Wayang berasal dari kata bayangan. Karena pertunjukan wayang dilakukan dibalik layar atau kelir. Disorot dengan blencong atau lampu minyak. Para penikmat wayang dulu kala menonton bayangan gerakan dan jejeran karakter wayang dari balik layar.
Namun berbeda dengan wayang kulit masa kini, nonton dibelakang dalang lebih seru dan syur dibanding nonton dibelakang kelir. Kerna improvisasi dalang modern sering menghadirkan bintang bintang tamu menarik yang hanya bisa dilihat dari depan.
Selain berarti bayangan, wayang kulit bisa juga bermakna sebagai Ma Hyang atau perjalanan spiritual. Memang pertunjukan wayang kulit sarat dengan petuah dan ajaran spiritualitas dan kerohanian yang diwedar ki dalang.
Dengan nonton wayang awak mulai mendengar dan sedikit memahami istilah Wisdom kebijakan yang diajarkan dunia pewayangan. Seperti ; Mamayu Hayuning Bawana, ikut melestarikan dan memperindah bumi yang indah ayu. Sing nandur ngunduh, yang menabur akan memanen. Ngalah iku luhur wekasane, mengalah akan berakhir baik. Suradira jayaningrat lebur dining pangastuti, kekuatan dan kekuasaan batil akan sirna dengan perilaku baik. Ojo Adigang Adigung Adiguna, jangan mentang mentang kuat kuasa dan pintar. Sing salah seleh, yang salah suatu saat akan kalah dan mengakui. Dst dsb.
Tahun 2003, UNESCO mengakui keunikan dan keindahan seni pewayangan serta menetapkan wayang kulit sebagai Nations Heritage. Warisan budaya dunia. Wayang kulit disebut sebagai Masterpiece Of Oral And Intangible Heritage Of Humanity. World Class Award untuk seni asli Nusantara, sangat membanggakan.
Tiba tiba ada yang menjawil, tersadar dari nostalgi jiwa. Utam sang guide mengajak melanjutkan menyusuri deretan wayang. Utam berjalan sambil terus bicara. Pemandu itu seolah kamus berjalan tentang dunia pewayangan. Mas Hadi terkagum kagum dengan luasnya kekayaan khazanah kisah pewayangan. Awak merefresh semua cerita wayang yang disampaikan Utam. Kembali paham, karena semua cerita itu pernah nonton pagelarannya waktu kecil.
Sampailah kami di depan wayang Mintaraga atau begawan Ciptaning. Mintaraga adalah perwujudan Arjuna sedang bertapa. Rambutnya hitam lebat, dibiarkan panjang bergelombang terurai.
Utam bercerita ringkas kisah Mintaraga. Awak pasti bisa bercerita lebih panjang dan detil tentang cerita epik Mintaraga dibanding Utam.
Syahdan,
Pada masa keprihatinan Pandawa, menjalani pembuangan 12 tahun gara gara kalah judi, diperdaya Korawa yang diotaki patih Sengkuni. Arjuna anak ketiga atau penengah Pandawa bertekad meraih kembali dan menemukan jalan untuk kebangkitan Pandawa yang sedang terpuruk.
Arjuna bertapa di Indrakila, gunung yang berkilau. Semedi gentur, berjuluk Mintaraga yaitu jiwa yang terpisah dari raga. Atau bagawan Ciptaning, diri yang hening mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Arjuna bertapa tidak hanya membatasi makan minum dan tidur tetapi juga harus tahan menghadapi godaan empat nafsu yang bersemayam pada setiap manusia. Tetap bertapa walau digoda tujuh bidadari cantik dari Kahyangan.