babak grup tidak terlalu impresif, malam ini mereka pasti akan berubah dilaga gugur yang krusial ini.

Di babak grup, Inggris menang dua kali dengan skor tipis mengalahkan Kroasia dan Ceko. Serta berakhir imbang sekali ketika bertemu Skotlandia.

Sedangkan Jerman menuai kekalahan sekali saat melawan Prancis. Jerman menang sekali mengalahkan Portugal dan sekali imbang ketika berjumpa Hungaria.

Dalam tiga kali pertandingan, Inggris hanya mencetak gol dua kali. Gol itu diborong Raheem Sterling pemain Manchester City. Sedangkan Jerman telah mencetak tujuh gol. Empat gol ke gawang Portugal, dua gol ke mistar Hungaria. Dan satu gol ke gawang sendiri, gol bunuh diri ketika bertemu Prancis.

Harry Kane sang kapten dan Raheem Sterling tentu akan menjadi starter andalan Inggris. Akan lebih lengkap jika Marcus Rashford striker Manchester United juga ikut menjadi starter. Selama ini Rashford selalu diturunkan di penghujung laga. Saat turun bersamaan, tiga penyerang ini akan menjadi trio berbahaya yang memiliki kemampuan besar untuk merobek gawang Jerman.

Manuel Neuer, kapten Jerman adalah benteng penjaga mistar yang sulit ditembus. Tubuhnya yang tinggi besar seolah memenuhi seluruh gawang. Wajahnya sangar intimidatif, membuat keder setiap penyerang. Neuer akan mati matian bekerja keras kalau perlu kasar untuk menyelamatkan kubu Jerman.

Lalu di lini depan, striker senior Muller tetap menjadi andalan. Akan berpasangan dengan Kai Havertz penyerang muda yang tengah bersinar.

Kai adalah penyerang klub Chelsea yang saat ini sedang naik daun. Kai pulalah yang pada final Liga Champion belum lama ini telah memupuskan impian Manchester City yang dilatih pelatih istimewa Pep Guardiola. Manchester City gagal mengangkat piala liga champion pertamanya gara gara Kai. Kai mencetak gol semata wayang ke gawang yang membuat kubu City kecewa berat kehilangan kesempatan emas. Kai membawa Chelsea klubnya menjuarai liga Champion 2020.

Battle of Britain masa lalu saat perang dunia kedua, antara Inggris yang dipimpin Winston Churchill dan Jerman yang dimobilisir Adolf Hitler dimenangkan Inggris. Akankah sejarah kemenangan masa lalu itu kembali terulang hari ini, di Wembley?

Para pengamat mengatakan kansnya adalah fifty - fifty. Kedua tim selama Euro 2020 ini belum tampil sempurna. Tentunya pertarungan emosional malam  ini akan menuntut semua pemain mengerahkan kemampuannya untuk menang. Pertarungan dengan emosi dan tensi berbeda.

Kunci kemenangan Inggris dalam laga ini adalah kejutan dan kecepatan. Gol Inggris di babak babak awal akan sangat menentukan untuk memperoleh kemenangan.

Apabila babak pertama Kane Cs belum juga mencetak gol, maka Inggris dalam bahaya. Disiplin dan ketangguhan tim Panzer Jerman adalah mesin diesel yang akan semakin panas menggilasnya.

Malam ini kita akan menyaksikan laga menarik, emosional dan memorial. Mampukah tiga Singa mengaum di kandang, mencabik panser Jerman?

Selamat menyaksikan.


Sungai Thames, Big Ben, Parliament Building, London
Sungai Thames, Big Ben, Parliament Building, London
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun